Saat dibawa dengan cara seperti itu, tentu Yan Yiren merasa takut dan berusaha memberontak. Sayangnya tubuh kecilnya tidak mampu memberikan perlawanan yang berguna.
Para pengawal juga seakan tidak mendengar teriakan Yan Yiren. Mereka hanya ingin secepatnya membawa Yan Yiren masuk ke rumah utama milik Tuannya. Mereka juga tidak memberi waktu Yan Yiren untuk mengamati sekitar. Yan Yiren dibawa langsung ke lantai dua.
"Tok tok tok!" Pengawal mengetuk pintu dengan sopan. Dengan begitu Yan Yiren menyadari bahwa orang di dalam ruangan itu adalah atasan para pengawal ini.
"Masuk!"
Lantaran pintu itu sangat tebal, suara lelaki itu tidak terdengar jelas.
Suaranya terdengar seperti orang tua, dan terdengar berat...
Yan Yiren merasa langkahnya sangat berat, seperti dirinya hanya bisa diam di tempat dan tidak bisa bergerak.
Pengawal mendorong Yan Yiren. Ketika Yan Yiren tidak bergerak, salah seorang pengawal itu berbisik dengan nada memaksa, "Apa yang kau tunggu, cepat jalan!"
Tidak peduli Yan Yiren bersedia atau tidak, pengawal itu sekuat tenaga mendorong Yan Yiren.
Ketika pintu ruangan itu terbuka, yang terlihat adalah dekorasi yang mewah dan megah.
Sejak hari ini, penglihatannya terus mendapatkan sesuatu yang baru dan asing.
Saat datang ke rumah perempuan gila tadi, ia kira itu rumah yang sudah cukup mewah. Lalu ketika ke rumah Wei Wei, rumah perempuan gila itu malah tidak ada apa-apanya dibanding rumah Wei Wei.
Sekarang, rumah pemimpin tanah ini benar-benar lebih dari kedua rumah tadi.
Rumah ini bukan yang paling mewah, melainkan yang lebih megah.
Selama perjalanan tadi, ia mengamati di sepanjang jalan hanya ada orang-orang berpakaian hitam sedang berpatroli. Tempat ini seolah-olah tidak ada penduduk lain selain orang-orang ini.
Sepertinya, ini wilayah kekuasaan mereka. Oh bukan, lebih tepatnya tempat ini adalah wilayah kekuasaan lelaki di depan Yan Yiren itu.
Lelaki itu menduduki meja kerjanya. Kaki panjangnya menyentuh tanah dan di tangannya tampak sedang menjepit cerutu. Ia menghembuskan asap cerutu yang putih dan lembut.
Asap itu mengambang di udara.
Lelaki itu membelakangi cahaya dan sulit untuk melihat wajahnya dari sudut pandang Yan Yiren. Pemandangan yang nampak jelas hanya kemeja gelap dan celana hitam. Penampilannya menyiratkan karakternya.
Aura orang ini tentu tidak bisa dianggap enteng!
Pengawal yang ada membawa Yan Yiren seketika menunduk hormat, "Tuan Muda, ini orangnya!"
"Oh!" Si Tuan Muda hanya merespon sekenanya.
Mendengar itu, ia pikir selama ini hanya suara Ji Hanjiang saja yang terdengar menarik hati. Sedangkan orang ini, walaupun hanya satu kata, tapi terdengar sangat seksi!
Jangan-jangan, akhir-akhir ini kelas sosial orang jahat semakin tinggi?
Contohnya, kelas suara. Terdengar menggoda dan seksi.
Sibuk dengan pikirannya sendiri, Yan Yiren baru sadar kalau lelaki itu sudah berbalik badan. Wajah tampan dan mengesankan muncul dalam pandangan Yan Yiren.
Sedangkan bola mata pria itu seperti buah persik, menatap dalam-dalam bentuk wajah Yan Yiren. Mata indah itu memperhatikan Yan Yiren sambil melipat bibir tipisnya.
"Siapa kau?" Yan Yiren berani membuka pembicaraan terlebih dahulu. Dalam ucapan itu juga terdengar suara Yan Yiren yang bernada marah.
Lelaki itu mengangkat cerutunya lalu mengencangkan bibirnya. Kedua tangannya terlipat di depan dadanya. Pose angkuh itu diiringi dengan tatapan kejam dari matanya.
"Bajingan! Matamu lihat kemana?!" Yan Yiren risih karena lelaki itu menatap ke bagian yang tidak seharusnya lelaki itu lihat.
"Kurang ajar!" Seorang pengawal menarik kedua tangan Yan Yiren dan menahan tangannya di belakang punggung.
Yan Yiren membalasnya dengan emosi yang lebih tinggi, "Yang kurang ajar itu kalian! Sembarangan menculikku kesini. Kalian tidak punya hati?!"
Lelaki itu seperti mendengar lelucon lucu dari ucapannya. Ia hanya menyeringai sambil bersedekap.
Pengawal membawa Yan Yiren maju menghampirinya.
"Jadi kau yang menginjak Feibi?" tanya Chu Huaijin, nama lelaki penguasa tempat ini.
'Feibi? Nama itu lagi! Siapa yang bisa menjelaskan siapa itu Feibi?! Kapan dia menginjak Feibi itu?!' Pikir Yan Yiren.
Chu Huaijin mencubit dagu Yan Yiren kuat-kuat. Ia tolehkan wajah gadis itu ke kanan dan ke kiri, lalu ia menghirup asap cerutu dan menghembuskan asap itu ke wajah Yan Yiren. Perlakuannya pada wajah Yan Yiren seperti sedang melihat barang.
Kemudian ia mengomentari wajah Yan Yiren, "Wajah yang cantik. Tapi hatinya? Kita harus mengeceknya dulu baru bisa tau." Ucapan Chu Huaijin sambil menatap ke dada Yan Yiren.
Matanya membawa ekspresi tersenyum, tapi malah membuat Yan Yiren merasa kaku.