Kehilangan Yan Yiren tentu membuat orang seperti Ji Hanjiang berusaha mencarinya ke seluruh Ningcheng. Sayangnya, pencariannya masih belum menunjukkan jejak Yan Yiren sampai sekarang.
Tidak ada berita sama sekali, Yan Yiren bagaikan orang yang hilang ditelan bumi.
Pencarian Yan Yiren yang dilakukan Ji Hanjiang sangat gencar, bahkan terdengar sampai ke telinga Yan Shudan.
Tentu membuat Yan Shudan dan ibunya merasa sangat senang mendapat kabar itu. Di saat keduanya memikirkan cara menyingkirkan Yan Yiren, tidak disangka, Tuhan seperti mengabulkan keinginan mereka.
"Bu, kudengar Yan Yiren hilang di pemakaman. Menurutmu, apakah dia diseret ke dalam kuburan oleh ibunya yang mati muda itu?" Yan Shudan berkata dengan senyum sinis sambil meneguk anggur merah. Ia juga tersenyum gembira mendengar berita itu.
"Sepertinya begitu." Ruan Yufeng menatap putrinya yang sedang bahagia . "Kau harus melayani nenekmu dengan baik. Dia masih punya banyak uang. Jangan sampai uang itu direbut oleh Yan Yiren."
"Tenang, bu, apapun yang ada di Keluarga Yan ini tidak akan bisa dibawa oleh Yan Yiren! Bahkan makanan Keluarga Yan yang ada di perutnya, akan aku buat dia memuntahkannya."
*****
Di sisi lain, Yan Yiren mengikuti langkah Wei Wei ke sebuah bangunan rumah yang lain. Bangunan itu membuat kepalanya pusing.
Sebesar apa rumah ini?!
Setelah memasuki rumah itu, Yan Yiren tidak hentinya berdecak kagum. Rumah ini lebih besar dan lebih mewah daripada rumah yang dihuni oleh perempuan gila yang tadi.
Para pembantu dalam rumah ini tampak segera membentuk dua barisan. Mereka membungkukkan badan dan menyambut Wei Wei. Ekspresi Wei Wei hanya diam saja. Seorang pembantu menghampiri untuk membersihkan roknya dari rerumputan dengan handuk.
Setelah itu, mereka pergi ke ruang makan.
Meja makan di ruangan itu sangat panjang dan besar, cukup untuk menampung 20 orang sekaligus. Wei Wei duduk di kursi utama sambil menopang wajahnya dengan kedua tanganya.
Satu per satu pembantu masuk ruang makan secara berturut-turut dan dengan rapi membawakan makanan untuk disajikan. Makanan yang mereka bawa sangat beragam dari segi bentuk dan aromanya.
Bukan berarti Yan Yiren tidak pernah melihat pemandangan seperti ini, namun keadaan ini tetap membuatnya merasa kagum.
Dua puluh lebih macam masakan, belum termasuk sup, makanan pencuci mulut dan buah. Semua hidangan itu disajikan untuk gadis berumur 16 tahunan ini...
Orang terkaya di Ningchen saja tidak seboros ini. Tapi tunggu! Yan Yiren baru ingat, apakah tempat ini berada di Ningcheng?
Kalau iya, kenapa seharian Ji Hanjiang tidak menemukan dirinya?
"Nona, silahkan makan." Ucap salah satu pelayan dengan lembut.
Wei Wei berdiri mengambil sumpit. Sebelum sumpit itu terambil, ia kembali mundur dan menoleh ke Yan Yiren, "Teman?"
Yan Yiren kaget, "Eh, ya?"
Wei Wei menunjuk kursi di sebelahnya dengan sumpit. Yan Yiren memastikan isyarat Wei Wei sambil menunjuk hidungnya sendiri, "Kau memintaku untuk duduk di situ dan makan bersamamu?"
Alasan Yan Yiren merasa seperti itu ialah karena ia juga sangat lapar!
Ya, sejak diculik semalaman, ia belum makan. Saat bertemu hantu hingga bertemu perempuan gila itu, energinya terkuras dan perutnya benar-benar kosong.
Wei Wei hanya berekspresi bodoh. Tanpa bicara, ia kembali makan.
Yan Yiren menganggap dugaannya benar. Ia pun bersiap menghampiri kursi yang ditunjuk Wei Wei, namun pelayan di belakangnya menahan, "Majikan dan pembantu tidak boleh makan bersama!"
Yan Yiren menoleh ke pengawal itu dan memberitahu pengawal itu dengan kasar, "Siapa yang pembantu? Aku bukan pembantu! Siapa juga yang bersedia jadi pembantu di tempat seperti ini?! Aku tidak sudi! Lagi pula, aku ini temannya Wei Wei. Kalian tahu apa itu teman, kan?"
Yan Yiren mendengus kesal dan langsung duduk di sebelah Wei Wei. Segeralah ia menyuruh pembantu menyiapkannya alat makan.
Saat memakanannya, ia baru merasakan bahwa makanan itu lebih enak dari yang ia bayangkan!
Yan Yiren sampai tergesa-gesa menghabiskan makanan enak ini, lidahnya sampai hampir termakan juga!
Ketika Yan Yiren memandang Wei Wei sejenak, Wei Wei sedang menopang kepalanya dengan kedua tangan. Ia juga telah meletakkan sumpitnya. Gadis itu memandangi Yan Yiren.
Dilihat dengan cara seperti itu, Yan Yiren mulai melahap nasinya dengan perlahan. Karena merasa tidak nyaman ia pun bertanya sambil menunjuk wajahnya sendiri, "Wei Wei, ada sesuatu di wajahku?"
Tiba-tiba Wei Wei mendekati Yan Yiren. Jarak wajah mereka berdua semakin dekat. Lagi-lagi Wei Wie 'menakutinya' lagi, sehingga Yan Yiren harus mundur.