Han Yexi menutup pintu dibelakangnya. Dia meraup semua udara dan bernapas dengan lega. Pengalaman yang barusan seperti percobaan bunuh diri. Han Yexi tidak yakin apa dia sanggup melemparkan dirinya lagi pada Choi Jiho untuk mengalihkan perhatiannya dari Fang Muxiu.
Rencana sialan ini pasti akan segera menemui jalan buntu.
Han Yexi mengangkat ponselnya, melirik nomor asing yang muncul di layar. Itu nomor telepon yang terakhir meneleponnya. Jelas nomor itu bukan nomor Fang Muxiu. Han Yexi berpura-pura telepon itu dari Fang Muxi agar dia terlepas dari jerat Choi Jiho.
Tapi nomor siapa itu?
Bila Han Yexi mengingatnya lagi, ada suara seorang pria yang berbicara. Sayang sekali, Han Yexi bahkan tidak ingat apa yang pria itu coba katakan di telepon. Lagi pula siapa pria yang meneleponnya malam-malam begini?
***
Setelah menerima nomor telepon Han Yexi dari Choi Jiho, Liu Ran memantapkan mentalnya dan memutuskan untuk mencoba menelepon nomor itu malam ini juga.
Teleponnya masuk dan langsung tersambung, "Selamat malam, apakah ini nomor telepon Nona Han?"
"Halo, Nona Fang." Jawaban itu disambut dengan suara halus Han Yexi yang Liu Ran kenali.
Tetapi kenapa nama Fang Muxiu yang dia sebut?
"Maaf Nona, aku yakin suaraku tidak terdengar seperti Nona Fang." Liu Ran memperjelas suara beratnya yang seharusnya terdengar maskulin.
Tatapi begini jawaban Han Yexi diujung telepon. "Ya, Nona, aku sudah di rumah."
"Ada apa denganmu?" Liu Ran kebingungan mendengar setiap jawaban yang di berikan oleh Han Yexi? Apa yang sedang terjadi dengan wanita itu? Apa dia punya masalah dengan pendengaran?
Beberapa pertukaran lainya juga melenceng. Seolah-olah Han Yexi sedang berbicara dengan Fang Muxiu ditelepon, bukan Liu Ran.
"Apakah kau masih bersama dengan Choi Jiho?" Liu Ran memiliki kecurigaan ini. Mungkinkah kehadiran Choi Jiho punya andil dalam miskomunikasi yang aneh ini?
"Ya," Liu Ran seketika kejang dengan kata-kata Han Yexi yang kali ini terdengar seperti jawaban yang sesungguhnya. Sebelum wanita itu kembali melanjutkan kata-katanya, "aku akan mengirimkan salinannya melalui email malam ini juga."
Sialnya itu mungkin masih berupa tipuan atau miskomunikasi yang aneh. Liu Ran menjadi tambah ragu dan bingung. Kemudian telepon itu ditutup oleh Han Yexi.
Jadi begitulah percakapan telepon yang sesungguhnya. Mulai malam itu segalanya mulai berjalan ke arah yang salah.
***
"Xiao Ye, ada apa dengan kepalamu?"
Fang Muxiu tampak begitu khawatir saat melihat plester di pelipis kepala Han Yexi pagi ini.
Wanita itu baik-baik saja kemarin. Sesuatu pasti telah terjadi. Mungkinkah ini di sebabkan oleh Choi Jiho? Fang Muxiu ingat dia meninggalkan Han Yexi di Restoran Langit agar wanita itu bisa berusaha mendekati Choi Jiho.
Fang Muxiu sejujurnya ingin tahu sejauh mana hasil kinerja Han Yexi. Dia tidak menyangka hasilnya akan membuat Han Yexi terluka seperti itu.
"Apakah Choi Jiho yang melukaimu?" terdengar seperti pertanyaan yang hati-hati dan penuh perhatian, namun ini adalah harapan Fang Muxiu.
Bagaimana mungkin wanita seperti Han Yexi bisa selamat saat menghadapi Choi Jiho? Mungkin seharusnya Han Yexi bisa lebih babak belur lagi.
"Tidak ini bukan salah Tuan Choi, kami hampir saja kecelakaan tadi malam."
"Kecelakaan?" Fang Muxiu menegang, apakah Choi Jiho baik-baik saja? Setelah semuanya, isi kepala Fang Muxiu masih di penuhi oleh Choi Jiho. Tidak heran dia khawatir.
"Ya, tapi itu hampir saja, kami sangat beruntung. Kudengar kecelakaan itu akhirnya merenggut nyawa seseorang."
Han Yexi melihat beritanya tayang di siaran pagi ini. Tiga mobil hancur dalam kecelakaan itu. Dilaporkan ada satu orang tewas dan tujuh orang lainnya luka-luka. Untungnya dia bukan salah satu dari mereka.
"Syukurlah," Fang Muxiu lega mendengarnya. "Jadi kau benar-benar berhasil membuat Choi Jiho mengantarkan mu pulang?" Fang Muxiu kembali ke intinya.
Inilah poin pentingnya, sesuatu yang ingin dia ketahui. Sayang sekali, Fang Muxi pikir Choi Jiho akan menelantarkan Han Yexi atau yang terburuk pria itulah yang melukai Han Yexi.
"Ya, tadinya dia hanya berencana memberiku tumpangan sampai pusat kota. Tapi setelah kami hampir kecelakaannya, dia berubah pikiran."
Han Yexi menjelaskan separuh prosesnya. Ada beberapa bagian yang tidak dia sebutkan karena satu atau dua alasan. Terutama saat Choi Jiho hampir mencekiknya malam ini. Han Yexi sudah berjanji pada pria itu kalau dia akan menutup mulut pada Fang Muxiu.
Hm, jadi kurang lebih itu hanya sedikit rasa bersalah Choi Jiho. Entah kenapa berita ini menyurutkan sesuatu dalam hati Fang Muxiu. Dia ingin menertawakan dirinya karena sempat meremehkan Choi Jiho.
Fang Muxiu mengenal Choi Jiho dengan baik. Meskipun Han Yexi adalah asistennya, kemungkinan besar dia akan menolak Han Yexi untuk naik ke mobilnya. Han Yexi tidak mungkin berhasil pada kesempatannya. Dia hanya cukup beruntung Choi Jiho memberinya tumpangan untuk sampai ke pusat kota. Setelahnya kecelakaan itulah membuat Choi Jiho kalah dan akhirnya mengantar Han Yexi pulang.
"Kalau begitu rencana ini akan kita lanjutkan. Jadi berusahalah sebaik yang kau bisa."
Han Yexi mengangguk sekali sebagai jawabannya. Bibirnya tentu tidak akan menyuarakan kata setuju. Jika bukan karena masalah penggelapan dana lima juta yuan itu, Han Yexi tidak akan pernah setuju untuk hal gila ini.
Han Yexi berserah dengan sang pencipta. Jika rencana ini dia teruskan, suatu hari nanti dia mungkin akan mati ditangan Choi Jiho. Semoga Dewi Fortuna terus menyertainya.
2 January 2021