"Eh..ehh, Lo pada tau si Wendi nggak?" tanya Dara ketika mereka sudah berada di parkiran.
"Ips 6." jawab Nosi.
Dara mengangguk. "Tadi dia ke kelas gue."
"Terus?" sahut Ameera.
"Lo pada tau sendiri kan si Wendi itu lekong."
"Lekong?" seru Ezra.
"Kek cewek, Za." kata Aksa.
Ezra manggut-manggut kemudian "Terus urusannya apa sama kita?"
Dara mendengus sebal namun ia kembali tertawa saat menginggat Wendi yang berada di kelasnya tadi.
"Nih bocah gila apa yah!" cerca Aksa melihat Dara semakin kencang tertawanya.
"Emang ada yang lucu yah." kata Ameera.
"Ra, kalo mau cerita itu jangan ketawa dulu. Kebiasaan!" ucap Nosi.
Dara berdehem. "Kan tadi di kelas gue jamkos tuh nggak ada bahasa inggris, Nah kebetulan Ips 6 juga kosong karna Mrs. Sella nggak masuk."
"Terus?" ucapnya berbarengan.
"Terus si Wendi ke kelas gue nyamperin temennya, si Feli. Nah sampe di kelas dia heboh banget bahas K-pop sama geng si Feli tuh ampe rame banget di kelas kek-"
"Penting banget nggak sih ceritanya" sahut Ameera mengangkat dagu menatap yang lain.
Aksa, Ezra dan Nosi hanya mengangkat bahunya.
"Dengerin dulu!"
"Hmm" balas mereka.
"Kelas jadi rame banget tuh kek pasar, Nah tiba-tiba si Wendi langsung berdiri pas nyeritain Blackpink eh dia malah-AHAHAHA." kata Dara dengan tawa yang meledak seraya memegang perutnya.
"Gini nih yang gue males kalo dengerin si Ara cerita lucu, kita belom tau lucunya dimana dia malah udah ketawa duluan!" geram Aksa.
"Gila!" celetuk Ameera.
"Dia-dia joget blackpink coy! CI CUWIT DDU-DU-DDU-DU." heboh Dara langsung berjoget ala Blackpink.
"AYE AYE AYE AYE." hebohnya.
"Jangan di biasain Ra!" kata Ezra menasehati.
"Balik yuk ah, males ada orang gila." ejek Ameera.
Nosi yang gemas melihat Dara langsung memukul bahunya dengan sedikit keras.
"Ah lo mah pada nggak asik! Coba kalo ada Freya pasti dia udah ketawa sama cerita gue." kesal Dara kemudian mendudukan dirinya di bangku parkiran.
"Lah si Frey mah hidupnya bahagia, sangking bahagianya dia nggak tau mana yang lucu sama yang nggak tapi dia tetep ketawa." ucap Aksa.
Ezra memukul kepala Aksa geram. "Maksud lo Freya gila!"
"Nggak nyet salah paham mulu lo!"
"Dara!"
Dara yang merasa di panggil pun menoleh, seketika membelalakan matanya saat menyadari siapa yang datang.
Dengan sigap Dara langsung berdiri dan bergesas pulang, namun pergelangan tangannya di tarik begitu saja.
"Lepasih nggak." kata Dara.
"ALDO!!"
"Lo semua pulang aja. Dara pulang sama gue." katanya tanpa menghiraukan teriakan Dara.
"Ish, apaansih gue bawa motor ya!"
"Gampang! Gue duluan cuy!" pamitnya begitu saja seraya menggandeng Dara yang terus saja berteriak meminta di lepaskan.
"Heran gue sama si Aldo, suka sama bocah bobrok kek begitu." celetuk Aksa yang melihat Dara yang terus saja menarik-narik rambut Aldo.
"Namanya juga cinta buta. Sangking butanya tai ayam aja di anggap coklat." sahut Ameera.
Mereka semua tertawa saat melihat Dara dan Aldo yang masih terus saja beradu mulut di koridor hingga Aldo yang geram menarik kerah Dara dari belakang.
****
Tak terasa sudah lebih dari 2 jam Freya berada di ruang musik. Seperti itulah Freya, jika sudah berhadapan dengan alat musik semua dunia teralihkan dan pikiran pun menjadi tenang.
"Frey, pulang bareng nggak?"
Freya yang sedang memainkan gitar seraya bersenandung kecil pun mendongak. "Eh? Enggak Sat." jawabnya.
Laki-laki yang bernama satria pun berdecak sebal. "Jangan panggil gue Sat bisa nggak sih lo? Kayanya gue banyak dosa banget buat orang ngumpat mulu."
Freya terkekeh saat mendengar gerutuan Satria. "Sorry! Yang lain kemana?"
"Udah pulang lah."
"Loh kok Freya nggak liat?"
Satria yang sedang memakan jajanan pun melemparkannya. "Lo budek!"
"Songong."
"Bareng nggak?" tanyanya lagi dan Freya menggeleng. "Yaudah kalo gitu gue duluan yah." ucapnya.
"Oke."
Setelah Satria benar-benar keluar, Freya melanjutkan aktivitasnya kembali namun detik itu juga ia langsung melihat jam yang bertengger manis di pergelangan tangannya.
"Bara udah pulang belum yah?" gumamnya.
Freya segera beranjak mengambil tasnya yang berada di atas sofa yang memang di sediakan oleh sekolah untuk ruang musik tersebut.
****
"Sebel banget tau nggak sih gue sama si Aldo! Di bilang gue nggak mau pulang bareng tetep aja maksa, udah gitu suruh nungguin dia main basket lagi." geram Dara yang sudah terlentang si pos ronda seraya menutup matanya dengan tangan.
Tiba-tiba Dara bangkit kemudian melempar kulit kacang ke arah Nosi dan tindakannya membuat Nosi terkejut.
"Dan begonya gue? Gue rela nungguin dia, Ehh pas udah kelarnya di enak banget bilang gini. "Sorry ya Ra gue nggak bisa nganter lo balik, soalnya ada rapat dadakan sama pelatih." dan dia pergi gitu aja tanpa pamit. Ergghh! Rasanya pengen gue cakar-cakar kalo perlu gue mutilasi tuh orang. Kesel banget tau nggak sih gue."
Nosi yang berada di sampingnya terkekeh melihat Dara yang mengekspresikan ketika mencotoh cara bicara Aldo. Seketika tawa Nosi mereda saat mendapat tatapan tajam dari Dara.
"Terus kenapa lo nggak pulang duluan aja, kan lo bawa motor." kata Nosi.
"Gini ya Ci. Kalo gue tau dia nggak bisa nganter, gue juga udah pulang dari tadi kali."
"Iya juga yah."
"Hmm."
"Terus lo kenapa langsung kesini?" tanya Nosi.
"Laper." jawab Dara santai.
Nosi mengangkat alisnya sebelah.
"Gue laper Nosi."
"Terus?"
"Ya lo ambilin gue makan sekarang!" kesalnya.
"Dih di kira ini rumah nenek moyang lo apa." balas Nosi melepar kulit kacang, Namun ia tetap bangkit menuju warungnya.
"Ambilin yang banyak ya, Ci." ucap Dara lantang.
•••••
A/N :
Dara itu memang agak-agak ya, iya agak gemesin maksudnya wkwk.
Salam.
Sriwulandarii8
TERIMAKASIH BANYAK YANG SUDAH MWMBACA, SEE YOU NEXT PART. Muahh!