"ASTAGFIRULLAH." pekik Aksa kaget saat melihat Amel tengah duduk di depan gerbang. "Lo ngapain disini?"
Amel berbinar melihat Aksa yang sudah pulang. "Kan Amel tadi udah bilang, temenin Amel ke toko buku."
Aksa menggaruk kepalanya yang tak gatal "Aduh..gimana yah, gue udah ada janji juga."
"Tapi, tadi kak Aksa nggak bilang ada janji."
"Ck, gini deh. gimana kalo besok aja?"
"Amel udah izinnya sekarang, kak Aksa."
Aksa mengerang frustasi. "Masalahnya gue udah ada janji, Mel."
"Tapi tadi kak Aksa udah bilang mau."
"Ya, Tasya ngajaknya baru tadi."
"Eh?" Aksa sadar apa yang telah di ucapkannya barusan. "Maksud gu—"
Amel terkekeh pelan. "Yaudah deh Nggak papa kok kak, Tenang aja Amel bisa sendiri." ucapnya seraya menunjukan jempol dan jari telunjuk yang melingkar dan mengedipkan matanya. "Oke."
"Besok gue anter, Mel."
"Nggak usah kak, lagian bukunya di pake besok jadi Amel mau cari sekarang."
"Serius?"
Amel mengangguk. "Kalau gitu Amel pergi dulu yah. Have fun, kak." ucapnya tersenyum.
Aksa hanya melihat Amel pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, setelahnya ia mengangkat bahunya acuh dan berjalan masuk.
****
"Saya janji akan segera melunasi sisanya, jadi sekarang pergilah." ucap Sinta—ibu Nosi ketika melihat Nosi berjalan menghampirinya dengan tergesa-gesa. Sinta sebenarnya tau ada maksud terselubung dari kedatangan Hermawan.
"Ck, Janji-janji. kamu itu kebanyakan janji, Saya muak mendengarnya. Kamu sama saja seperti suami kamu!"
"Pak..tolong kasih kami waktu lagi." mohon Nosi.
"Harus berapa lama lagi saya kasih kalian waktu? Ingat, hutang suami kamu sangat besar pada perusaahan saya."
"Pak Hermawan, kami janji pak akan segera melunasinya." ucap Nosi.
"Segera kamu bilang? Pakai apa? Pakai warung ini? Hey ingat hutang ayah kamu terhadap saya sangat besar bahkan sebelum Ayahmu membayar, Ayahmu sudah mati."
Nosi mendongak menatap dengan sorot tak percaya. "Ayah saya manusia pak, bukan binatang yang pantas di sebut mati." kata Nosi dengan sedikit lantang.
"Wow..ternyata kamu benar-benar mirip dengan si brengsek Agung yah."
"Hermawan." panggil Sinta.
Seringai kecil terbit di wajahnya. "Kenapa? Apakah anakmu tidak berhak tau, bagaimana brengseknya ayahnya dulu."
"Pah, stop!"
"Kak Rizal." gumam Nosi.
"Sudah aku bilang jangan terlalu mengekang mereka, mereka tidak salah." bela Rizal.
"Kau bilang mereka tidak salah? Justru adanya Anak ini yang membuat semuanya jadi masalah." tunjuk Hermawan kepada Nosi.
Nosi tersentak kaget dengan tuduhan tersebut. "Ma—maksud bapak?"
"Semua ini ga—"
"Pah, cukup! Biarkan mereka bekerja agar bisa melunasi hutang yang papah maksud." kata Rizal cepat.
Hermawan berdecih sebal. "Kamu selalu saja ikut campur urusanku." geramnya kemudian berlalu pergi.
"Maafkan papah saya bu, Nosi."
"Tidak apa-apa, Nak."
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu."
Sinta mengangguk, sementara Nosi masih memikirkan perkataan yang di tunjukan kepadanya.
****
"Gimana dong, gue udah ada janji sama Aksa." keluh Tasya saat berada di perjalanan bersama Bara.
Hingga di pertengahan jalan Bara memberhentikan mobilnya. Tasya mengernyit heran. "Ngapain berhenti?"
"Turun"
"Lo turunin gue di tengah jalan?" ucapnya tak percaya.
Bara berdecak sebal lantas menatap Tasya. "Lo udah ada janji kan sama Aksa?" Tasya mengangguk. "Yaudah turun, naik taksi. Gue nggak bisa anterin lo."
"Lo gila! Kalo ketauan gimana?"
"Nggak bakal Sya, gue nggak bakal pulang."
"Terus lo mau kemana?"
"Kumpul sama temen-temen."
Tasya tersenyum. "Lo nggak bakal bilang sama papah kan?"
Bara mendelik. "Nggaklah! Sama aja cari mati kalo gitu."
Tasya tertawa. "Ya kali aja gitu." kemudian mengambil tas berisi pakaian ganti yang berada di jok belakang. "Thanks ya, Kalo gitu gue pergi dulu. Bye!" ucapnya.
Bara tersenyum dan mengangkat tangannya.
****
Banana Squad
Aksa : Woy gc! Gue udah di belakang nih. Oci mana Oci?
Dara : Ck si Cupang nggak bisa di ajak kompromi nih elah
Nosi : Bentar Sa, beli minum dulu buat di jalan.
Aksa : Bilang aja kalo dia ga mau bantuin lo, lo bakal di cium si Aksa gitu
Ezra : Sempet2nya lo kadal
Aksa : Dmn lo goblok? Pegel nih gue nungguin!!
Ezra : Bct!
Freya : Dimana-mana hatiku senang
Ameera : Gue buang hajat dulu bntr!
Dara : Iihh Amir joroookkkk:'"
Aksa : Pada bct bgt sih lo pada! Woy GECE ngapasi, keburu ketauan pak Dul nih!!
Ameera : Semua usaha butuh proses yang panjang! Ingatlah wahai manusia.
Sementara yang lain sedang berusaha mati-matian agar berhasil keluar kelas.
"Lo kasih tau guru, lo habis sama Aksa." Dara mendekatkan dirinya kepada Ainun kemudian berbisik. "Lo tau? Aksa jago ciumannya, gue yakin lo bakal sesak napas di bikinnya."
Ainun mendelik dan segera bangkit untuk memberi Dara jalan keluar. Dara tersenyum senang, dalam hati ia mencibir 'Jagonya darimana, suruh nyium aja gemeteran dia'.
"Woy Ra, kemana lo?" teriak Oval.
"Gue cabut dulu cuy, ada tugas negara yang harus di selesaikan." jawabnya.
"Wiihh mantulah, Ra." sahut Friska.
****
"Ih, Freya capek tau. Freya kan baru sembuh." ucapnya.
Aksa mencebikan bibirnya "Jangan manja deh." katanya.
"Emang gitu, Aksa!" sewotnya.
Dara yang tengah duduk pun di buat heran. "Sebenernya lo mau bawa kita kemana sih? Serius nih kita bolos?" tanyanya.
Aksa melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ck, Oci mana sih? Lama banget."
Ezra menyenderkan badannya ke tembok seraya memasukan tangan ke saku celana abu-abunya. "Sebenernya sih gue males di ajak begini, secara gue kan anak baik-baik."
Aksa mendecih. "Fuck!" cibirnya.
"Gue tanya serius nih. Lo mau ajak kita kemana sih?" tanya Ameera kesal.
"Gue yakin lo semua nggak bakal nyesel kalo udah di sana." jawabnya. "Ayo buruan naek, Oci udah dateng tuh." kata Aksa yang melihat Nosi tengah menghapirinya.
Dan, saat itu juga semuanya bersiap-siap untuk melompat dinding di belakang sekolah. Di mulai dari Ezra, Dara, Freya, Ameera, Nosi dan Aksa.
****
HAAPP
Mereka yang tadinya duduk kemudiam bangkit ketika melihat Aksa yang baru saja turun.
"Ngapain sih lama banget." cerca Ameera.
"Kasih uang tip buat pak Tono udah ngembaliin tangganya."
"Mentang-mentang anak pemilik sekolah berbuat semaunya." cibir Dara.
Aksa menoyor kepala Dara. "Bacot." geramnya. "Kita naek busway aja. Ayo."
"Oke." jawab semuanya, Kemudian mereka menuju halte untuk menunggu busway.
****
Selama di perjalanan dari awal mereka menaiki busway hingga angkot, mereka tak ada henti-hentinya bercanda dan tertawa bersama.
Apalagi di saat mereka sedang berada di dalam busway dimana ada seseorang yang tertidur pulas hingga tanpa sadar mulutnya sudah terbuka. Dengan ke jahilan Aksa, ia mengikuti orang tersebut dan langsung di ambil gambar oleh Dara.
Tidak sampai di situ, saat mereka menaiki angkot Ezra terus saja di goda oleh dua orang yang setengah waria dengan dada yang di sumpal oleh bola agar terlihat menonjol dan itu cukup membuat Ezra risih, dan akhirnya mereka memilih berhenti di tengah jalan dan memilih berjalan kaki, tapi sedetik kemudian tawa mereka meledak dan meledek Ezra terus-terusan.
Selama berjalan kaki mereka terus saja tertawa melihat objek apa saja yang menurut mereka lucu dan tanpa sadar mereka sudah sampai di sebuah lapangan besar dan ramai oleh orang yang berlalu lalang.
Dan detik itu juga mereka membeku dengan apa yang mereka lihat, ini sungguh MENAKJUBKAN....
•••••
A/N : Apakah kalian pernah melihat kejadian lucu di jlan ketika hendak pergi atau pulang? Coba ceritakan disini.
Salam jawa manis,
Sriwulandarii8
Terimakasih yang sudah membaca cerita Togetherness