Chereads / TOGETHERNESS / Chapter 6 - KESAL

Chapter 6 - KESAL

Ameera meraih ponselnya yang berada di atas nakas dengan air mata yang terus saja mengalir, Ameera mencari kontak seseorang kemudian menekan tombol panggilan.

"Frey." panggil Ameera saat panggilan terhubung dengan suara gemetar.

"Lo kenapa Mir? Ada masalah?" balas Freya yang terlihat panik.

"G...gue ke-rumah lo yah."

Freya sedang berada di ruang tengah pun menoleh menatap dua orang yang duduk di karpet tengah bermain games disana.

Freya mengangguk. "Ah—iya Mir."

"Gue ganggu yah Frey?" tanya Ameera saat mendengar suara Freya yang begitu Ragu.

Ah! Freya jadi tidak enak. Bukan masalah mengganggunya, apalagi sahabatnya sendiri yang ingin ke rumah. Masalahnya, disini ada Bara-orang yang tidak tahu malu sedang berada di rumahnya sejak tadi sore. Apalagi sekarang Bara sedang menemani Ayahnya bermain playstation.

"Lo ngomong apa sih Mir, gue nggak ke ganggu sama sekali." jawab Freya.

"Gue tunggu di rumah yah." lanjutnya.

"Makasih Frey."

"Hmm."

Begitu panggilan tertutup Freya melirik dua orang yang tengah asik bermain games disana. Freya menghela napas sebal, sebenarnya untuk apa ia di sini jika Bara datang hanya untuk bermain games bersama Ayahnya.

Di saat itu juga Ameera langsung meraih tas sekolah dan kunci mobilnya, tidak hanya itu Ameera mengambil baju sekolah serta jadwal buku untuk hari esok. Saat dirinya sudah berada di pintu utama Ameera mendengar suara mamahnya-Laras memanggilnya.

"Mau kemana Meera?" tanyanya.

"Ke rumah Freya. Meera mau tidur di sana." jawab Ameera tanpa menatap Laras.

Laras menghela napasnya panjang. "Hati-hati ya sayang."

Ameera hanya melirik mamahnya yang tengah menatapnya, tanpa niat menjawab Ameera langsung membuka pintunya dan bergegas pergi.

****

"Bunda." panggil Freya saat dirinya sudah berada di dapur.

"Kenapa sayang?" jawab Emis yang tengah mengaduk kopi dan teh manis.

"Ameera mau kesini."

"Ya bagus dong jadi kamu ada temennya." lirik Emis melihat putrinya yang kini sudah duduk di meja makan.

Freya mendengus sebal. "Kak Bara belum pulang bun." kesalnya.

"Ya udah nggak papa, Toh Bara dari tadi juga sedang asik sama ayah."

"Tapi kan nggak en-" belum sempat Freya melanjutkan ucapannya suara bel sudah lebih cepat memotongnya.

Freya menggeleng cepat. "Nih bocah cari mati kali ya." gerutunya.

"Aku buka pintu dulu bun, Itu pasti Ameera."

Freya beranjak dan mendekati pintu.

"Lo cari mati apa bawa mobil nge-Mir lo nggak papa kan?" panik Freya saat melihat mata Ameera yang sembab.

"Frey." panggil Ameera yang langsung memeluk Freya.

"Lo tenang dulu yah nanti cerita di kamar."

Ameera mengangguk. "Itu motor siapa Frey?" tanya Ameera penasaran saat melihat motor besar berada di rumah Freya. Bagaimana tidak, Freya anak tunggal.

"Ayo masuk." ajak Freya menarik Ameera agar masuk ke dalam.

"Siapa Frey?" tanya Ferdi.

"Om." panggil Ameera saat melihat Ferdi berada di ruang tengah. Ameera terkejut saat melihat adanya Bara.

"Frey sama Meera ke atas dulu ya, yah." pamit Freya kemudian menatap Bara yang tengah menatapnya juga, tanpa mengucapkan sepatah kata Freya langsung mengalihkan padangannya sebal.

****

Banana Squad

KE RUMAH FREYA SEKARANG!

Ezra : Kenapa Frey?

Aksa : Kenapa Frey? (2)

Nosi : Kenapa Frey (3)

Nggak usah banyak tanya ke rumah Freya SEKARANG!!

Aksa : siap meluncur!

Nosi : Jemput Sa :*

Aksa : Cih! Giliran begini aja manis bgt.

Ezra : Jemput Sa :* (2)

Aksa : -_-

Dara : Kenapa Frey? (4)

Nosi : TELAT!!

Aksa : Yeu anoa! orang udah pada di malaysia lo masih di indonesia. TELAT!!

Ezra : Lah bocah ngapa ya-_-

Dara : Jemput Sa :*

Aksa : Bubar yok bubar!

Nosi : Cusss!

Ezra : Ngengg!

Dara : Iiihhhh-_-

Dara : Apa yang kalian lakukan ke saya itu JAHAT!:(

"Meera," Panggil Freya membuat Ameera menoleh.

"Emm.." Ucap Freya ragu-ragu.

"Kenapa?" dengan suara parau

"Freya bingung ngomongnya dari mana?"

Ameera menggeram kesal. "Sono noh dari depan."

Freya mengibaskan tangannya. "Ih! Bukan itu maksud Freya!"

"Ya terus apa?"

"Ayah nanya soal masalah Meera." Ameera mengangkat alisnya. "Abis Ayah nanya-nanya terus. Katanya kenapa Ameera kalo kesini pasti habis nangis dan berakhir tidur disini." dengusnya

"Terus lo kasih tau?"

Freya mendecak sebal. "Emang Freya tau! Ameera aja ngga cerita."

membuat Ameera mematung dan mencicit kecil mengatakan maaf. "Liat aja, sebentar lagi paling Ayah kesini."

Ameera menghapus air matanya. "Ngapain?"

"Mana Freya tau!" ketusnya membuat Ameera menghela napas. Lalu tak lama pintu kamar Freya terbuka menampilkan wajah dan tampan kedua orang tua Frey.

"Frey temenin Bara dulu di bawah." kata Ferdi yang tiba-tiba sudah berada di kamarnya dengan bundanya-Emis.

Freya mendecak. "Dia kan ke sini buat ketemu Ayah bukan Freya."

Ferdi dan Emis terkekeh pelan. Kemudian Ferdi menghampiri Freya yang duduk di samping Ameera.

"Ayah sama bunda mau ngomong dulu sama Meera." balas Ferdi melirik Ameera yang masih terisak.

"Oke." pasrahnya.

Freya menoleh menatap Ameera yang menunduk lantas berlalu begitu saja.

"Freya ke bawah dulu, nunggu yang lain datang"

Ameera mengangguk paham walau sebenarnya Ameera melihat raut kecewa Freya.

****

Bara yang sedang duduk dan memainkan ponselnya menoleh saat mendengar suara pijakan di tangga yang begitu keras.

Bara terkekeh pelan saat melihat Freya yang tengah turun seraya menghentak-hentakan kakinya.

"Sini." Ajak Bara menepuk sofa kosong yang berada di sampingnya.

Freya berdecak sebal tanpa mengikuti Bara, Freya lebih memilih sofa yang bersebrangan dengan Bara.

"Nggak pulang." itulah kata pertama yang keluar dari mulut Freya.

Bara terkekeh. "Ngusir?"

"Nggak sih, cuma mengingatkan."

"Sini dulu makanya." kata Bara yang menepuk sofa kosong yang itu lagi.

Freya menggeleng.

"Yaudah kalo gitu nggak bakal pulang."

Freya mendelik menatap Bara tajam. "Kok gitu!?" kesalnya.

"Sini dulu makanya sayang."

Freya mendengus sebal kemudian beranjak menghampiri Bara dan duduk di sampingnya, namun masih memberi jarak.

Bara tersenyum seraya menggeser agar lebih dekat dengan Freya. Kemudian mengusap poni Freya dengan gemas.

"Giliran di sayang aja nurut." ledek Bara.

"Iiihh kamu-"

"Asik udah pake aku kamu nih" godanya.

"Iiihhh." geram Freya lantas memukul Bara dengan bantal sofa.

Bara tertawa melihat betapa bringasnya Freya memukulnya dengan sekuat tenaga.

"Lepasin!"

"Makanya jangan mukulin gue terus." kata Bara yang tengah memegang kedua tangan Freya.

"Mending cium nih." tunjuk Bara kepada pipinya yang langsung mendapat lemparan bantal sofa tepat di wajahnya.

"Ihhh nyebelin!" geramnya seraya memalingkan muka.

Seketika ide muncul di kepala Bara. Perlahan-lahan Bara menghampiri Freya yang tak mau menatapnya, kemudian Bara mendekatkan kepalanya di samping wajah Freya, Tepat di pipinya.

"Frey."

Freya menoleh dan...

Cup!

Freya membelalakan matanya dan langsung menatap Bara yang tengah tertawa dengan tajam, wajahnya kini sudah memerah menahan malu dan amarah.

"BARAA!!!!"

•••••

Tbc.