Chereads / Atas Nama Cinta / Chapter 12 - 12

Chapter 12 - 12

"Duduklah dulu" Perintah Vic ketika Maya meletakkan nampan itu di meja nya. Mengingat ini adalah tempatnya bekerja, dan Maya bekerja disana tentu dia akan bersikap baik baik saja meskipun sebenarnya dia merasa tak nyaman ikut ikutan duduk di kursi tamu seperti ini. Apalagi ruangan yang dipilih Vic adalah ruangan premium. Dimana ruangan itu didesign khusus untuk tamu tamu VIP. Yang membedakan ruangan itu demgan ruangan lainnya di Cafe adalah pemandangan yang asri dan segar dengan kolam ikan kecil dan taman mini yang sengaja dirancang untuk mempertegas suasana nyaman serasa dikebun belakang rumah tanpa menghilangkan kesan Lux di Cafe itu. Tampaknya, Vic cukup menyukai tempat itu, sejak pertama kali datang, dia selalu memesan ruangan itu. Baik saat datang dengan Zagi dan Didi. Baru kali ini dia data g kesana sendiri. Tamu sedang sepi saat itu, sehingga dia tampak seperti menguasai area itu.

"Ada apa? ". Vic mengeluarkan berkas yang kemarin dia bawa dari kursi yang ada di sampingnya. Sejak tadi map itu ada disana, tapi karena Maya tak memperhatikan, dia sempat kaget juga melihatnya. Tak menyangka Vic akan memberikannya lansung. Dia pikir, Vic cukup murah hati juga mau memberikan map itu secara langsung.

"Didi bilang, kamu butuh ini" . Maya meraih Map itu."Tapi ada syaratnya .."

"Apa?"

"Tambahkan satu kursi lagi. Ada kemungkinan saya ikut"

"Baiklah . Nanti bisa diatur. Makasih ya buat ini" kata Maya gembira. Setidaknya tugas nya selesai. Masalah Vic ikut atau tidak, itu bukan urusannya. Sudah ada bagian yang mengatur Bis dan Penginapan selama Tour.

"Kalau sudah tidak ada lagi yang mau dibicarakan, saya ijin mau balik lagi ke dalam"

"Mm ..". Maya menunggu. Vic tampak berpikir sebentar sambil menatapnya sebelum kemudian mengulurkan tangannya. Maya berjingkat mundur. Vic tertawa melihatnya

"Ada saos di pipimu" Tunjuknya. Maya segera mengelap pipinya. Benar saja, kemungkinan itu sudah ada lumayan lama karena terakhir dia menuangkan saos sekitar beberapa menit lalu sebelum Vic datang untuk sebuah pesanan. Wajahnya memerah malu. Dia sudah berpikiran Vic akan bersikap tak sopan tadi, ternyata dia hanya mau menunjuk kearah muka nya. Dia benar benar merasa Malu kali ini dengan isi pikirannya. /Entah kenapa, meskipun sikapnya menyebalkan .. tetap saja membuatnya tak nyaman. Ada perasaan aneh setiap saat dia menebak rasa apa itu. Dia tak menyukai sikap angkuh seorang Vic, tapi dia merasa ingin selalu menatapnya dan bertindak ceroboh saat berada di dekatnya. Ini seperti bukan Maya yang sesungguhnya. Dan dia mulai kehilangan kendali akan dirinya setiap kali berhadapan dengannya./

...

Bus melaju kencang. Beberapa anak tampak asyik memainkan lagu mengisi waktu luangnya. Sepanjang perjalanan, tampak pemandangan yang indah. Maya yang mendapat tugas menjadi panitia sibuk memeriksa keadaan semua peserta. Dia memastikan semua nya baik baik saja. Semua tampak baik, kecuali satu orang yang tampak tak nyaman dengan posisinya di pojok belakang Bis dengan wajah tertutup jaket . Vic.

Dia duduk menyendiri di bagian paling belakang Bus. Tak ada yang berani mendekatinya. Didi dan Zagi pun diusir ketika mencoba mendekatinya.

Ragu ragu, Maya mendekati Vic. Memastikan dia tak sedang mabuk perjalanan.

"Kamu ..baik baik saja kah?" . Tak ada jawaban. Maya ragu hendak membuka jaket yang menutupi wajah Vic. Dia menunggu Vic menjawab.

"Aku baik baik saja" Jawab Vic lirih, hampir tak terdengar. Dia membenarkan posisi duduknya lagi. Terlalu mencurigakan untuk Maya biarkan luput dari pandangannya.

"Kamu ga sedang mabuk perjalanan kan? " goda Maya. Cowok keren yang sering sekali dibicarakan oleh semua cewek di Kampus itu tampak menderita dengan posisinya. Tangan yang satu tampak mencengkeram erat pegangan kursi dan tangan satu nya lagi memegang perutnya dengan kuat.

"Pergilah." Usir Vic. Maya hendak berniat jahat meninggalkan Vic saat kemudian hati nuraninya berkata lain. Dia tau Vic pasti sedang mabuk perjalanan. Tangannya tampak mengeluarkan keringat dingin. Maya berbalik mengambil kotak obat di depan Bus,lalu kembali lagi.

"May .. " panggil Zagi. Dia duduk di sebelah Maya, tapi tampaknya Maya terlalu sibuk mengurusi anak anak peserta Tour. Jadi ketika dia melihat Maya berbalik menuju kursinya, dia sumringah

"Bentar Gi .. ada yang mabuk lagi kayanya".

"Oke, uruslah dulu. Setelah itu balik lagi kesini, Kamu terlalu capek kalau tidak istirahat. Perjalanan masih lumayan jauh". Ah Zagi perhatian sekali, bahkan dia sudah tak pernah ber Elo Gue sekarang saat berbicara dengannya. Maya mengangguk. Dia bergegas kembali ke arah belakang Bus.

...