Chereads / Atas Nama Cinta / Chapter 14 - 14

Chapter 14 - 14

Pemberhentian Bus.

Semua anggota rombongan Tour turun dari Bus. Mereka segera menuju ke Restaurant yang telah disiapkan panitia. Sementara beberapa lainnya tampak antri di kamar mandi yang disediakan oleh pihak Restaurant.

Maya turun belakangan, dia memastikan semua sudah turun dari dalam Bus. Saat pandangan matanya menjelajahi seisi Bus, tatapannya tertumpu pada Vic yang masih nampak pulas tidur di kursinya. Tidak ingin mengganggu tidurnya, Maya mengabaikannya. Dia sempat melirik ke arah Vic sebentra sebelum benar benar turun dari Bus dan bergabung dengan yang lainnya. Zagi sudah memesankan makanan untuknya saat Maya mendekati meja nya.

"Makanlah dulu, Kamu pasti capek seharian tadi ngurusin anak anak. Sampai lupa ngurus diri sendiri" . Maya tersenyum

"Makasih Gi .." . Saat Maya baru saja hendak duduk, Didi tergesa menghampiri meja mereka.

"Vic mana?" tanya nya tak sabaran.

"Tadi sih masih di dalam Bus .." Terang Maya.

"Kenapa?" tanya Zagi penasaran. Didi tak menjawab, dia bergegas menuju Bus begitu mendengar perkataan Maya "Dasar anak aneh," sungutnya . Maya tak berkomentar. Ia melanjutkan makannya.

...

"Setelah makan, kamu ga kemana mana lagi kan?" .

"Memangnya kenapa?"

"Mm .. Ngga si. Cuma mau memastikan aja kamu ga kecapean. Perjalanan masih lumayan jauh lho May, jangan terlalu memforsir tenaga ngurusin anak anak. Kamu juga perlu memperhatikan kesehatan selama di perjalanan" . Maya tertawa

"Sejak kapan kamu jadi cerewet sekali seperti ini?"

"Sejak kamu mencuri hatiku".

"Zagi .. ini di tempat umum lho . Berhenti merayu. Ngga akan ngaruh. Tapi makasih buat nasehat nya, aku akan baik baik saja hhe" .

"Aku sungguh sungguh May .."

"Cukup ya bicara nya. Aku lagi ngga mood bahas hal beginian.". Maya beranjak berdiri, mengemasi tas nya dan berjalan menuju tempat para Panitia berkumpul. Ada beberapa hal yang perlu dibahas. Zagi memperhatikan punggung Maya sampai hilang dari pandangannya. Saat ia hendak berdiri, tampak Didi dan Vic berjalan mendekati nya.

"Lo udah makan?" tanya nya basa basi. Vic menggeleng. Didi segera memesan makanan untuk mereka berdua. Vic masih tampak tak bersemangat. Tenaganya seakan dikuras habis selama perjalanan itu. Ekspresi nya yang dingin semakin suram. Ia bahkan tak memilih makanan apapun. Pun ketika Zagi bertanya, dia hanya menatapnya sebal. "Hei .. ayolah, Tour ini baik buat Kesehatan Lo. Kalau gue dan Didi pergi, Lo mau ngapain coba dirumah? . Sendirian .. " Seloroh Zagi mendapati tatapan mata yang sekilas membuatnya ngeri. Tatapan itu seakan hendak mengulitinya hidup hidup. Didi tertawa, dia menepuk bahu Vic

"Udah udah . . maksud kita berdua kan baik. Biar Lo juga bisa bersosialisasi dengan banyak orang.". Vic tak berkomentar. Dia berdiri . "Mau kemana? ini makanannya belum dateng lho ..Lo belum makan dari tadi pagi"

"Aku ke kamar mandi dulu"

"Bus bentar lagi berangkat lho .." .

"Hm ..mm". Vic menjawab singkat.

...

"Oke, semua sudah siap ya? " Teriak Lani. Semua sudah kembali ke Bus, dan siap untuk memulai perjalanan kembali

"Tunggu, Maya belum ada nih .. sama Vic". sahut Zagi

"Vic masih di kamar mandi tadi, kalau Maya sebentar lagi dia balik. Masih ada pengurusan administrasi dengan pihak Restaurant. Kita tunggu sebentar lagi " . Zagi yang duduk disebelah Didi nampak gelisah. Dia kemudian berdiri dan keluar

"Lo mau kemana? udah tungguin disini aja. Bentar lagi juga mereka balik" . Benar, tak lama kemudian Maya naik ke Bus. Disusul kemudian Vic juga memasuki Bus dengan malas. Zagi tak jadi turun. Dia kembali duduk dan mengusir Didi dari sampingnya

"Sini May .." tawarnya. Didi bersungut , dia pindah ke belakang. Duduk di dekat Vic yang nampak acuh memandangi pekatnya malam dari balik jendela Bus.

"Udah mendingan?" Tanya Didi sambil menyiapkan headsetnya. Bersiap menikmati musik di perjalanan yang masih lumayan panjang.

"Lumayan. Obatnya berfungsi dengan baik" .

"Obat?" .Vic mengangguk

"Maya yang kasih tadi". Mulut Didi membentuk huruf O. Dia segera memasang headset dan bersiap tidur. Perjalanan pun dilanjutkan.

"Zagi dimana?"

"Lagi sama Maya." Sahut Didi malas.

"Dia beneran suka sama anak itu?"

"Hm .. m . Kenapa? Lo juga suka?" . Vic tak menjawab

"Maya gadis yang baik. Semoga kali ini Zagi serius dengannya" . Didi nyengir. Dia melanjutkan tidurnya. Vic melayangkan pandangannya kearah Zagi dan Maya. Keduanya tampak sedang tertawa. Entah lelucon apa yang Zagi keluarkan sehingga Maya tampak tertawa sampai mengeluarkan air mata. Vic tersenyum. Dia kemudian ikut menutup matanya setelah menanamkan headset di telinga. Menyusul Didi menikmati perjalanan yang masih lumayan jauh itu. Keadaannya sudah tidak separah tadi. Meskipun masih ada rasa tak nyaman yang muncul, tidak sampai membuatnya Mabuk. Mengantisipasi lebih awal, dia segera memilih tidur agar tak merasakan mual di perutnya.

...

Penginapan.

Masing masing mendapatkan Nomer kamar. Satu kamar untuk berdua. Hanya Vic yang tak mau dipasangkan dengan siapapun. Mengingat siapa dia dan apa pengaruhnya jika sampai dia merasa tak nyaman, maka dengan terpaksa Panitia kembali menghubungi pihak Hotel. Sayangnya, semua kamar di Hotel itu sudah habis dipesan. Dan tak ada satu pun kamar yang tersisa. Sementara, untuk menuju Hotel lain berjarak puluhan kilometer.

"Gimana nih May?"

"Umm ya gimana lagi Lan, terpaksa harus ada yang ngalah sekamar isi 3 orang"

"Atau coba deh Lo rayu lagi si Vic nya .. siapa tau dia mau sekamar sama yang lain."

"Kok gue? Lah itu si Zagi sama Didi aja ga bisa bujuk dia". Kamar hanya tersisa 2 , dan ada 4 orang yang belum mendapatkan nomer. Seharusnya klau dia mau rendah hati sedikit saja, berbagi kamarnya dengan orang lain masalah Beres. Tapi ini keinginannya, siapa yang bisa menolaknya? .