"Kelamaan nih kalau nunggu si Vic mau berbagi kamar. Keburu capek tau May .." keluh Beny. Dia salah satu Panitia juga, dna mengingat perjalanna cukup jauh dia sudah ingin sekali Istirahat . Dia segera mengambil sebuah kunci dan melangkah lebar meninggalkan Maya. Tersisa satu kunci di tangannya. Lani masih sibuk membantu ank anak yang lain menemukan kamarnya, dia mondar mandir tak menghiraukan Maya . Maya celingukan mencari sosok Vic. Dia harus bicara dengannya. Atau kalau tidak, dia tak bisa segera istirahat.
"Vic .. nomer kamarmu 67. Si Beny sudah duluan ke kamar tadi, jadi kalau kamu --"
"Saya kan sudah bilang, tidak mau sekamar dengan siapapun"
"Ya tapi masalahnya, semua kamar di hotel ini sudah habis di booking. Ga ada yang kosong" . Maya mulai sebal menghadapi kelakuan tuan muda yang satu ini. Vic mengambil minumannya dan berjalan kearah resepsionist hotel. Dari belakang, Maya mengikutinya. Dia sudah bicara dengannya tadi, dia yakin Vic akan mendapatkan jawaban yang sama.
"Malam mba, apa masih ada kamar yang kosong?" tanya Vic sopan. Maya sampai heran , itu bukan seperti Vic yang biasanya. Resepsionist itu tampak terpesona dalam sesaat. Dia tak segera menjawab, mata nya tak lepas menatap wajah Vic. "Mba .. " panggil Vic. Menyadarkan si gadis.
"Ah iya .. sebentar saya periksa." Gadis itu nampak memeriksa komputernya sebentar sebelum kemudian mendongak. "Ada yang masih kosong, hanya saja ini kelas utama dari hotel ini"
"Saya ambil yang ini" . Kata Vic segera. Dia menoleh kearah maya. Kamu bilang tidak ada kamar kosong tadi? . Lagi lagi, Pertanyaan tanpa suara itu berhasil ditangkap oleh Maya. Dia pura pura menoleh kearah lain. Dia memang bertanya apakah masih ada kamar yang kosong atau tidak untuk kelas kedua, bukan kelas Utama ! . Dan semua anak yang ikut Tour, tidak ada yang mendapat perlakuan istimewa. Hanya manusia angkuh satu ini yang tidak mau berbagi tempat dengan yang lain. Jadi begini cara hidup orang Kaya?
...
"Gimana? Vic dapat kamar?" tanya Lani begitu Maya sampai di kamarnya. Maya tak menjawab, dia meletakkan kopernya di pojok ruangan dan segera ke kamar mandi mencuci muka. Lebih tepatnya mendinginkan kepala dengan air dingin. Sikap Vic di Lobi tadi benar benar menyebalkan. Ingatannya berputar saat masih di Lobi hotel tadi ..
"Apa yang membuatmu berpikir saya harus berbagi ruangan dengan yang lain?" Tanya Vic begitu menerima kunci dari resepsionist hotel. Dia melangkah menuju Lift. Maya yang sedari awal sudah merasa capek, mendapati perilaku Vic yang kian menjengkelkan kehilangan juga kesabarannya.
"Semua anak mendapat jatah kamar dengan kualitas yang sama. Kalau kamu maunya kaya gitu, kenapa mesti susah susah ikut rombongan? Dengan uangmu yang banyak itu, kamu tak harus repot repot menggunakan tenaga orang lain untuk --" . Vic berhenti berjalan. Maya yang tak menyangka Vic akan berhenti mendadak, juga menghentikan langkahnya secara tiba tiba. Keduanya berdiri dengan jarak yang sangat dekat. Vic tak berkata apa apa, tapi dia sedikit membungkukkan badannya kearah Maya. Maya melangkah mundur
"Apa pedulimu kalau saya mau nya begini?" tanya Vic angkuh.
"Kamu .. " Ucap Maya tak selesai. Dia terlalu capek berdebat dengan Vic. Dia segera berbalik arah, mengambil koper nya dan berjalan melewati Vic.
"May .." panggil Vic. Maya menoleh garang
"Apa manggil manggil?". Vic tertawa kecil, dia kembali menghampiri Maya
"Kamu itu kalau lagi marah suka ceroboh ya?" . Vic lalu mengambil koper di tangan Maya. "Tadinya aku mau nyuruh seseorang untuk membawakannya ke kamarku. Tapi karena kamu sudah membawakannya untukku, aku harus bilang Terima kasih" . Itu kalimat terpanjang yang Vic ucapkan sejak Maya mengenalnya. Dan sialnya, Maya baru sadar itu beberapa menit kemudian. Saat Bic sudah tak ada lagi dihadapannya, Saat dia dengan frustasi kembali mengambil kopernya yang salah tadi.
"May .." Panggil Lani khawatir. Dia mengetuk pintu kamar mandi.
"Ya Lan .. aku baik baik sj. Aku perlu mandi dulu" sahut Maya dari dalam kamar mandi.
"Oke lah, Gue istirahat dulu ya?"
"Ya ..". Maya segera menyelesaikan prosesi mandi nya. Sudah hampir tengah malam saat mereka tiba di hotel. Mungkin semua orang sudab lelap dalam mimpi nya. Begitu berganti pakaian, Maya segera menyusul Lani tidur.
...
Di Kamar nya , Vic tak langsung tidur. Setelah berganti pakaian, dia duduk membuka HP nya. Terlihat masih ada beberapa obrolan di dalam group WA peserta Tour. Iseng, dia melihat nomer nomer semua anggota group.
Scrolling nya berhenti saat dia melihat sebuah Contack yang PP nya seorang gadis berwajah cantik yang sedang tersenyum. Foto itu nampaknya diambil secara tak sengaja.Vic melihat nama yang ada di sana, Maya Aulia. Jadi nama lengkapnya adalah Maya Aulia?. Tanpa sadar, Vic tersenyum . Dia lalu meletakkan HP nya dan kemudian mengambil bantal dan meletakkan kedua tangannya dibawah kepala . Entah apa yang dia pikirkan. Dia sudah terlalu banyak tidur di Bus tadi. Sehingga mata nyasulit untuk terpejam. Drrrttt. HP nya bergetar. Ada WA masuk. Dari Didi
"Lo dimana?"
"Di kamar"
"Maksud gue, dikamar mana?". Dengan enggan, Vic melirik kearah pintu kamar. Melihat nomer kamarnya
" Kamar Utama nomer 5"
"Sial. Kenapa ga ngajak Gue?. Diam. Vic tak membalas .
"Zagi ga bisa anteng nih tidurnya. Gue ke kamar Lo ya?" lanjut Didi
"Hm ..". jawab Vic singkat.
"