Tak lama setelah Vic meletakkan HP nya, Didi tampak mengetuk pintu. "Masuklah, Tak dikunci" seru Vic. Didi masuk.
"Ga bisa tidur gue ..Sumpek banget". Vic diam , dia memanaskan air dan menyeduh dua cangkir kopi. Dia menyerahkan satu untuk Didi. Lalu berjalan ke arah balkon kamar.
"Tadi Zagi cerita ke gue .. Dia berencana nembak Maya di depan anak anak" celoteh Didi. Vic yang sedang menyesap Kopi nya mengeryitkan dahi nya heran.
"Dia yakin bakal diterima?" . Didi menggeleng. Dia menyusul Vic e arah balkon.
"Entah lah".
"Lo sendiri .. belum ada minat kah buat jatuh cinta?" . Vic tertawa mendengar pertanyaan Didi.
"Kamu sendiri .. apa pernah benar benar jatuh cinta?"
"Setidaknya aku pernah mencintai seseorang" kata Didi bangga.
"Meskipun pada akhirnya ditinggalkan?" . Didi terdiam. Dia meninju lengan Vic
"Sialan Lo." . Keduanya tertawa mengingat maksud Vic. Didi pernah mencintai seorang gadis cantik, kakak kelasnya dulu di SMA. Tetapi karena kakak kelasnya itu harus melanjutkan kuliah mereka pun terpaksa berpisah. Saat kembali bertemu, Didi mendapati gadisnya itu telah bersama pria lain. Penolakan gadia itu membuat Didi merasa cukup frustasi. Hingga akhirnya dia bersikap seperti itu sampai sekarang. Bermain main dengan Wanita yang dia temui.
....
"Vic ... "
"Hm "
"Menurut Lo .. apa kali ini Zagi bener bener akan serius dengan Maya?"
"Kenapa kalau dia serius? Malah bagus .."
"Iya sih. Hanya saja gue ga yakin keluarga nya Zagi bakal bisa nerima Maya" . Bagaimanapun mereka bertiga tau, tidak semudah itu menjalin sebuah hubungan. Keluarga mereka punya aturan tertentu untuk melangsungkan kesuksesan Perusahaan.
Bagaimanapun, Pernikahan di dalam keluarga mereka juga dilakukan berdasarkan kesepakatan Bisnis. Dan ketiga nya sadar hal itu tidak bisa dihindari lagi ke depannya.
"Kalau dia memang mencintainya, Dia pasti akan memperjuangkannya" . Kata Vic pelan. Dia pun tak yakin dengan ucapannya. Kopi nya telah habis, dia lembali ke kamar.
" Menurut Lo .. apa mereka bisa bener bener bersatu?"
"Sejak kapan kamu suka ikut campur urusna asmara seseorang?" tanya Vic jengah.
"Bagaimanapun, Zagi sahabat kita .. Cobalah sedikit berbagi pendapat. Gue ga mau dia nanti bakal kecewa di kemudian hari"
"Aku akan mendukung apapun yang terbaik buat kalian. Apapun itu" . Didi tak bicara lagi. Dia meletakkan kopi nya diatas meja. "Balik sana ke kamarmu, aku mau tidur" kata Vic
"Ngusir nih? "
"Tutup pintunya ..." Kata Vic. Itu artinya perintah tak langsung untuknya agar Didi segera pergi dari kamarnya. Didi tau kebiasaan Vic , dan dia tak protes. Segera setelah melihat Vic nampak tak ingin bicara lagi, dia beranjak pergi. Ruangan itu kembali sepi.
...
Hari pertama di Penginapan.
Pada Pagi hari ..
Suasana ramai memenuhi seluruh ruangan itu. Makan pagi sedang berlangsung. Setelah ini, acara inti akan dimulai. Study tour di daerah perkebunan Teh yang dikelola sebuah Perusahaan Swasta. Oleh Pemilik Perusahaan, tempat itu tidak hanya dibuat sebagai perkebunan, tetapi juga tempat Wisata. Beberapa bangunan Villa dibangun di sekitar perkebunan. Banyak yang bisa dinikmati dari perjalanan Tour kali ini. Dan para Mahasiswa itu tak sabar hendak bergegas pergi.
Segera setelah menyelesaikan Sarapannya, semua bersemangat menuju Bus. Siap melakukan perjalanan berikutnya di kota itu.