Bersamaan, Vic dan Maya menoleh kearah suara. Tampak Didi muncul dengan senyuman khas nya. Tak lama kemudian, Zagi menyusul memasuki ruangan itu. Dia tampak terkejut mendapati Maya ada di kelas Vic. Wajahnya langsung sumringah.
"May .. ngapain Lo disini? dari tadi gue cari di ruang rapat senat, katanya Lo udah balik"
"Mm.. anu, ini mau minta tanda tangannya Vic buat acara tour Fakultas kita. Syukurlah kalian datang, setidaknya aku lebih mudah memaksa Tuan muda ini untuk menandatangani berkasnya." . Didi menoleh ke arah Vic, meminta penjelasan.
"Kalau aku bilang sedang tidak ingin, artinya Tidak" . Lalu Vic segera meninggalkan ruangan tanpa memberi waktu buat Didi berkomentar.
"Ah tenang saja May, biar gue yang urus nanti. Sini berkasnya, Lo pulang aja sama gue". Lalu Zagi segera meraih berkas di tangan Maya dan menyerahkannya pada Didi "Di, nitip ya .."
"Apa ini maksudnya? kok jadi gue?" protes Didi tak suka. Zagi tak menjawab. Dia memandang Maya yang nampak masih kesal dengna tingkah laku sahabatnya itu.
"Abaikan Vic .. dia kalau lagi berada dalam keadaan yang tak menyenangkan memang suk begitu. Biar Didi yang urus, dia jago menangani urusan beginian. Yuk .." . Maya tak punya pilihan lain. Ini akna mendatangkan keuntungan untuknya. Dia mesti sedikit berbaik hati menyetujui ajakan Zagi untuk pulang bareng. Sebagai tanda terima kasih karena sudah dibantu memintakan tanda tangan Vic.
"Baiklah ..ayo. Sebelumnya makasih ya Di " kata Maya sambil tersenyum.
"Sama sama May .. Lo kalau sedang senyum begini cantik banget. Jika bukan karena Lo sedang mengincar Zagi, udah gue ajak makan malam nanti .." . Zagi menonjok tulang rusuk Zagi sewot. Maya langsung kehilangan senyumnya. Ekspresi nya kembali seperti tadi.
...
"Dia emang selalu nyebelin begitu ya Gi? "
"Dia siapa maksudnya?" . Zagi menoleh mendengar pertanyaan Maya. Mereka sedang berada di dalam mobil menuju arah pulang.
"Temanmu yang angkuh itu .. siapa lagi?"
"Vic? dia emang begitu . . Tapi aslinya dia baik kok. Kenapa?" . Maya masih memandang ke arah depan dengan sebal.
"Ga apa. cuma nanya aja"
"Ga ikut ikutan naksir sama dia kan?"
"Kamu ini .. apaan sih? . Sebel aja sama sikapnya yang arogan begitu. Dia pasti ga punya bnayak teman " . Zagi tertawa, ia membelokkan mobil saat hampir tiba di belokan menuju rumah Maya.
"Syukurlah kalau Lo ga suka sama Vic." .
"Kenapa?"
"Ga apa apa , karena Gue suka sama Lo. Dan gue ga mau cewek ya g gue suka, menyukai orang lain" . Maya terdiam. Tampaknya Zagi benar benar menyukai nya. Dia tak menutup nutupi kalua sikap Zagi terlalu baik padanya. Meskipun sedikit menyebalkan. Tapi setidaknya, sejak dia dekat dengannya , semua terasa baik baik saja. Sinta bahkan sudah tak pernah mengganggunya lagi sejak saat itu.
"Gi .. mungkin kamu salah orang. Aku tak pantas buat kamu sukai , coba deh cari cewek lain yang mungkin lebih baik buat kamu."
"Ngga May, gue udah mutusin bakal nunggu kamu sampai kapanpun. Sampai kamu mau nerima aku"
"Tapi Hi, aku .."
"Kita sudah sampai" . Maya baru menyadari kalau mobil itu sudah memasuki halaman rumah nya. Dia segera turun saat mobil itu sudah benar benar berhenti.
"Makasih ya Gi ..". Zagi mengangguk
"Ngga mau ngajak mampir nih?" goda nya. Maya tertawa
"Ngga ah, Bahaya. Lagi ga ada orang drumah. Gih sana pulang"
"Biasanya kalau gue nganter gadis lain, mereka yang akan memintaku agar tak pulang" . Maya mencibir.
"Dan aku bukan gadis lain seperti itu"
"Justru itu ya g membuatku semakin jatuh cinta padamu May .. "
"Mulai lagi ni anak. Udah lah, aku masuk dulu ya .. Bye". Maya melenggang menuju pintu. Dia sempat menoleh, dan melambaikan tangannya sebelum benar benr masuk menutup pintu dan tak keluar lagi. Zagi pun kemudian masuk ke dalam mobil dan berlalu.
...
Dengan agak ragu, Maya mendekati meja dimana Vic duduk.
"Mau pesan apa?" tanya nya singkat. Vic tak menoleh, dia hanya mengukurkan tangannya meminta map menu yang ada di tangan Maya.
"Ini dan ini" . Tunjuknya di atas kertas menu. Maya mencatat pesanan. Secangkir Kopi hitam dan Kue rasa Coklat yang sederhana. Dia selalu memesan menu ini setiap kali datang ke Cafe. Padahal ada banyak menu lainnya
"Itu saja? "
"Ya .."
"Baiklah, mohon ditunggu sebentar" . Maya langsung berbalik arah saat tiba tiba Vic memanggilnya.
"May .." . Maya berbalik lagi
"Ya? ada lagi kah yang mau dipesan? ". Vic tampak akan mengatakan sesuatu, tapi kemudian kata kata itu ditelannya lagi.
"Ngga jadi. Itu saja" .
"Baik. Sebentar lagi pesanannya akan dianter" . Lalu Maya bergegas masuk ke dalam. /Apa yng sebenarnya orang itu inginkan? Tapi .. dari caranya dia memanggilku, harusnya dia Ah tidak, kenapa pikiranku jadi kemana mana?. Pasti karena Zagi , itu sebabnya dia tau namaku. Bukankah mereka berteman akrab? /
Tak lama, pesanan Vic siap. Karena malas bertemu dengan Vic lagi, Maya meminta Andini untuk mengantarkan minuman itu ke meja Vic. Tetapi kemudian Andini segwra balik lagi dan masih membawa nampan itu di tangannya
"Si dia mau nya kamu yang nganter tuh" Goda Andini. Maya mendadak merasakan pening di kepalanya. Itu anak ... Kadar keanehannya tidak berkurang sedikitpun .