"Apa mesti Gue nanya ke Maya ya? Shift kerja nya di Cafe itu jam berapa ?" . Didi yang duduk disebelah Zagi melotot tak percaya mendengar apa yang baru saja dikatakan teman dekatnya itu. Zagi jatuh cinta? Yang benar saja .. seumur umur, bocah itu tak pernah tertarik pada gadis manapun. Zagi dan Vic. Ayolah, Didi bahkan pernah mengira kedua nya aseksual lantaran tak pernah sekalipun menggandeng seorang gadis dalam kehidupannya. Pernah suatu kali Zagi berkencan dengan seorang gadis, tapi tak sampai sepuluh menit, dia meninggalkannya di jalan. Katanya, gadis yang dia ajak itu terlalu manja, membuatnya tak tertarik melanjutkan kencan. Zagi selalu menggoda para gadis, tapi tak satu pun yang benar benar bisa membuatnya tertarik. Berbeda dengan Zagi yang lebih terbuka tentang Kriteria seorang gadis idaman, Vic lebih tak terbaca lagi. Jangankan menyebutkan nama seorang gadis cantik yang ada di sekeliling mereka, Melirikpun tak pernah. Bagi Vic, Didi dan Zagi yang terlahir dengan keluarga kaya raya, bergonta ganti pacar semudah membalikkan telapak tangan jika mau. Dan tampaknya, hanya Didi saja yang memanfaatkan kesempatan itu. Kecuali saat ini, saat ketika Zagi tiba tiba memutuskan akan mengakhiri masa kesendiriannya demi seorang gadis bernama Maya, yang dia temui di sebuah kangin kampus secara tak sengaja. Awalnya, Zagi tak sengaja menumpahkan minuman ke sepatu Maya. Tak mudah untuk pria berkelas sepertinya meminta maaf, namun begitu matanya bertemu dengan manik hitam dan jernih milik Maya, dia seperti linglung.
"Maaf .." Spontan dia meminta maaf. Maya hanya tersenyum kecil, ia melambaikan tangannya.
"Ngga apa apa... ". Dan entah bagaimana ceritanya, mulai saat itu Zagi terobsesi dengan Maya.
Menurutnya, Maya itu berbeda. Maya tidak sama dengan gadis lain dluar sana yang selalu berusaha menarik perhatiannya. Mencoba mencari kesempatan dengan berusaha mendekatinya memakai segala cara. Termasuk dengan cara paling rendah sekalipun.
"Vic, menurut Lo gimana?"
"Kenapa Lo nanya Vic? dia bahkan tak pernah sekalipun menyebutkan nama wanita lain selain Nama Ibu nya. Tanyalah padaku , akan kuberi tau semua rahasia Wanita .." . Zagi mendengus mendengar ucapan Didi.
"Lha tadi Gue udah nanya sama Lo. menurut Lo gimana, apa sebaiknya gue tanya aja Shift kerja nya di hari apa? biar kita bisa ke Cafe pas dengan shift nya Maya kerja.."
"Kenapa ga sekalian aja Lo pindah Fakultas biar bisa deketin si Maya?" . Cibir Didi . Zagi menoleh, tiba tiba sebuah ide muncul di kepalanya. Ia memeluk Didi erat
" Thanks God, Di .. ini bener bener Ide yang hebat. Betul, gue harus pindah Fakultas."
"Pfstttt". Didi dan Vic yang sedang meminum kopi nampak shock mendengar ucapan Zagi. Bahkan keduanya secara bersamaan tersedak mendengar keputusan sepihak Zagi. Seharusnya dia tidak perlu membuat keputusan gila seperti itu kan ?
..