"Oke . cukup sudah kamu buntuti aku beberapa hari ini. Mau kamu apa si sebenernya?". Zagi tampak mengerling nakal kearahnya
"Gue mau jadi pacar Lo" . Maya menatap mahluk di depannya ini heran. Beberapa hari yang lalu, dia pindah Fakultas, dan segera setelah jam kuliah selesai, Pria itu terus membuntutinya kemanapun dia melangkah. Membuat Maya risih.
"Lo waras kan? Sehat kan? ". Telapak Tangan Maya menyentuh dahi Zagi, memastikan laki laki di hadapannya itu dalam kondisi baik baik saja. Tidak sekali dua kali dia menerima perhatian yang spesial dari lawan jenisnya, namun tak ada yang seaneh Zagi. Zagi tersenyum, dia meraih tangan Maya dan meletakkan di dada nya.
"Disini .. disini yang sakit. Hatiku sakit setiap kali Lo nolak gue May". Maya bergidik ngeri. Ia segera melepaskan tangannya dan bergegas pergi. Orang sinting !! rutuknya kesal.
"May .. ntar gue ke Cafe tempat Lo kerja !!. Lo dateng kan? ". Maya tak menyahut. Ia hanya mengangkat dua tangannya membentuk tanda Silang di atas kepalanya.
Zagi tersenyum kecut. /Mungkin sekarang belum, tapi nanti ..Lo pasti akan jadi milikku May. Elo selalu akna jadi milikku./
..
Andini menyimak cerita Maya dengan serius. Dia nampak ikut gregetan mendengarnya.
"Kok malah si Zagi sih yang ngejar ngejar kamu?". Maya heran
"Lha kamu pikir, harusnya siapa? . Ampun deh An, dia itu bener bener ga punya kerjaan lain selain gangguin gue. Bete kan jadinya , Risih tau .." . Andini tertawa. "Kok Lo malah ketawa sih?"
"Kamu itu lucu deh May , dikejar kejar cowok ganteng kok ga mau sih?"
"Ganteng tapi Saraf ky dia? idih .. jauh jauh deh. Buat Lo aja kalau mau "
"Ngga ah, aku lebih suka sama pesona nya Vic ..dia itu lebih cakep, lebih menawan, lebih aw aw deh pokoknya" . Maya kembali bergidik ngeri. Dia mencubit lengan Andini dengan gemas. Gadis itu menjerit kecil "Aw, sakit tau .. " sungutnya kemudian.
"Lo sadar ngga sih. Lo itu ga ada bedanya sama si Zagi. Saraf !" . Andini tertawa . "Udah ah, yuk kita segera kembali ke depan. Jangan sampai bu bos tau kalau kita ngerumpi di toilet" . Andini mengangguk. Ia mengelesaikan polesan lipstiknya sebelum membenarkan kerah baju lalu bergegas menyusul Maya yang sdh berjalan duluan.
..