Di Fakultas Teknik Informatika ..
Maya baru saja selesai membereskan buku bukunya saat pak Simon menghampirinya. Pak Simon adalah salah satu dosen di Fakultas itu. Hubungan keduanya cukup dekat, mengingat Maya adalah mahasisiwi yang termasuk aktif di Organisasi. Dan dia berhubungan baik dengan semua dosen di Fakultas nya.
"May, bisa kamu ke ruangan Dekan sekarang?. Ada rapat dengan dewan Dosen, dan beberapa perwakilan Mahasiswa nanti juga diundang. Tolong kamu hubungi yang lain ya?" . Maya mengangguk patuh
"Baik pak, nanti akan segera saya hubungi"
"Oke. Setelah ini, kamu juga tolong bawakan tugas ini ke ruangan saya ya. Mulai saat ini, kamu jadi Assisten Pribadi saya". Maya terkejut. Pak Simon baik padanya, iya. Tapi secepat itu mengangkatnya menjadi Aspri? Ini sungguh kemajuan yang luar biasa. Dia segera mengangguk bahagia
"Baik pak, terima kasih untuk kepercayaan yang bapak berikan pada saya. Saya akan berusaha sebaik mungkin"
"Ya .. mengingat kau adalah mahasiswi terpintar di kelas ini, saya harap selain membantu tugas saya di bagian Administrasi, kamu juga bis amenjadi tangan kanan saya saat menghandle kelas"
"Baik pak .."
...
"Eh kita ini nunggu siapa lagi sih?" Bisik salah seorang mahasiswa dari kelas lain yang juga mengikuti rapat. Posisinya berada di dekat Maya.
"Kalau kata pak Dekan tadi, saat ini kita sedang nunggu perwakilan dari Donatur utama datang."
"Kenpa harus nunggu beliau?"
"Lo ngga tau ya? Acara kita nnati memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pihak Fakultas perlu mempertimbangkan hal itu dengan pihak donatur. Dan ..". Belum selesai gadis itu menjelaskan, tampak pintu ruang dekan terbuka. Tiga orang Mahasiswa masuk. Kedatangannya membut pak Dekan berdiri dan menghampiri mereka dengan hormat. Maya terkejut, Mereka adalah Didi, Zagi, dan Vic.
Didi segera tersenyum begitu melihat banyak mahasisiwi yang juga ada diruangan itu. Matanya sibuk meneliti satu persatu wajah yang ada disana. Membuat beberapa gadis yang memang mengenalnya dengan baik reputasi Didi di kampus tersipu malu. Dan Maya memandang jengah melihat situasi itu. /Dasar Manusia berotak mesum/
Sementara Zagi dengan senyum bahagia tampak memerhatikannya. Dia bahkan melambaikan tangannya kearah Maya. /Euhhh ... dia ini waras atau ngga sih sebenernya? Ga tau diri. Bis abisa nya dia seperti itu di depan para Dosen yang ada. Dasar tak tau malu/
Sementara Vic tampak acuh tak acuh. Dia segera duduk begitu kursi untuknya disiapkan.
Rapat pun dimulai.
...
Kesimpulan rapat sudah bisa diprediksi. Rencana study tour untuk Fakultas akan diadakan di luar kota. Untuk tempatnya, akan menunggu sampai pihak terkait melaporkan kesiapan akomodasi. Ijin dan juga Sumbangan dari pihak Donatur sudah di tangan. Vic mewakili keluarga nya, menandatangani beberapa berkas sebelum kemudian meninggalkan ruangan dengan tergesa. Didi dan Zagi tampaknya tidak ingin segera pergi , mereka berdua masih asyik ngobrol dengan beberapa orang di ruamgan itu, membahas detail acara untuk Study tour nanti. Maya yang sudah selesai membuat catatan Notulen, beranjak berdiri ketika Zagi menghampirinya
"Gue antar Lo pulang ya?..". Maya tersenyum sopan sambil menggeleng. Ada banyak orang disini, jadi dia masih menahan diri untuk tidak terlalu terbuka soal penolakannya ke Zagi.
"Makasih Gi, tapi gue masih ada tugas . Mau ke perpus dulu"
"Gue ikut kalau gitu .. " .
"Tapi lama lho .. dan untuk itu nanti gue bakal butuh beberapa buku buat referensi. Jadi mending gue sendirian aja nyari nya, takutnya malah nanti merepotkan" . Seorang mahasiswi yang juga sudah selesai, menepuk bahu nya
"Gue duluan May ..Nanti Lo wa aja ya hasip notulensi nya, biar bisa segera gue buat rincian detailnya buat mading fakultas besok".
"Ah iya, OK. " . Lalu satu persatu orang yang ada di ruangan itu berlalu. Hanya tinggal mereka berdua sekarang
"Jadi gimana? " desak Zagi. Maya menyerah. Tak ada gunanya berdebat dengan orang seperti Zagi. Ia segera berlalu tanpa menjawab. "Yess , akhirnya. Thank's God !!!" teriak Zagi girang .
Keduanya berjalan menuju Gedung Perpustakaan atas . Saat melewati tangga kedua, tempat dimana Vic biasa berada Zagi mendadak berhenti. Dia tampak bimbang meneruskan langkahnya
"Kenapa? ga jadi ikut? " ejek Maya melihat ekspresi ragu di wajah Zagi. Dia nyengir sambil menggaruk kepala nya tyang sebenarnya tidak gatal.
"Gue .. tungguin disini aja ya. Sekalian gue ada perlu sama Vic" kata Zagi sambil dagu nya menunjuk kearah dimana Vic berada. Maya mengikuti pandangan Zagi. Vic tampak sedang asyik membaca buku di tangannya dengan posisi duduk seperti biasanya.