Chereads / Atas Nama Cinta / Chapter 9 - 9

Chapter 9 - 9

/Tenang Maya .. tetap tenang. Kamu hanya perlu membangunkannya dengan sopan, lalu minta tanda tangannya. Habis itu, semua ya beres. Ya .. semudah itu/

"Maaf ganggu waktu nya nih Mas, saya Maya dari Fakultas TI. Saya mewakili Lani dari Panitia Senat TI Seksi Humas, mau minta tanda tangannya untuk acara Tour besok." . Sepi. Ucapan Maya seolah kabur terbawa angin lalu.

"Hallo .. Mas, bisa dengar suara saya ngga ya?" . Maya mulai jengkel. Vic tampak tak bergeming. Dia malah membenarkan posisinya. Tanpa membuka mata nya. Maya menjadi semakin tak sabar.

"Mas .. saya bicara dengan Anda lho " . Kata Maya dengan agak keras. Diam. "Mas , hello situ masih hidup kan ya !!" . Diam lagi. Tak sabar, Maya segera mencopot Headset dari HP Vic. Tampak suara musik sangat keras segera memenuhi ruangan itu. Maya menutup telinga nya ngilu. /Apa dia ini tidak sakit ya telinga nya mendengarkan musik begini kerasnya? Meskipun musik nya berirama lembut dan tanpa suara, tetap saja Instrumental itu terlalu keras untuk didengarkan dengan Volume full begitu/ .

..

Vic membuka matanya. Dia nampak terganggu. Benar kata Lani, aura nya seperti angin musim penghujan. Dingin. Dia memandang Maya tak suka

"Siapa kamu berani mengganggu waktu istirahatku?" Tanya Vic kejam. Oh No, dia hanya sedikit bertindak beranu dengan memaksa Vic bangun. Tapi tampaknya dia salah langkah. Maya tergagap

"Ah maaf Mas eh Kak eh .. siapapun nama panggilang yang paling sopan buatmu. Maaf saya tadi lancang"

"Keluar" . / Apa? dia langsung mengusirku ?/

"Saya kesini mau minta tand--"

"Kamu ga denger ya saya bilang apa? . KELUAR" . Kata Vic datar. dia segera memasang kembali headset itu ke HP nya. Maya kehilangan kata kata. Dia me atap Vic tak percaya. Manusia aneh ini, dia kenapa bisa jadi orang yang tak memiliki perasaan seperti itu sih? .

Bukan Maya namanya kalau dia tak keras kepala dan merasa takut pada seseorang. Dengan berani, dia kembali mencopot hedaset itu dari HP nya. Vic kembali terganggu. Dia mendelik sewot. /Ah ya Ampun, bahkan saat dia mendelik pun tetap saja Tampan .. /

"Aku cuma perlu minta tanda tangan kamu, setelha itu aku janji tidka akan mengganggu waktu Istirahatmu lagi." Dengan lancar, Maya segera menyelesaikan kalimatnya sebelum Vic sempat memarahi nya. Vic nampak tak peduli. Tapi kini dia sudah tak bisa menikmati ketenangannya lagi. Dia mematikan HP nya dan berlalu dari hadapan Maya. Berjalan keluar kelas. Maya merasa ingin menonjok pria sombong di depannya sekuat tenaga.

....

"Gimana, berhasil?" Cecar Lani saat Maya keluar kelas. Maya menyerahkan stopmap ditangannya kearah Lani

"Lain kali, jangan pernah menyuruhku berdekatan dengan manusia Es seperti Vic lagi. Lebih baik aku berjalan ngesot sejauh 10 kilometer daripada berhadapan dengannya. Ih nyebelin banget tau ngga sih. Kok ada manusia kayak begitu di kampus kita " Omel Maya tak berhenti sejenakpun untuk mengambil nafas. Dia benar benar kesal dengan Vic. Lani yang sudah tau seperti apa hasilnya terkikik mendengar Maya nicara tanpa mengambil jeda sedikitpun.

"Gue kira, karena Lo gadis paling keras kepala yang pernah gue kenal, Lo bakal tahan menghadapi Vic hhi."

"Gue bukannya ga tahan, gue cuma males aja berurusan sama dia"

"Hati hati lho May, nanti Lo bisa ikut ikutan ketularan naksir juga sama Vic."

"Bangun woi, mimpi Lo .."

" Eh beneran .. di kampus ini cuma Lo aja yang ga pernah gue liat merhatiin Trio Angel"

"What? barusan Lo bilang apa tadi? Trio Angel?" . Lani mengangguk, dia berjalan perlahan meninggalkan area kelas. Maya mensejajari langkahnya

"Iya .. itu oanggilan buat mereka bertiga. Vic Zagi, dan Didi. Mereka itu cowok idaman banget tau, rasanya gemeteran kalau deket mereka" . Wajah Lani merona mengucapkannya. Maya nampak tak tahan lagi. Dia benar benar makin tak menyukai Trio Angel itu.

Awalnya Zagi, lalu wajah mesum milik Didi, lalu yang terakhir wajah sewot Vic terlintas di kepala nya. Ah semua nya terasa Menyebalkan !

..

"Lalu gimana donk, kalau ini ga ditanda tangani ya acaranya ga bakal berjalan" . Wajah keempat mahasiswa yang berkumpul di ruang Senat itu tampak keruh.

"Bis angga sih kita cari Donatur lainnya aja?" Usul Maya. Dia masih dongkol dengan penolakan Vic.

"Ngga bisa May, waktunya terlalu mepet ini. Udah tinggal berangkat aja kalau semuanya beres"

"Lo sih May .. ngapain coba bikin Vic sewot? Kalau kemarin Lo minta dia buat tand tangan dengan cara baik baik kan tugas kita harusnya udah kelar ini"

"Kok nyalahin gue? Lani tuh .. yang harusnya nganterin berkas nya"

"Ya tapi kan Lo yang buat Vic marah .."

"Ta--" .

"Udah udah, kalau nyari siapa ya g salah dan siapa yang benar, ga bakl selesai urusannya." Deni memotong ucapan Maya. "Nay, kalau Lo coba sekali lagi buat anterin berkas ini ke Vic, gimana?"

"Ih kok gue lagi ? Yang lain aja Den .."

"Ngga bisa May, Lo juga mesti tanggung jawab donk karena kemarin udh berhasil buat kita semua kena Teguran dari Dekan gara gara Lo ganggu istirahatnya Vic" . Maya mengepalkan tangannya kesal. Ingin rasanya dia mencabik cabik muka Vic yang menawan itu. Childish sekali urusan sepele begitu diceritakan olehnya sampai dekan harus tahu.Dasar Vic sialan !!.

...