Hening. Hanya itu suasana yang paling tepat menggambarkan keadaan di dalam mobil yang Maya tumpangi. Dengan ekor mata nya, dia melirik Vic yang tampak santai mengendarai mobilnya di tengah keramaian kota. /Apa ini? bahkan dia tidak mengajakku bicara sama sekali./
"Rumahmu dimana?" . Setelah sekian lama berjalan, akhirnya Vic membuka suara
"Ah aku turun di persimpangan itu saja, udah deket kok dari sini ..". Vic menatap arah yang ditunjuk oleh Maya. Kembali hening. Dan keheningan itu berlanjut hingga akhirnya mobil menepi setelah sampai di persimpangan yang ditunjuk oleh Maya.
"Terima ---" Belum sempat Maya menyelesaikan ucapannya, Vic sudah berlalu dari hadapannya. Melaju kencang meninggalkan gadis yang bahkan posisinya masih setengah membungkuk untuk mengucapkan Terima kasih. "Kasih .." lanjut Maya akhirnya. /Orang aneh ../
...
"Gue rasa, gue benar benar lagi jatuh cinta .."
"Biasanya Lo juga bilang begitu tiap kali ada cewek yang Lo suka". Zagi menimpuk kepala Didi dengan tas nya.
"Yang ini lain Di .. "
"Biasanya juga begitu". Zagi mendelik kesal mendapati sahabatnya itu berkomentar. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Vic yang sedari tadi hanya mendengarkan keributan mereka berdua.
"Vic , menurut Lo gimana?"
"Gimana apanya?"
"Gi, Lo itu buta ya? Lo kan tau Vic ga pernah deket dengan siapapun. Tanyalah pendapatku" protes Didi
"Diem Lo. Gue ga perlu saran dari Lo, dasar Bucin"
"Justru karena gue Bucin, Lo harus dengerin nasehat gue ..". Zagi kembali mendelik, dia mengacuhkannya dan kembali fokus mentap Vic.
"Didi benar, saranku .. dengarkan saja apa katanya. Dia ahli nya". Lalu tanpa berkata apa apa lagi, Vic berdiri dari tempat itu.
"Lo mau kemana sih? Gue lagi butuh saran Lo nih .. malah main pergi". Sambil melangkah, Vic mengangkat satu tangannya keatas . Ada buku di tangannya.
"Dia ada jam kuliah kaya nya ..". Didi yang menyimpulkan. Vic tidak ikut ikutan pindah Fakultas seperti Zagi. Sementara Didi akhir ya terpaksa pindah Fakultas demi persahabatan dan paksaan Zagi. Kadang .. semua yang mereka lakukan memang tampak aneh. Mereka dibesarkan di lingkungan Keluarga Kaya raya. Seperti nya,Pendidikan hanya formalitas belaka. Sejujurnya , Mereka memang hanya menunggu waktu untuk mendapatkan Warisan perusahaan milik orang tua mereka. Diantara ketiga nya, nampaknya hanya Vic yang memiliki keinginan untuk belajar. Baik Zagi maupun Didi bahkan bisa terhitung dengan jari masuk ke kelas nya.
Sudah merupakan rahasia umum, bahwa Penyumbang terbesar Universitas yang saat ini mereka tempati adalah dari ketiga orang tua mereka. Dan seperti pada kehidupan umumnya, saat seseorang meninggalkan Uang nya, dia akan meminta Imbalan. Bukankah itu cukup mudah terbaca?
Ayolah .. semua Penghuni Kampus memahami aturan main seperti itu. Dan tak ada yang pernah protes dengan Aturan tak tertulis yang ada.
Aturan pertama, Ketiga orang Istimewa itu bernma Vic, Didi , dan Zagi.
Aturan kedua, Mereka diperkenankan bertindak sesuka hati, termasuk Absen dikelas ataupun tidak
Aturan Ketiga, Tidak ada yang bisa mengganggu mereka selama berada di lingkungan Kampus.
Dan inilah mereka sekarang. Beruntung nya ..mereka bertiga memiliki tampang menawan diatas rata rata. Sehingga para gadis tidak ada yang merasa keberatan dengan aturan itu. Dan bagi mereka yang tidak ingin mendapatkan masalah, mereka ha ya harus menjag jarak dan jangan sampai membuat Ketiga orang itu marah. Atau , surat DO akan menunggu di kemudan hari.