Chereads / Atas Nama Cinta / Chapter 5 - 5

Chapter 5 - 5

Siluet itu, rambutnya yang tergerai jatuh menutupi sebagian wajah dan mata nya yang terpejam. Garis keemasan sinar matahari dari balik rimbunnya dedauan menembus diantara bahunya yang menelungkup. Menciptakan nuansa epik yang tak tertandingi. Jika sedang dalam posisi tidur saja dia begitu menarik, apalagi saat sedang berjalan. Pantas lah semua gadis di kampus ini menyukainya. Semua? Ah .. tidak. Maya menggelengkan kepala nya dan segera berlalu dari tempat itu. Meninggalkan Vic yang tampak menik.ati tidur y di tempat biasa. Maya Menaiki tangga dan menuju tempat faforitnya. Sebuah perpustakaan tua yang berada diatas balkon gedung kampus. Tak banyak yang menggunakan perpustakaan tua itu. Hanya beberapa anak yang memang membutuhkan arsip lama dan buku tua ya g sering mengunjunginya. Pun begitu, tempat itu selalh menjadi favorit untuk Maya. Di perpustakaan itulah, dia bisa melepaskan diri dari kejaran Zagi. Zagi alergi terhadap Perpustakaan , dia tak menyukai Ketenangan. Dan tempat itu Pas sekali untuknya.

...

/Sudah lebih dari dua jam. Dan dia belum terbangun? . Dia ini tidur apa pingsan sebenarnya?/ . Perlahan Maya mendekati tempat dimana Vic tertidur. Wakgu sudah sore, sebentar lagi Kampus akan tutup. Sebenarnya dia tak berniat peduli pada nya. Tapi kalau sampai anak itu tidak bangun dan kampus keburu ditutup, bukankah agak ngeri membayangkannya?

Maya tertegun. Langkahnya terhenti. Vic terlihat bergerak. Peelahan, dia menggosok matanya, lalu merenggangkan tubuhnya dan berdiri. Aihh, kenapa Maya nampak bodoh menatap ke arah Vic tanpa berkedip?

Bukankah pemandangan orang bangun tidur seperti itu biasa dia temui? Lalu, mengapa ada yang berbeda pada Vic yang membuat dia bahkan tak sempat mengalihkan pandangannya begitu Vic menoleh. Ia menoleh padanya. Keningnya berkerut " Ngapain kamu disitu?" . Maya tergagap, pertanyaan yang tak terucap itu sontak membuat Maya sadar

" Ah Sorry, .. tadi aku lewat dan ga sengaja liat kamu disitu". Ya, tak sengaja liat dan lalu terpesona. Rasanya Maya ingin tenggelam saja. Wajahnya merona tiba tiba.

"Ayo pulang .." . A Apa? . Vic bersuara. Dan apa dia tadi mengingau? . Dia mengajaknya pulang, dia ini masih tidur apa sudah bangun?

"Tunggu apalagi?" . Maya mengangguk bingung. Dia memastikan Vic tak sedang berjalan sambil tidur. Begitu melihat Vic menuruni tangga .. Maya segera menyusulnya.

...

Saat Meya melewati tempat parkir kampus , suasananya sudah sepi. Hanya ada beberapa mobil dan sepeda motor ya g terparkir. Sudah menjelang tutup, jadi wajar jika sudah tak ada kegiatan lagi di kampus. Kecuali di beberapa gedung kantor yang masih terlihat adanya aktivitas. Maya yang sudah terbiasa pulang kampus menaiki bis, bergegas menuju gerbang . Sial, Bis yang biasa dia naiki baru saja melaju saat dia belum mencapai gerbang. Kakinya tak cukup kuat mengejar laju bis terakhir di hari itu. Masa iya kudu baik Taxi? Ini akhir bulan .. dan jatah bulanannya tentu saja tidak memungkinkan untuknya memesan Taxi. Sambil menendang kerikil yang ada di sepanjang jalan menuju halte berikutnya, Maya berjalan gontai. Kalau saja dia tidak terlalu keasyikan belajarnya tadi di Perpus, mungkin dia tidak akan ketinggalan Bis. Bukan, bukan karena terlalu lama di Perpus, bukankah itu karena dia malah menghampiri Vic ?

Ah sial, harusnya dia tak mempedulikan laki laki angkuh itu. Biarkan saja dia tertidur. Dia tidak harus menunggu Bis untuk pulang. Jadi apa peduli nya jika dia bahkan tak terba gun hingga larut malam?

..

Maya memijit tengkuknya sebal. Semakin larut sore, dan dia belum mendapatkan Bis. Beberapa yang lewat sudah terlalu penuh. Dan dia baru akan memutuskan memesan Taxi saat sebuah mobil mewah berhenti di hadapannya. Jendela mobil itu sedikit terbuka.

"Masuklah" . Vic membukakan pintu tanpa turun dari posisinya di depan kemudi. Maya tak mau terlihat bodoh lagi. Dia menggeleng

"Ngga usah, aku sudah memesan Taxi kok". sambil menunjukkan HP nya yang masih di tangan, dia berusaha meyakinkan Vic. Laki Laki itu tak menjawab, dia turun dan kemudian memegang lengan Maya menggiringnya masuk ke mobil . "Eh, apa ini? "

..