Chereads / Terang Dalam Gelapku / Chapter 8 - Pertemuan Dengan Dia

Chapter 8 - Pertemuan Dengan Dia

" Apa pentingnya acara ini, Dan?" tanya Brian di dalam mobil mewahnya.

" Ini akan bagus untuk pencitraan anda, Bos! Apalagi perusahaan kita akan membangun sekolah untuk orang miskin dan rumah untuk mereka juga!" jawab Danis.

" Kamu juga! Untuk apa menerima proyek yang tidak memberikan keuntungan apa-apa seperti itu!" kata Brian marah.

" Apa Bos lupa? Perusahaan kita yang disini hampir saja dituntut oleh seorang karyawan yang kita pecat gara-gara dia tidak masuk karena ibunya sakit?" tutur Danis. Brian memang pernah memecat beberapa karyawan karena tidak masuk gara-gara mereka sakit atau keluarganya yang sakit, itu membuat seluruh karyawan marah dan ingin menuntut perusahaannya karena tindakan semena-mena. Akhirnya Danis meminta maaf atas nama Brian dan berjanji membuat sekolah dan rumah murah untuk karyawan. Dan Brian yang saat itu ingin menyingkirkan mereka semua dengan cara apapun tidak jadi melakukannya karena menurut pengacaranya yaitu Rendy, dia bisa mengalami kerugian yang cukup besar dan Brian sangat membenci kehilangan uangnya. Mereka telah sampai di sekolah tersebut yang ternyata adalah sekolah dimana Fatma mengajar.

" Pak Arkan! Apa semua sudah siap?" tanya Kepala Sekolah Fatma, karena acara ini terselenggara atas kerjasama EO Arkan dan Yayasan milik Harun yaitu Yayasan Ilman Nafi'a. Danis yang memakai EO Arkan karena dia tahu jika EO milik Arkan adalah EO yang sangat bagus dan sudah terkenal di Indonesia. Sedangkan dia mengadakan acara ini di SD Islam Al Ilmi II karena disini ada adik Da'i kondang Ustadz Harun yang sangat baik untuk pencitraan Brian.

" Ins Yaa Allah, sudah Ustadzah! jawab Arkan sambil menunggu kedatangan tokoh utama. Harun yang hadir bersama dengan Safira tampak duduk di kursi undangan paling depan. Sedangkan Fatma saat ini sedang mempersiapkan penampilan anak-anak didiknya untuk tampil di depan undangan dan para donatur.

" Ustadzaf Zahirah!" panggil Nurul.

" Wa'alaikumsalam! Ya, us?" jawab Fatma dengan senyuman. Nurul tersipu malu karena masuk ke kelas tidak memberi salam dahulu.

" Maaf! Assalamu'alaikum!" salam Nurul.

" Wa'alaikumsalam!" jawab Fatma masih dengan senyum manisnya yang selalu teukir dan membuat hangat hati setiap orang yang memandangnya, terlebih dengan lesung pipit yang dimilikinya.

" Apa sudah siap semua?" tanya Nurul.

" Ins Yaa Allah anak-anak siap!" jawab Fatma dengan lembut.

" Acara akan segera dimulai!" kata Nurul lagi. Diatas panggung telah hadir seorang MC terkenal yang sengaja di datangkan Arkan untuk acara ini. Mobil Brian memasuki halaman sekolah dan Brian merapikan pakaiannya.

" Assalamu'alaikum Wr. Wb! Selamat Datang di sekolah kami, Pak Brian!" sapa Harun menyambut kedatangan Brian sambil mengulurkan tangannya. Brian hanya melirik tangan Harun dan berjalan menuju ke lapangan tempat acara diselenggarakan.

" Maafkan Bos saya, Ustadz! Dia memang seperti itu!" ucap Danis yang merasa bersalah dengan sikap Bosnya.

" Tidak apa-apa, Pak! Saya sudah biasa menghadapi orang seperti beliau!" jawab Harun dengan tersenyum. Semua yang di belakang Harun hanya bisa diam dan mengumpat dalam hati. Dasar Pria sombong! Hartamu adalah titipan Allah jika Dia mengambilnya kamu tidak akan bisa berbuat apa-apa! gerutu mereka. Kemudian Harun mempersilahkan Brian untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Brian melirik kearah Safira dan begitu juga Safira yang memberikan senyuman padanya. Astaga! Brian Manaf? Dia yang membiayai sinetron dan film gue! batin Safira. Ternyata dia sangat tampan dan gagah! batin Safira. Harun melirik wajah calon istrinya yang sedikit merah karena dilihat oleh Brian. Apa gue salah? tanya batin Harun. Brian merasa jenuh padahal baru juga 10 menit.

" Kita pergi! Aku sudah bosan!" ucap Brian.

" Sebentar lagi, Bos! Nggak enak sama Ustadz Harun!" ucap Danis.

" 5 menit!" ucap Brian lalu dia sibuk dengan ponselnya tanpa melihat acara yang dipersembahkan khusus untuk menyambutnya. Danis menganggukkan kepalanya tanda setuju, lalu dia mempersiapkan sebuah amplop untuk diserahkan kepada Harun.

" Kita sambut persembahan dari Ustadzah Zahirah dan anak-anak dari SD Islam Al Ilmi II!" teriak MC. Mereka mempersembahkan sebuah lagu dari Nissa Sabyan dimana Fatma akan menyanyi dengan Salsa dan teman-teman Salsa menari di belakangnya.

" Assalamu'alaikum Wr. Wb!" salam seluruh siswa dan Zahirah. Harun tersenyum melihat Fatma dan menganggukkan kepalanya, sedangkan pandangan Zahirah hanya fokus pada anak-anak. Kemudian Salsa mulai bernyanyi diiringai tari teman-temannya.

Bidadari didadam..Bidadari didadam..Bidadari didadam..Didam

Dengan kasihmu ya Robbi..Berkahi hidup ini

Dengan cintamu ya Robbi..Damaikan mati ini

Saat salahku melangkah..Gelap hati penuh dosa

Beriku jalan berarah..Temuimu di surga

Terima sembah sujudku..Terimalah doaku

Terima sembah sujudku..Izinkan ku bertaubat

Maulana ya maulana..Ya sami' duana

Maulana ya maulana..Ya sami' duana

Maulana ya maulana..Ya sami' duana

Maulana ya maulana..Ya sami' duana

Kemudian Zahirah menyanyi :

Saat salahku melangkah..Gelap hati penuh dosa

Beriku jalan berarah..Temuimu di surga

Brian yang mendengar suara lembut si penyanyi menjadi penasaran, diangkatnya wajahnya dan dilihatnya seorang gadis dengan jubah dusty pink dan khimar pink baby, sangat cantik dan anggun. Mata Brian tidak berkedip melihat Fatma, dia seperti melihat sosok bidadari pada diri Fatma. Kulit wajah yang putih dengan make up natural, suara yang merdu dan lembut. Jantung Brian berdetak sedikit kencang.

" Bos!" panggil Danis, tapi Brian tidak mendengar panggilan Danis, matanya terpaku pada keindahan makhluk Tuhan di hadapannya.

" Bos!" sekali lagi Danis memanggil kali ini agak mendekat dan keras. Brian tersentak dan menatap ponselnya.

" Sudah 10 menit!" ucap Danis.

" Sebentar lagi!" jawab Brian.

" Hah? Bos?" ucap Danis terkejut mendengar ucapan Bosnya, selama bekerja dengan Brian, Brian tidak pernah mengulang kata-katanya dua kali ataupun berubah pikiran. Brian menatap Fatma kembali dan Danis mengikuti arah pandangan Bosnya. Ahhhh! Apa iya dia melihat gadis itu? batin Danis. Akhirnya persembahan mereka selesai dan Brian menepukkan tangannya dan sukses membuat Danis melongok nggak percaya.

" Cari tahu tentang gadis itu!" ucap Brian.

" Siap, Bos!" jawab Danis.

" Saya mau kenalan dengan gadis yang baru saja menyanyi!" ucap Brian pada Harun yang duduk di sebelahnya. Entah kenapa perasaan Harun tidak suka dengan permintaan Brian.

" Dia gadis muslim taat, Pak Brian! Dan dia telah dikhitbah seorang laki-laki!" jawab Harun ramah. Brian mengerutkan alisnya dan menatap Harun tajam.

" Khit...bah?" ucap Brian.

" Iya! Dia sudah dilamar orang dan mereka akan segera menikah!" jawab Harun dengan nada sedikit emosi.

" Tapi mereka belum menikah!" ucap Brian, kemudian dia pergi meninggalkan Harun dan berjalan menuju ke belakang panggung dengan Harun mengikuti dari belakang.

" Tolong, Pak Brian! Anda harus mengerti sopan santun dan agama! Ini bukan negara barat dan dia seorang muslimah!" kata Harun menghadang langkah Brian. Wajah Brian menggelap, dia tidak suka ada yang menghalangi keinginannya.

" Bos! Tolong! Banyak anak kecil disini!" bisik Danis.

" Aku akan membuat perhitungan denganmu!" ucap Brian marah lalu pergi meninggalkan lapangan dan menuju mobilnya.

" Ada apa, Ustadz?" tanya Arkan.

" Tidak ada apa-apa! Hanya salah paham saja!" jawab Harun. Kemudian semua kembali ketempatnya masing-masing.

" Apa segitu berharganya gadis itu dimata calon suamiku?" sindir Safira.

" Apa maksudmu?" tanya Harun pada Safira.