Chereads / Terang Dalam Gelapku / Chapter 12 - Kekhawatiran Fatma

Chapter 12 - Kekhawatiran Fatma

Aku akan memberikan dia kejutan! batin Nabil. Brian yang telah meluncur ke tempat Fatma dan

meninggalkan meeting, merasa dadanya berdetak lebih cepat dari biasanya. Sial! Kenapa saat-saat gini jantung gue bermasalah! batin Brian. Dia menghentikan mobilnya dipinggir jalan lalu mengambil nafas, perlahan jantungnya berdetak dengan normal. Dia menghubungi seseorang.

" Halo, Victor!"

- " Ya, Bos?" -

" Apa kemarin saat aku check up ada masalah dengan jantungku?"

- " Tidak ada, Bos! Semua baik! Hanya lambung saja sedikit bermasalah!" -

Brian mematikan panggilannya. Huh! Bikin orang jantungan saja! Telpon tiba-tiba, mematikan juga tiba-tiba! batin Victor sebel. Victor adalah dokter pribadi Brian, dia teman kuliah Brian saat SMA dulu.

" Aku nggak boleh sakit! Apalagi saat ini!" kata Brian, lalu dipacunya kembali mobilnya, semakin dekat dengan sekolah Fatma, jantung Brian kembali berdetak kencang. Brian memarkir mobilnya di dalam sekolah, dia tidak mau lagi menyembunyikan keinginannya untuk memiliki Fatma. Brian keluar dari mobilnya, sejak masuk tadi banyak mata yang memandangi mobil mewahnya. Dia berjalan menuju ke arah kantor, dia tahu tempat itu saat acara bhakti sosial kemarin. Tiba-tiba dia melihat Nabil keluar dari mobil dan berjalan menuju ke kelas.

" Nabil!" panggil Brian sambil mendekati Nabil. Nabil memutar tubuhnya, dia terkejut melihat Bosnya ada disini.

" Pak Brian?" sahut Nabil.

" Kamu ada perlu apa?" tanya Brian.

" Saya..."

" Assalamu'alaikum!" sapa seseorang. Nabil dan Brian mengalihkan wajah mereka ke arah suara tersebut.

" Wa'alaikumsalam!" jawab Nabil.

" Zahirah!" jawab Brian berbarengan. Fatma datang bersama Santi, Santi terkejut melihat Brian ada disini juga. Mereka berdua menundukkan kepalanya.

" Aku sudah bilang kita ketemu disana saja!" kata Fatma.

" Zahirah!" ucap Brian menarik kedua tangan Fatma agar menghadap padanya.

" Astaghfirullahaladzim!" kata Fatma terkejut melihat ada yang memegang tangannya.

" Tolong lepaskan!" pinta Fatma takut dan berusaha menarik tangannya tapi pegangan Brian begitu kuat.

" Tatap Saya, Zair!" kata Brian.

" Tolong lepaskan! Kita bukan muhrim!" kata Fatma ketakutan.

" Ok, saya minta maaf! Saya akan melepaskan tangan kamu, tapi tolong jangan takut kepada saya!" jawab Brian lalu melepaskan tangan Fatma. Fatma langsung mundur beberapa langkah kebelakang.

" Zair! Saya ingin mengenal kamu lebih dekat!" kata Brian. Nabil yang dari tadi melihat tingkah Bosnya hanya diam saja tanpa berani berbuat apa-apa. Hatinya sakit saat dilihatnya Brian ternyata menyukai calon istrinya. Dan Fatma kecewa melihat Nabil yang hanya terdiam saat ada pria lain menyentuhnya.

" Maaf! Saya telah dikhitbah!" jawab Fatma yang sudah sedikit lebih tenang.

" Saya akan membatalkan khitbah itu!" kata Brian.

" Apa maksud anda?" tanya Fatma kaget.

" Saya akan membuat pria itu membatalkan khitbahnya dan Saya yang akan ganti mengkhitbahmu!" kata Brian lagi.

" Maaf, kita tidak saling mengenal dan tentang khitbah, itu adalah urusan orang tua saya!" tutur Fatma.

" Kalau begitu kenalkan! Nama saya Brian Daniel Munaf! Saya adalah pemilik perusahaan dimana Nabil bekerja!" kata Brian lagi.

" Apa benar, Bil?" tanya Fatma kaget.

" Benar, Fatma!" jawab Nabil.

" Fatma? Kenapa kamu memanggil dia Fatma?" tanya Brian heran.

" Itu nama panggilan dia dikeluarganya Pak!" jawab Nabil.

" Jangan bilang kalo kamu yang..." ucap Brian menebak, hatinya gelisah tapi marah. Dia belum sempat membaca laporan Danis tentang Fatma.

" Saya akan pastikan Nabil membatalkan khitbahnya padamu!" kata Brian tegas. Nabil hanya diam saja mendengar ucapan Brian. Dia bingung, disatu sisi Brian adalah Bosnya disisi lain Fatma adalah calon istrinya.

" Apa ada yang akan kamu sampaikan, Bil?" tanya Fatma kecewa. Tapi Nabil hanya menunduk tanpa berkata apa-apa.

" Saya akan datang ke rumah kamu!" kata Brian lalu pergi meninggalkan mereka semua.

" Pria yang nggak tahu sopan santun!" kata Santi kesal melihat Brian pergi begitu saja tanpa mengucap salam.

" Apakah kamu memiliki alasan untuk semua ini?" tanya Fatma lagi.

" Aku...Dia...!" Nabil seakan kehabisan kata-kata.

" Jika tidak ada, aku permisi mau pulang! Assalamu'alaikum!" pamit Fatma dalam keadaan kecewa, lalu dia pergi meninggalkan Nabil yang diam seperti patung. Kenapa kamu diam saja saat ada pria lain menyentuhku? Apa hatimu telah berpaling? Astaghfirullah! batin Fatma sambil memejamkan matanya.

" Zahirah! Kita mau kemana?" tanya Santi.

" Kita pulang! Aku akan antar kamu pulang!" kata Zahirah.

" Naik apa?" tanya Santi.

" Abangku akan menyusul kita!" kata Fatma. Setelah shalat Dzuhur dan makan siang, Fatma masuk ke dalam kamarnya, dia berdiri di depan jendela kamarnya. Ditatapnya awan putih yang sedikit hitam di langit, lalu dia memandang bunga melati yang ada di luar kamarnya. Ingatannya melayang ke peristiwa tadi siang di sekolah. Mengapa sikap Nabil berubah 180 derajat? Dulu dia begitu santun dan lembut, tapi tadi dia begitu berbeda. Kenapa dia hanya diam saat orang itu akan membatalkan khitbahnya? Apa karena dia bosmu? Brian Daniel Manaf? Astaghfirullah! Seharusnya aku tidak menyebutkan nama pria lain dari bibirku! batin Fatma. Fatma berjalan ke meja belajarnya dan meraih ponselnya. Ada beberapa pesan.

@ Saya akan datang kerumah kamu!

Nomor siapa ini? batin Fatma. Masuk lagi sebuah pesan dengan nomor yang sama.

@ Brian Daniel Manaf

Astaghfirullah! Dia benar-benar serius, aku harus bilang pada Nabil. Dikirimnya sebuah pesan kepada Nabil.

@ Asaalamu'alaikum, Bil

Setelah kejadian siang itu, Nabil pergi meeting dengan Danis karena diminta oleh Danis.

" Kenapa Bos nggak datang?" tanya Nabil berbisik, karena meeting sudah dimulai tapi dia tidak melihat Brian.

" Kenapa? Kamu keberatan?" tanya Danis.

" Bukan begitu, ini proyek besar, biasanya Bos langsung yang menghadiri!" kata Nabil.

" Sudah, nggak perlu banyak tanya!" jawab Danis. Apa mungkin dia mempersiapkan lamarannya pada Fatma? batin Nabil.

@ Tolong segera balas pesanku

Fatma mengirim lagi sebuah pesan pada Nabil, tapi tidak ada balasan setelah beberapa saat. Mungkin dia sedang sibuk! batin Fatma. Kemudian dia meletakkan ponselnya dan membaringkan tubuhnya ke ranjang lalu berdo'a sebelum kemudian tertidur. Rapat itu berlangsung hingga sore hari dengan hasil yang memuaskan. Danis segera memberitahu Brian jika mereka mendapatkan tender itu karena kehebatan Nabil. Brian merasa puas, dia merasa Fatma memberikan keberuntungan padanya, segera Brian memberikan Nabil bonus mobil sport keluaran terbaru.

" Ini dari Bos!" kata Danis pada Nabil, dia memperlihatkan gambar sebuah mobil di ponsel Danis.

" Apa ini?" tanya Nabil.

" Bonus dari Bos!" jawab Danis. Apa ini sebuah sogokan? batin Nabil. Nabil menyalakan ponselnya dan dilihatnya beberapa pesan. Fatma! batin Nabil. Dibukanya pesan dari Fatma tersebut.

@ Assalamu'alaikum, Fatma

@ Maaf baru selesai meeting

@ Ada apa?

Sore itu setelah shalat azar, Fatma menyelesaikan materi yang akan diajarkan untuk murid-muridnya besok pagi hingga waktu menunjukkan jam setengah 5 sore. Fatma kemudian menyalakan ponselnya dan mencari balasan pesan dari Nabil. Setelah membaca pesan dari Nabil, diapun menulis balasan pada Nabil.

@ Apa kamu bisa datang ke rumah berbicara dengan ayah tentang kejadian tadi siang?

Tulis Fatma. Nabil membaca pesan Fatma, tapi tidak tahu harus membalas apa.

@ Pria itu bilang akan datang ke rumah

Tulis Fatma lagi. Nabil membacanya dan terlihat kaget.