Chereads / Jongil : Jomlo Tengil / Chapter 1 - Bab 01

Jongil : Jomlo Tengil

🇮🇩Kaitani_h
  • 16
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 55.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 01

Kalau enggak jahil, hidup rasanya kayak enggak adil.

~~~~

Seorang gadis berlari cepat menerobos kerumunan siswa yang berjalan berdampingan di jalan setapak sekolah. Tanpa kata maaf terlontar, ia melenggang pergi meninggalkan mereka yang kini mengumpat kesal ke arahnya.

Rambut lurus sebahu gadis itu tampak berkibar terkena angin. Sedangkan mulutnya menyerukan tawa puas akibat adegan isengnya di pagi hari.

Jahil. Tengil. Menyebalkan.

Risya berhenti berlari. Tanpa mengatur napasnya yang kembang-kempis, matanya menelisir koridor dengan murid yang terus berlalu-lalang sejak tadi.

"Ketemu!" serunya puas ketika melihat laki-laki tinggi bertopi yang berjalan angkuh tak acuh.

Laki-laki tinggi, bertopi, dan angkuh. Hanya satu orang yang memiliki style begitu di sekolahan ini. Raffasya Dirgantara.

Risya berlari ke arah Dirga dengan cepat dan menepuk keras punggung laki-laki itu hingga membuat Dirga terlonjak. Risya tidak meminta maaf, dia hanya tertawa dan meraih topi Dirga, lalu membawanya kabur begitu saja.

Detik berlalu. Dirga terpaku. Matanya membelo sebelum ia berteriak pada orang yang mencuri topinya itu.

"RISYA! BALIKIN TOPI GUE!"

Dan mereka berlari-larian. Berkejar-kejaran. Saling mengejar dan adu kecepatan. Siapa yang sampai kelas duluan.

***

"Eh Ga, kira-kira tuh cewek mau tukeran tempat duduk sama gue nggak ya?" Risya bertanya. Tangannya menunjuk seorang cewek yang duduk paling depan di sebelah ketua kelas mereka.

Sedang mata Risya kini menoleh ke arah Dirga yang mendengus menatapnya. "Mau apa sih lo? Pakai tukeran tempat duduk segala? Bosen gitu duduk sama gue?"

Risya mengangguk. "Iyalah, lo kan jones. Gue duduk sama lo lama-lama bisa ketularan jones juga. Mendingan duduk sama Daffa--"

Dirga membuang muka. Bodo amat. Dia tidak peduli.

"Yaelah elu Ga, diajak curhat malah buang muka."

"Lo curhat sambil ngejek kampret!"

"Lah kan emang beneran gitu Ga, elo itu JONES!"

Anjing! Andaikan Dirga dan Risya bukan teman sejak setahun lalu. Mungkin Dirga, akan tega mengumpati cewek itu dengan kata-kata dari kebun binatangnya. Namun dia tidak pernah tega memaki, kecuali memberi julukan saja pada Risya.

"Ga! Lo marah ya?" tanya Risya yang kini wajahnya tepat berada di depan wajah Dirga.

Dirga memundurkan wajah sampai tubuhnya. Hingga punggungnya menabrak sandaran kursi dengan keras dan membuatnya meringis tertahan.

"Apaan sih lo!"

"Lah lo diajakin ngomong malah diem gitu!"

"Gue lagi banyakan pikiran, bisa diem nggak?" tanyanya yang dibalas Risya dengan wajah cemberut.

Gadis itu berdecak kesal, ia berdiri dari duduknya dan melihat sepatu Dirga yang berada tidak jauh dari kakinya.

Bibirnya menyeringai. Membentuk senyum setan sebelum menginjak kaki laki-laki itu dan membuat pemiliknya menjerit memanggil namanya.

"RISYA!!!"

"Syukurin wleee!"

Sembari meleletkan lidah, Risya pergi meninggalkan Dirga yang masih menatapnya marah. Ia berniat mendekati Daffa, bertanya pada cowok itu apa dia mau tukeran tempat duduk sama Dirga atau enggak?

"Hai Daff!"

"Hai juga Ris, masih hobi ya bikin marah si Dirga?" tanya Daffa ramah.

"Ya begitulah," balas Risya membuang mukanya sejenak. Malu.

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau Risya suka sama Daffa. Bahkan Dirga pun tahu, kalau sahabatnya itu naksir sama si ketua kelas itu.

"Kalian kadang lucu, tapi juga menganggu. Then, ada apaan nih?"

Risya ingin berkata, "Daff, lo mau nggak tukeran tempat duduk gitu nggak sama Dirga?"

Atau berkata, "Daff, kita duduk satu meja yuk!"

Biar sekalian rasa pedekate Risya tidak tanggung-tanggung lagi. Namun yang keluar dari bibir Risya adalah....

"Daff, lo kok masih jones aja sampai sekarang?"

Krik... krikkk....

Dari kejauhan Dirga menepuk wajahnya menggunakan satu tangan dengan keras. Sedang Risya nyengir sewaktu melihat gadis di sebelah Daffa merona.

Sedang Daffa sendiri melongo. Pertanyaan macam apa itu? Niat ngode? Apa niat ngejek? Kok bikin kesel gitu?

Itu cewek bego apa gila sih ya? tanya Dirga di dalam hatinya, sembari matanya mengintip di antara celah jemari tangannya yang menutupi wajah.