POV author
Malam itu selesai makan di asrama, Pawla dan teman-temannya tampak sibuk bersiap diri untuk menghadiri undangan Rizky agar datang ke Gazebo asrama.
Teman-teman Pawla menganggap bahwa malam itu adalah malam spesial untuk Pawla. Karena selama ini mereka selalu gagal untuk sekedar nongkrong bersama Rizky. Walaupun sebenarnya tujuan mereka hanya untuk mendekatkan Pawla dengan Rizky.
Siska dan Rindy tampak sedang memilih pakaian yang akan dikenakan oleh Pawla.
Siska "Paw. Kayaknya lu mesti ganti baju deh"
Rindy "Iya Paw. Baju itu kurang cocok buat lu"
Pawla "Apaan si, ngapain gue ganti baju"
Siska "Nih warna pink aja, kan keliatan manis gitu"
Pawla "Gak ah, gue lagi males pake pink"
Siska "Iiih Pawla, nurut deh sama gue. Malam ini tuh spesial buat lu. Jadi lu harus tampil manis didepan Rizky"
Pawla "ehhh apaan coba, kita kan mau ketemunya bareng-bareng bukan ngedate"
Rindy "Pawla.... Mendingan lu dengerin apa kata Siska"
Pawla "Gak ah, aneh aja masa gue tiba-tiba disuruh pake baju pink"
Siska "Hmmm... dahlah terserah lu, lagian emangnya lu gak mau kalo malam ini tuh Rizky bakalan memperhatikan penampilan lu"
Pawla "Lah kan gue gak ngarepin itu, lagian cuma ngobrol biasa aja ngapain heboh sih"
Rindy "Siapa tau, karna abis liat penampilan lu dia jadi ngajak pacaran hahaha"
Lalu Bila yang baru keluar dari kamar mandi nampak bingung melihat mereka berdebat.
Bila "Eh ada apaan sih, ribut-ribut aja"
Pawla "Tau tuh, pada heboh aja mikirin baju gue"
Siska "Lu pasti setuju sama kita kan Bil, kalo si Pawla mesti pake baju warna pink. Biar si Rizky tertarik gituu"
Bila "Nah bener tuh, gue setuju"
Siska "Ayo lah... pake aja baju ini, cuma ganti baju susah amat sih"
Pawla "Hmmm... Oke gue nurutin apa kata kalian. Tapi syaratnya cuciin baju kotor gue setelah pake ini"
Rindy "Eeittt kalo itu urusan Siska"
Siska "Lu mah gitu, ini kan baju lu kenapa gue yang nyuci sih" lalu Siska mengembalikan pakaian Pawla ke lemari.
Pawla "Lagian lu nyuruh gue ganti, padahal baju gue ini juga masih bersih. Udah lah jangan pada heboh lagi"
Siska "Hmm ya deh, terserah lu mau ganti apa enggak. Ayo kita berangkat ke lokasi"
Rindy "Pawla.... lu mah gitu"
Pawla "Ya udah sana kalian duluan aja, gue nyusul nanti"
Bila "Jangan ngambek dong, ayo kita kesana bareng Paw"
Pawla "Udah udah sana duluan"
Siska "Biarin, entar si Rizky gue yang gebet"
Rindy "Gue aja sis, kan gue cantik"
Siska "iih dia kan gak suka sama lu, jangan Geer"
Rindy "Ya kan gue berusaha, biar dia suka"
Bila "Eeehhh kalian"
Pawla "Gebet aja sana, siapa yang perduli wleee"
Bila "Ayo Paw...!!"
Pawla "Kalian duluan aja, gue mau ke kamar mandi"
Siska "Jangan lama-lama, entar Rizky keburu gue tikung"
Pawla "Tikung aja sissss"
Bila "Hahahaa"
Lalu mereka keluar kamar dan menuju ke tempat yang ditunjukkan oleh Rizky.
Sementara itu Pawla menunggu mereka pergi, lalu membuka lemari dan mengambil pakaian yang tadi di pegang Siska agar diganti. Pawla mencocokan pakaian tersebut ke tubuhnya. Akhirnya Pawla mengganti atasan pakaian tersebut. Warnanya tampak cerah, entah apa pertimbangannya sampai akhirnya dia bersedia untuk mengganti pakaian yang disuruh teman-temannya.
#POV Pawla
Sementara mereka sudah pergi, aku mengganti pakaian yang ditunjukkan Siska tadi. Benar juga sih sarannya, mereka hanya ingin aku tampil menarik didepan Rizky. Namun aku tak ingin berlebihan, jangan sampai Rizky menganggap aku memang menyukainya. Untuk kali ini aku ikuti saja saran teman-teman. Walaupun sebenarnya aku malu, tapi ya sudahlah.
Lalu aku bergegas keluar kamar dan mengunci pintunya. Aku beranjak menuju gazebo tepat dibelakang gedung asrama.
Aku agak gugup untuk bertemu dengan Rizky, walaupun nanti disana ada teman-temanku dan teman-teman Rizky.
Ketika aku sudah sampai dekat gazebo, aku mulai santai berjalan. Mereka sepertinya sedang asyik berbincang, sehingga tidak melihat ke arahku.
Sesampainya disana aku mengucapkan salam kepada mereka. Dari raut wajah teman-temanku, tampak mereka terheran melihat pakaianku yang sudah diganti sesuai kemauan mereka.
Aku "Assalamualaikum..."
Semua "Walaikumsalam..."
Siska "Akhirnya... datang juga sohib kita"
Lalu aku hanya membalasnya dengan senyum. Aku tahu pasti mereka akan meledekku, setelah pertemuan ini. Sudah terlihat raut wajah mereka yang iseng, ah... habislah aku.
Aku duduk disebelah Siska, lalu Siska berbisik kepadaku.
Siska "Kan akhirnya dipake juga tuh baju, heeuh dasar"
Aku "Hehee... kan terpaksa"
Siska "Halah bilang aja kalo gak mau si anu gue tikung"
Aku "Iiishhh.... diem"
Lalu Rizky memulai obrolan malam itu.
Rizky "Hmm makasih ya kalian udah pada datang, maaf sebelumnya kalo saya ganggu kalian"
Siska "Oh gapapa, santai aja"
Edgar "Ada apaan nih ceritanya, kita dikumpulin begini?"
Rizky "Oke to the point aja ya... Sebenernya gue disini mau ngajak kalian dalam kegiatan yang positif, gue berharap banget kalian setuju"
Rindy "Wahhh... kegiatan apa nih?"
Rizky "Hmm gue mau ngajak kalian buat gabung dalam kegiatan sosialisasi. Jadi gue ada kenalan pengurus panti asuhan, tempatnya gak jauh dari sini kok. Gue mau ngajak kalian untuk perduli atau berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Kira-kira gimana pendapat kalian?"
Siska "Wahh bagus tuh, gue setuju"
Rindy "Setuju !!"
Bila "Iya setuju"
Aku "Setuju"
Edgar dan lainnya "Setuju-setuju aja sih"
Rizky "Alhamdulillah kalo kalian setuju, maaf disini gue bukan sok baik atau gimana. Tapi gue cuma mau ngajak kalian dalam hal-hal kebaikan, jadi gue juga butuh kalian untuk berpartisipasi."
Siska "Kira-kira apa yang perlu kita lakuin buat bantu mereka?"
Rizky "Hmm... jadi gini, gue ada rencana kita ngumpulin pakaian bekas yang masih layak pakai, terus menyisihkan sedikit uang saku kita tiap minggu, atau kita open donasi setiap hari minggu ke anak-anak asrama."
Rindy " Hmm sorry nih sebelumnya, kan pakaian kita kebanyakan ada dirumah bukan di asrama. Terus gimana?"
Rizky "Ya gapapa, nanti liburan kan kalian pada pulang ke rumah masing-masing pastinya. Yaa udah sekalian ambil aja pakaiannya, terus dibawa ke asrama. Gimana?"
Siska "Iya betul, tapi kapan kita ngasih semua sumbangan yang udah kita kumpulkan itu ?"
Rizky "Kapan aja, kalo semua itu udah dirasa cukup buat disumbangkan ya langsung aja. Biar sedikit yang penting kita ikhlas ngasihnya."
Bila "Pakaiannya untuk anak kecil atau besar ya?"
Rizky "Nah.. kebetulan anak-anak di panti asuhan, umurnya dari 1 tahun sampai belasan tahun. Bahkan seumuran kita juga ada. Jadi masalah pakaian itu random, misal kalian punya pakaian bekas adik atau sodara yang masih layak pakai, nah itu bisa di sumbangkan"
Aku "Hmm kalo misalnya bukan berupa pakaian, bisa?"
Rizky "Bisaa...barang apa aja deh, yang layak untuk disumbangkan."
Siska "Asaal jangan mantan yang disumbangin. Udah bekas gak guna !!"
Semua "Hahahha"
Rindy "Hahaha Siska kalo ngomong suka bener"
Bila "Bercanda aja lu, orang-orang lagi serius"
Siska "Ya elah santai aja, kaku bangettt"
Rizky "Hehee gapapa kok, lagian ini emang kita bahasnya santai aja. Gak perlu jadi beban, anggap aja ini kegiatan kita buat ngisi kekosongan"
Sultan "Gue rasa sih, kalo kita kompak dan emang niat buat ngebantu pasti rencana ini akan sukses"
Edgar "Tolong bantu gue gaes, biar gue jadi orang bener hahaha"
Dani "Iya kan elu biasanya mageran orangnya"
Rizky "Iyaa gue berterima kasih sama kalian, disini gue gak ada niatan buat menggurui kalian. Gue pengen sama-sama belajar jadi orang lebih baik aja"
Sultan "Santaiii... lagian lu emang terbaik sih !! walaupun lu adek kelas kita, tapi lu mau ngajak kita buat kegiatan kayak gini"
Rizky "Ahh abang bisa aja"
Siska "Ajakin anak-anak lain aja, gue yakin sih diluar sana juga mereka mau berpartisipasi."
Rizky "Yaaa untuk sementara, kita kita aja nih yang bergerak. Karna kan gue merasa kalian yang saling deket."
Ditengah diskusi itu, aku hanya mengiyakan semua perkataan Rizky dan teman-teman. Tak disangka-sangka ternyata Rizky ada pemikiran sebagus itu. Ah... rasanya aku semakin kagum padanya. Rizky yang awalnya ku kenal bersikap dingin dan sok itu, disisi lain memiliki beberapa hal yang sangat mengagumkan.
Diskusi malam itu membuat aku berkesan, ide dari teman-teman membuatku antusias. Dan kami mengakhiri diskusi tersebut dengan suka cita. Tak sabar rasanya ingin memulai hari-hari berikutnya untuk melaksanakan kegiatan tersebut.