Sepanjang jalan kening Chloe berkerut, dan itu tidak luput dari mata Marco.
"apa yang kamu pikirkan ?" tanya Marco akhirnya
Chloe menoleh, menatap suaminya "aku lapar" jawabnya sambil menyeringai "bagaimana kalau kita makan di luar, kita ajak Hannah, aku yang traktir" seringainya makin lebar, menunjukkan ada sesuatu yang tengah dia rencanakan.
Marco tersenyum lalu menyerahkan ponselnya "kamu yang hubungi Hannah"
"kamu memang suami yang pengertian" sekali lagi senyum Chloe merekah.
Mereka makan di salah satu rumah makan yang menyajikan soto babat.
"yakin kamu mau makan di sini ?" tanya Marco saat mereka turun dari mobil.
Chloe mengangguk dengan yakin "aku perlu asupan gizi".
Setelah mendapatkan tempat duduk Chloe membuka menu "kira-kira Hannah bakalan lama gak ?" tanya Chloe
"aku tanya dulu" jawab Marco sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan menelpon Hannah, tak lama dia menjawab "kurng lebih 15 menit lagi dia sampai"
"kita pesan dulu ya, aku laper banget, tadi siang makan cuma sedikit" tanya Chloe dengan wajah memelas
"bukannya tadi kamu ke kantin sama kak Me ?" Marco bertanya dengan heran
"iya tapi cuma makan roti dua potong, mana kenyang ?" jawab Chloe malu-malu
"kalau kamu makan aku pasti kenyang" kata Marco ambigu, Chloe langsung memutar bola matanya, dan dia tidak membalas kata-kata mesum suaminya. Dia memanggil pelayan dan mulai memesan.
Hannah dan suaminya datang bersamaan dengan pesanan Chloe. Ketika Hannah melihat soto babat yang di pesan Chloe dia terpana, karna yang dia pesan porsi jumbo.
"hei kalian akhirnya datang, maaf aku pesan duluan, ayo duduk dan pesan" kata Chloe begitu melihat orang yang dia undang datang, dengan santai dia menarik mangkuk soto babat ke depannya dan saat dia mencium aromanya, matanya langsung berbinar dengan rakus. "maaf aku makan duluan" kata Chloe sambil menyendok soto.
Hannah melotot, perempuan ini sangat tidak tulus dan rakus, lihat bagaimana ekspresinya saat melihat makanan di depannya. Hannah lalu melirik kakak sepupunya dan dia lebih terpana lagi. Apa apaan ini, kakak sepupunya yang dingin, angkuh dan tak tersentuh oleh perempuan manapun, yang selama ini menjadi idolanya menatap perempuan di sampingnya dengan mata lembut dan penuh pemujaan. aaahhhh.....pasti mataku bermasalah, atau otak kakak sepupunya yang rusak ?.
"ehmmm...Chloe kamu perempuan, bagaimana bisa makan dengan cara seperti itu, kayak orang tidak pernah makan saja" tegur Hannah dengan penuh celaan.
Chloe mengangkat kepalanya dari mangkuk dan menatap "aku memang kelaparan, jangankan semangkuk soto, aku bahkan sanggup memakanmu...aaaaaa" Marco menarik telinga istrinya "sakit" keluh Chloe sambil melotot protes
"jangan sembarangan mengatakan ingin memakan orang lain, jangan membuat orang lain yang mendengar jadi salah paham" jelas Marco
"kenapa ? kamu juga mau aku makan ?" tanya Chloe spontan karna jengkel, namun setelah itu dia menyadari kesalahannya dan mengubur kembali kepalanya ke dalam mangkuk soto dengan wajah memerah.
Marco menyeringai, dia mencubit dagu istrinya, menarik wajahnya dan mengunci matanya "tentu saja aku dengan senang hati mau, jadi apa kamu mau mengambil inisiatif malam ini ?"
"kamu serigala, otak mesum, cabul, berhenti mengoceh, jangan membuat selera makanku menghilang" sergah Chloe sambil menepis tangan suaminya dari wajahnya, dan kembali konsentrasi pada mangkuk soto di depannya yang mulai dingin.
Hannah melongo melihat interaksi alami kakak sepupunya dengan istrinya, gambaran tentang kakak sepupunya yang telah menjadi idolanya selama bertahun-tahun hancur berkeping-keping. Kemana kakak yang dingin, angkuh, murni dan menawan ?
Chloe membersihkan mangkuk di depannya tanpa ada sisa setetes pun, saat dia mengangkat kepalanya dia melihat Hannah menatap Marco dengan wajah syok, Chloe tersenyum prihatin "ada apa dengan ekspresimu Hannah ? apa kamu baru tau warna asli kakak sepupumu ?" kekeh Chloe.
Hannah mengalihkan matanya pada Chloe dan menatapnya penuh kebencian "kamu merusak kakakku" protesnya "tunggu bukankah kamu selingkuh dengan mantan pacarmu ? kak Marco bagaimana kamu membiarkan dia memperlakukanmu seperti itu ?" Hannah kembali menatap Marco dengan penuh keluhan.
"aahhh....kebetulan kamu menyinggung itu" sela Chloe "aku mau tanya, ketika kamu SMU seberapa dekat hubunganmu dengan Felicia ?"
"kami tidak terlalu dekat, kami juga tidak pernah sekelas, tapi tiap kali dia mengadakan pesta dia selalu mengundangku secara pribadi" jawab Hannah jujur.
Chloe mengamati Hannah "lalu bagaimana kamu tau aku sepupu Felicia ?" hubungan Chloe dan Felicia sebagai sepupu tiri tidak buruk tapi juga tidak bisa di katakan akrab.
"Felicia yang cerita padaku" Hannah menatap Chloe tidak senang dengan caranya bertanya.
"bukankah kalian tidak terlalu dekat, lalu kenapa dia menceritakan hubungan keluarganya denganku, aku tidak bersekolah di tempat yang sama dengan kalian dan kamu juga tidak mengenalku" kejar Chloe
"serius kamu tidak mengenalku atau Hannah sama sekali ?" tanya Hengki yang dari tadi hanya diam.
"kenapa aku harus mengenal kalian ?" jawab Chloe polos.
"kita beberapa kali bertemu saat kamu masih pacar Andrew, dia membawamu beberapa kali ketika kami ngumpul, bahkan Felicia juga ada" tambah Hannah.
Ekspresi Chloe tidak berubah, dia masih menatap pasangan di depannya dengan wajah polos "aku sama sekali tidak ada kesan dengan kalian" jawab Chloe jujur.
Hannah mencibir "tampaknya apa yang di katakan Felicia memang benar, kamu terlalu sombong dan tidak mudah bergaul, itu sebabnya kamu membencinya dan ingin merebut siapa pun yang dekat dengannya"
"Felicia mengatakan itu ?" tanya Chloe tidak percaya.
"itulah sebabnya kamu merayu Andrew sampai dia jatuh cinta padamu dan menolak Felicia" tambah Hannah
Chloe tersedak minumannya "omong kosong apa, kapan aku pernah merayu Andrew, dia yang mendekati aku duluan dan mengejarku, aku bukan tipe orang yang suka merayu laki-laki" keluh Chloe, saat dia membuang muka dia bertemu dengan tatapan meremehkan suaminya "apa ? kamu juga tidak percaya ? perhatikan selama kita menikah apakah aku pernah merayumu ?"
"kamu benar, kamu tidak pernah merayuku, tapi kamu yang melamarku" senyum Marco jelas antara meremehkan dan bangga.
"itu karna terpaksa, dan aku juga tidak ingat, kita tidak tau apakah yang kamu katakan itu benar atau tidak" bela Chloe, dia kembali menatap Hannah "lalu dari mana kamu mendapatkan fotoku yang kamu kirim ke Marco tempo hari ?"
"tentu saja Felicia, aku bertemu dengannya di salon dan aku mengatakan padanya kalau kamu menikah dengan kakak sepupuku, lalu dia mengatakan kalau kamu selingkuh dengan Andrew, awalnya aku tidak percaya tapi dia menunjukkan fotomu sebagai bukti, tentu saja aku segera mengirimnya ke kak Marco, aku tidak mau kakakku yang tampan dan polos di tipu olehmu" jelas Hannah panjang, tapi dia mengatakannya dalam satu nafas.
Chloe sekali terkekeh dia melirik suaminya 'polos ?' ahaiii.....Hannah kamu benar-benar tertipu oleh kakak sepupumu, wajah batunya hanya kedok untuk menutupi otak cabulnya.
😏😏😏😏😏
Setelah obrolan dengan Hannah, Chloe semakin yakin bahwa Felicia sebenarnya membencinya sejak dulu, tapi mengapa ?
Marco melirik istrinya, "jadi apa rencanamu untuk menghadapi Felicia ?"
"gak tau" jawab Chloe acuh "ada ide ?" Chloe menoleh menatap suaminya
"kalau aku kasi ide apa imbalannya ?" tanya Marco serius
Chloe memutar bola matanya dan mendengus "apa kamu tidak pernah melakukan sesuatu tanpa pamrih ?"
"aku seorang pengusaha, tentu saja harus menghitung untung rugi" bela Marco
"kapitalis !" geram Chloe, pipinya langsung mengembung
Marco terkekeh "bagaimana masih mau aku memberimu ide ? nanti biar aku yang putuskan imbalan apa yang kuterima" seringai cabul muncul di wajah Marco.
"otakmu memang kotor" gerutu Chloe
"hei.....aku bahkan belum mengatakan apa yang ku minta darimu tapi kamu sudah menyebutku berotak kotor, jujur apa yang kau pikirkan ? apa kamu mau membayarnya dengan tubuhmu ?" Marco mengedipkan matanya
"cih....kamu masih membela diri, padahal yang keluar dari mulutmu sudah jelas kata-kata vulgar seperti itu" cibir Chloe
"ha....ha...ha...." Marco terbahak "aku ada proyek membuat gim baru, aku mau kamu menggambar karakternya bagaimana ?"
Chloe merenung, dia suka menggambar jadi yah tidak ada salahnya dia membantu suaminya "oke" jawabnya akhirnya
"deal ! dan sebagai tambahannya kamu malam ini membantuku dengan tanganmu" tambah Marco
"TIDAK !!!" jawab Chloe tanpa ragu-ragu, wajahnya berubah suram dan dia mengirim tatapan membunuh pada suaminya.
Marco terbahak.