Sementara tante Rani di dapur dan Chloe di kamar, Marco duduk sendirian di ruang tamu. Tak lama terdengar langkah kecil dari luar, lalu pintu terbuka dan Virgo berlari masuk ke dalam rumah sambil berteriak
"nenek....Igo pulang" tiba-tiba langkah Virgo terhenti saat dia melihat ada seseorang duduk ruang tamu "om Marco" setelah mengidentifikasi orang yang duduk Virgo langsung berubah haluan, dia berlari dan melompat ke dalam pangkuan Marco.
"hai jagoan...dari mana kamu ?" tanya Marco dengan senyum memanjakan.
"sekolah" jawab Virgo semangat
"heh...kamu masih kecil sudah sekolah ?" goda Marco
"Igo sudah umur begini...." Virgo menunjukkan empat jari pada Marco, Marco terkekeh.
"Marco tumben kamu ke sini siang hari saat jam kerja pula, kamu datang dengan Chloe ?" Melinda yang baru masuk rumah bertanya dengan heran.
"iya" jawab Marco singkat.
Melinda mengerutkan keningnya, tersenyum. Jawaban singkat seperti itu memang tipikal adik iparnya. Dia merasa Marco dan Chloe memang berjodoh, karna adik kecilnya itu seorang yang membuat suasana menjadi ramai, sedangkan adik iparnya seorang penyendiri yang pelit kata-kata, bukankah itu membuat mereka saling melengkapi ?
"lalu di mana dia ?" tanya Melinda lagi.
"di kamarnya" jawab Marco tanpa mengangkat kepalanya, perhatiannya fokus pada Virgo yang ada di pangkuannya.
Melinda menghela nafas, butuh banyak energi untuk ngobrol dengan orang seperti Marco.
"Igo.....ganti bajumu dulu !" perintah Melinda saat melihat anaknya mulai asyik memainkan ponsel Marco.
"oke bunda" kata Virgo patuh, lalu dia melompat dari pangkuan Marco dan berlari menaiki tangga. Melinda berjalan ke dapur.
💞💞💞💞💞
Sampai di dapur Melinda menuang segelas air dan meminumnya
"tumben mereka datang jam segini" kata Melinda sambil membantu tante Rani menuang sayur di dalam mangkuk.
Tante Rani menoleh "mereka lagi berantem"
"oooo...karna ?" tanya Melinda.
"tidak ada yang mau buka mulut" jelas tante Rani "oke panggil adikmu, kita makan"
Melinda pergi meninggalkan dapur dengan niat memanggil Chloe, tapi saat dia keluar dari dapur, dia melihat Virgo ada di tengah-tengah anak tangga
"Igo.....panggil tante untuk makan, tante ada di kamar"
Virgo kembali mengangguk dan kembali menaiki anak tangga dengan patuh.
Beberapa saat kemudian Virgo dan Chloe berjalan menuruni tangga.
Seperti biasa Chloe duduk di samping Marco tapi dia mengabaikannya.
Melinda mengamati adiknya dari meja di seberangnya "matamu merah, habis nangis ?" tanya Melinda yang di sambut oleh pelototan tante Rani.
Chloe melirik kakaknya sebentar lalu mengacuhkannya.
Marco melirik istrinya.
Selama makan Chloe hanya diam tanpa mengeluarkan suara apa pun, itu membuat tante Rani dan Melinda saling pandang.
Selesai makan Chloe naik kembali ke kamarnya, mengabaikan semua orang yang duduk di meja makan kecuali Virgo.
💞💞💞💞💞
Marco memacu mobilnya ke kantor, suasana hatinya suram. Kesalah pahaman antara dia dan istrinya belum terselesaikan.
Saat Marco keluar dari lift dan berjalan melewati meja sekretaris Yola tampak terkejut, tapi tak lama Yola mengekor di belakangnya dan masuk ke dalam ruangan.
Yola menyerahkan beberapa dokumen sambil mengamati tampang pak bos yang dingin. Sejak kemarin siang, setelah insiden 'sampah cantik' pak bos baru muncul di kantor hari ini, saat hari sudah siang dan beberapa jam lagi, jam kerja berakhir, dan melihat ekspresinya sepertinya cuaca sedang masuk ke musim dingin.
Setelah menandatangani dokumen Marco menyorongkan semuanya ke arah Yola dan menyalakan komputer di mejanya.
"en....pak tadi pagi Ny. Suri datang ke sini" lapor Yola.
Marco tidak meliriknya, tidak juga menjawabnya, dia benar-benar mengacuhkannya. Yola menghela nafas, membereskan dokumen dan berjalan keluar.
Tak lama setelah Yola keluar ponsel Marco berdering. Marco meliriknya sebentar dan mengabaikannya.
Sekitar satu jam kemudian Ny. Suri memasuki ruangannya.
"Marco.....kami sengaja tidak mengangkat telpon mama ya" protes Ny. Suri begitu membuka pintu, tapu Marco mengabaikannya. "Marco...apa maksudmu mengabaikan mama seperti ini ?" Ny. Suri menghampiri meja kerja Marco dan berdiri di depannya. "MARCO...."teriak Ny. Suri ketika melihat anak lelakinya benar-benar mengabaikannya.
Marco akhirnya mengangkat matanya dan menatap Ny. Suri "katakan ada keperluan apa mama kesini ? kalau itu tentang Jocelyn aku tidak mau mendengarnya" kata Marco dingin.
Ny. Suri terpana sebentar "jadi kamu tau kalau mama datang untuk itu ? jadi apa benar kamu melakukannya ?" selidik Ny. Suri.
"versi apa yang dia ceritakan ?" akhirnya Marco menatap mamanya dengan benar, meski matanya masih dingin.
"en.....dia bilang kamu melecehkannya" jawab Ny. Suri ragu
Marco mengangkat sebelah alisnya "dan mama percaya padanya ?"
Ny. Suri menurunkan pandangannya mencoba menyembunyikan matanya dari anak lelakinya. "sedikit" jawab Ny. Suri pelan.
Marco mengejek Ny. Suri melalui matanya, lalu dia memutar laptopnya membiarkan layarnya menghadap Ny. Suri.
Ny. Suri melihat rekaman cctv di dalam ruangan, ada empat kamera dari sudut yang berbeda ketika rekaman di putar.
Ny. Suri terpana ketika melihat apa yang di lakukan Jocelyn, tapi yang paling membuatnya gemetar adalah saat dia melihat bahwa ketika Jocelyn mencium Marco, Chloe berdiri di ambang pintu dengan wajah pucat.
"bagaimana dengan Chloe ?" tanya Ny. Suri dengan tangan gemetar.
"menurut mama ?" Marco bertanya balik dengan nada menghina
"anak malang, dia pasti salah paham, di mana dia sekarang, tadi mama lewat di bawah dia tidak ada, apa dia masuk pagi ?" tanya Ny. Suri dengan panik
"biar aku yang meluruskan kesalah pahaman ini dengannya, mama tidak perlu ikut campur, sekarang yang perlu mama lakukan, usir Jocelyn dari rumah, aku dan Chloe tidak mau melihatnya, kalau tidak aku tidak akan pernah membawa Chloe pulang ke rumah mama" ancam Marco.
"eh....tentu.....tentu, sekarang Chloe di mana ?"
"ma...apa mama dengar yang aku katakan barusan ?" tegas Marco
Ny. Suri akhirnya mengangguk dengan yakin "oke, mama akan pulang sekarang dan mengusir Jocelyn" lalu Ny. Suri keluar meninggalkan ruangan.
💞💞💞💞💞
Chloe mengurung dirinya di dalam kamar, bahkan kadang dia melewatkan makan. Untuk membuat aktingnya meyakinkan tentu saja Chloe membuat ekspresi dingin seperti dulu lagi. Sudah dua hari dia tinggal di rumah ibunya, dan Marco selalu datang tapi dia tidak bermalam.
Hari sudah malam dan Chloe sudah merasa bosan. Selama dua hari dia hanya menggambar, tidur dan makan. Stefan dan Willy beberapa kali menelpon menanyakan kabarnya. Setelah tidur sepanjang hari Chloe akhirnya keluar dari kamar dan pergi ke mini market dekat rumah untuk membeli beberapa camilan. Setengah jam kemudian dia keluar dari mini market menenteng dua kantong besar camilan, dan mulutnya di isi lolipop.
Kembali ke rumah Chloe langsung naik ke kamarnya, saat dia hendak membuka pintu kamarnya ponselnya berdering, nama Febiola muncul di layar.
Chloe menerima panggilan sambil membuka pintu kamar, setelah masuk, karena tangannya penuh Chloe menggunakan kakinya untuk mendorong pintu kamar, dan dia meletakkan dua kantong besar camilan di meja lalu dia merebahkan diri kasur sambil mengobrol dengan Febiola, dia tidak menyadari bahwa pintu kamarnya tidak tertutup rapat.
"kamu marah sama suamimu karna sepupunya ?" tanya Febiola dari seberang
"hmmm....."
"serius kamu marah ? memang apa tepatnya yang di lakukan sepupunya ?"
"dia mencium Marco" jelas Chloe santai
"what.....? kenapa kamu tidak mencekiknya ? kamu sebagai istri terlalu sabar melihat suamimu berciuman dengan wanita lain, apa lagi ini sepupunya" geram Febiola.
"aku tau itu bukan salah suamiku"
"lalu kenapa kamu marah ?"
"aku hanya ingin menggertaknya, selama ini dia selalu menggertakku" jawab Chloe sambil tersenyum, dia membalik badannya dan tengkurap
"apa kamu tidak takut dia marah saat tau kamu menggertaknya ?"
"dia tidak akan tau, aktingku sangat sempurna"
Febiola menghela nafas "jadi kamu di mana sekarang ?"
"di rumah ibu"
"besok aku akan menjemputmu, kita jalan bareng oke ?
"oke"
Lalu Chloe mengakhiri panggilan dan mengubur kepalanya dalam bantal.
💞💞💞💞💞
Marco pulang sambil membawa beberapa makanan kesukaan istrinya.
Ketika di sampai yang ada di rumah hanya asisten rumah tangga.
Marco menanyakan keberadaan istrinya dan di beri tau kalau dia ada di atas di kamarnya.
Awalnya Marco ragu-ragu untuk pergi ke kamar Chloe, bagaimana pun sudah dua hari dia mengabaikannya, tapi akhirnya Marco memutuskan untuk segera mengakhiri ke salahpahaman ini.
Saat sampai di depan kamar dia menyadari bahwa pintu kamar tidak tertutup rapat dan dia mendengar suara istrinya sedang berbicara di ponsel.
Marco mendorong pintu pelan tanpa menimbulkan suara dan melangkah masuk.
Chloe akhirnya membuka bantal di mukanya dan melompat turun dari kasur, saat dia berhasil berdiri di kaget melihat Marco bersandar di pintu balik pintu yang tertutup rapat.
"kamu...sejak kapan kamu berdiri di situ ?" tanya Chloe
"menurutmu ?" Marco bertanya balik dengan senyum miring, sambil berjalan mendekati Chloe.
Chloe langsung merasakan lututnya lemas, dan mencoba melangkah mundur, namun akhirnya dia jatuh di tempat tidur.
Marco melangkah makin dekat, dengan seringai menyeramkan.