Sudah dua hari nenek Margono di rawat di rumah sakit dan kakek Margono tetap tidak mengijinkan Chloe untuk menjenguk neneknya, hal itu tentu saja membuat Chloe geram. Hari ini Chloe memutuskan untuk menerobos penjagaan kakek Margono dan berhadapan langsung dengan kakek di depan kamar tempat nenek Margono di rawat.
"pergi kamu bocah nakal" usir kakek Margono lagi
"tidak !" jawab Chloe keras kepala "aku tidak akan pergi sebelum melihat nenek"
"kakek tidak akan mengijinkanmu masuk" balas kakek Margono tidak kalah keras kepala.
"oke, kalau begitu aku akan tunggu di sini sampai nenek keluar dari rumah sakit" Jawab Chloe lebih keras kepal lagi.
Kakek Margono berdiri di depan pintu sambil melipat tangannya di dada, Chloe berdiri di depannya juga sambil melipat tangannya di dada. Beberapa menit kemudian kaki kakek Margono mulai terasa pegal, jadi sesekali dia akan melipat kakinya untuk mengurangi rasa pegal.
"lihat, kaki kakek sudah gemetaran, kenapa kakek tidak menyerah dan duduk, ingat kakek sudah tua" cibir Chloe masih dengan mempertahankan posisi berdirinya. Dia tidak merasa capek karena dia sudah terbiasa.
"he....he.....kamu terlalu meremehkan kakek tua ini, umur kakek boleh tua tapi tubuh kakek masih berusia dua puluhan" sombong kakek Margono
"huh..."cibir Chloe dengan mata meremehkan "kita lihat saja berapa lama lagi kakek sanggup berdiri di situ, tapi kalau kakek nanti jatuh jangan salahkan aku karna tidak mengingatkan"
"jadi kamu takut dan mulai mengintimidasi orang tua ini ?" tanya kakek Margono mengancam
"aku tidak, aku hanya mengingatkan kalau kakek sudah tua dan kakek tidak akan sanggup melawanku" nada bicara Chloe penuh provokasi "bukan hanya badan kakek cepat lelah, bahkan emosi kakek juga makin mirip anak kecil"
"kamu bocah nakal bau ! plakk...."
"aaauuu....." kakek Margono memukul kepala Chloe "kakek jangan selalu memukul kepalaku, kakek mau aku kadi bodoh ?" protes Chloe sambil mengusap kepalanya.
"kamu dan ayahmu memang duplikat, bukan hanya mulut kalian bau, bahkan kalian juga sama bodohnya" geram kakek Margono
"heh.....bukankah semua orang mengatakan kalau ayah duplikatnya kakek, berarti mulut kami yang bau dan kebodohan kami di turunkan dari kakek"
"kamu....." kakek Margono sangat geram, sampai dia kehabisan kata-kata.
Perang yang di lakukan kakek dan cucu ini terjadi di depan kamar, jadi para perawat yang lewat bisa melihat dan mendengat apa mereka perdebatkan, dan mereka tersenyum miring melihat pertengkaran yang mirip dua anak kecil yang tengah berdebat siapa yang lebih bau diantara mereka.
Pasangan kakek dan cucu ini masih berdebat saat Melinda datang untuk membawa makan siang, di belakangnya ada Felicia dan mamanya.
"kalian..."tegur Melinda setelah mereka sampai di depan kamar "berhenti berkelahi, apa kalian tidak malu menjadi tontonan para perawat ?"
"kalian datang ?" jawab kakek Margono mengakui kedatangan dua cucunya yang lain dan menantu perempuannya. "kalian bisa masuk, tapi bocah nakal ini tidak di ijinkan masuk" kakek Margono menyingkir dari depan pintu, memberi jalan untuk mereka masuk, tapi dia menunjuk dan mengawasi Chloe.
Chloe hanya mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh.
Setelah mereka masuk, pintu kembali tertutup dan perang antara kakek dan cucu kembali berlanjut. Kali ini mereka saling melotot.
Namun beberapa menit kemudian kepala Melinda muncul dari balik pintu "apa yang kalian lakukan ? kalian tidak takut itu bola mata keluar, menggelinding di lantai dan menakuti semua orang ?"
Pasangan kakek dan cucu masih tetap melotot tapi kali ini mereka memelototi Melinda.
Melinda meringis lalu menarik tangan adiknya "C...nenek menyuruhmu masuk"
Ekspresi Chloe pelan-pelan berubah, senyum cerah tersungging di bibirnya, mata bulatnya menatap kakek Margono dengan senyum kemenangan "kakek jangan lupa transfer uangnya ke rekeningku" kata Chloe sambil melangkah masuk ke kamar dan mengedipkan sebelah matanya.
"kalian taruhan apa lagi ?" bisik Melinda pada adiknya
"kami bertaruh kalau nenek mengijinkanku masuk maka kakek akan mentransfer Rp. 10 juta ke rekeningku" jawab Chloe dengan senyum kemenangan.
"kalian memang tau cara bermain dengan baik, kalau nenek tau dia di jadikan taruhan, kalian akan di adili sambil berlutut"
"makanya jangan kasi tau nenek" bisik Chloe. Melinda menggelengkan kepalanya dan menepuk punggung adiknya.
💞💞💞💞💞
Setelah sekitar satu jam mereka mengobrol tanpa ada satu pun yang menyinggung tentang masalah perselingkuhan Chloe dan Andrew akhirnya Chloe, tante Rani, tante Rosi (mama Felicia), dan Felicia berpamitan, Melinda dan kakek tinggal di rumah sakit.
Sebelum keluar kamar Chloe memberi kode pada kakek Margono "kakek..."
Kakek Margono melengos namun dengan sebal akhirnya dia mengambil ponselnya.
Dalam perjalanan ke tempat parkir ponsel Chloe berbunyi, Chloe memeriksanya dan melihat ada dua pesan satu dari Marco yang bertanya apakah dia akan kembali ke coffee shop untuk makan siang, Chloe membalas dengan cepat untuk memberi tau kalau dia akan makan dengan Felicia.
Lalu pesan yang satunya adalah pemberitahuan bahwa ada uang senilai Rp. 10 jt di transfer ke rekeningnya, Chloe tersenyum lalu mengirimkan pesan ke kakek Margono untuk mengucapkan terima kasih.
"Feli...ayo kita ngobrol sambil makan" kata Chloe saat dia melihat Felicia membuka pintu mobil. "bu....boleh minta tolong antar tante Rosi pulang ?" Chloe menyerahkan kunci mobil yang tadi di berikan oleh kakaknya pada tante Rina, dan dia masuk ke mobil Felicia.
Mereka makan di Domino, sambil menunggu pesanan Chloe memulai obrolan untuk menyampaikan niatnya mengajak Felicia makan.
"Fe....aku mau tanya apa kamu mencintai Andrew ?" tanya Chloe tegas
Mendengar pertanyaan Chloe, mata Felicia menyipit penuh antisipasi "apa maksudmu ?"
"jawab dengan jujur, apa kamu mencintai Andrew ?" ulang Chloe
"tentu saja, dan Andrew juga mencintaiku, apa maksudmu bertanya seperti itu ?"
"sejak kapan kamu mencintai Andrew ?" Chloe melanjutkan bertanya, mengabaikan pertanyaan Felicia
"jauh sebelum kamu kenal dengannya"
"berarti cintamu padanya sangat dalam" Chloe mengerutkan bibirnya "pantas kalau kamu merasa cemburu, aku tau yang mengambil foto itu pasti kamu, dan kamu juga saat itu pasti melihat bahwa kami tidak berciuman, lalu kenapa kamu sengaja mengambil foto seolah-olah kami berciuman dan sengaja menunjukkan pada nenek, bahkan kak Me, apa tujuanmu ?"
Tangan Felicia mengepal dan gemetar, dengan menahan amarah "kamu bertanya apa tujuanku ?" Felicia menatap Chloe dengan penuh kebencian "aku benci kamu, lihat kamu tidak cantik, tidak pintar tapi semua orang mencintaimu, kakek dan nenek hanya peduli padamu, bahkan Andrew yang sudah bertahun-tahun dekat denganku juga jatuh cinta padamu bahkan keluarga Andrew semua menyayangimu, itulah alasannya aku ingin mengambil semua darimu, aku akhirnya berhasil menikahi Andrew tapi sampai sekarang dia masih mencintaimu, aku yang selama ini selalu di sisinya tapi mengapa hatinya hanya di penuhi olehmu, jadi aku mau kamu di benci oleh seluruh keluarga"
Setelah mengeluarkan semua kebencian yang telah dia pendam bertahun-tahun Felicia berdiri "dan Chloe ingat ini baik-baik aku tidak akan pernah menceraikan Andrew jadi jangan pernah berharap untuk kembali padanya" lalu Felicia meninggalkan meja dengan marah.
Chloe masih terpana, mencoba memahami kata-kata Felicia. Jadi selama ini Felicia membencinya sampai di ubun-ubun karna iri. Ck....ck...ck.....memang manusia tidak pernah puas, selalu menganggap rumput tetangga lebih hijau dari miliknya.
Pelayan datang mengantarkan pesanan, pizza size big, Chloe menatap pizza di depannya dan meringis, tampaknya dia harus menghabiskan pizza sendirian, Chloe mengambil sepotong dan meletakkannya di piring.
"sepertinya teman makanmu kabur, jadi aku akan membantumu menghabiskannya" tiba-tiba Marco sudah duduk di depan Chloe.
"kenapa kamu ada di sini ?" tanya Chloe sambil melotot
"kamu yang memangilku" Marco mengambil sepotong pizza dan menggigitnya.
"kapan ?" Chloe mengeluarkan ponselnya dan memeriksa pesannya, dia tidak mengirimkan pesan untuk memanggilnya.
Marco tersenyum melihat istrinya memeriksa ponsel, bingung "dalam hatimu, kamu memanggilku dalam hatimu, makanya aku langsung datang" goda Marco.
Chloe mendengus "sarap" jawab Chloe dan melanjutkan makan pizza di depannya. "Marco serius bagaimana kamu tau aku di sini ?" tanya Chloe lagi karna penasaran.
"aku memasang gps di ponselmu" jelas Marco
"serius ?" Chloe kaget "karna kamu sangat mencintaiku kamu memasang gps di ponselku ?" tanya Chloe dengan wajah cerah
"jangan ge er, apa kamu lupa kalau kamu peliharaanku, kalau peliharaanku hilang terus yang temani aku tidur siapa ?" jawab Marco dengan senyum mengejek.
"aduh..." Chloe menendang kaki Marco di bawah meja, sambil melotot geram, Marco terkekeh.