Chloe memacu mobilnya lebih kencang namun apa daya rubicon di depannya lebih unggul dari mobil yang dia kendarai.
Namun Chloe tetap tidak mengurangi kecepatan, dia berhasil menjaga jarak rapat dengan rubicon putih itu.
Ketika rubicon di depannya berbelok ke jalan yang di kenalnya Chloe melirik kaca Laura lewat kaca spion
"Laura kamu tinggal di mana ?"
"saya turun di sini saja" jawab Laura cepat, setengah berteriak, mata Laura terpejam, tangan dan kakinya gemetar.
Chloe melihat Rubicon itu berbelok ke sebuah restoran dan berhenti, tak lama kemudian dia menyusul.
"di sini saja bisa ?" tanya Chloe setelah mematikan mesin.
Merasakan mesin mobil sudah mati Laura membuka mata dan membuka pintu dengan gemetar "terima kasih pak bu tumpangannya" setelah mengatakan itu Laura tertatih-tatih pergi.
Chloe menatap kepergian Laura dengan bingung, lalu menoleh menatap Natasya yang masih betah duduk di tempatnya.
"kamu tidak turun ?" tanya Chloe
"en...rumahku masih di depan sana" jawab Natasya sambil senyum.
Chloe melihat Stefan keluar dari Rubicon putihnya dan mengabaikan jawaban Natasya dia membuka pintu, namun Marco menangkap tangannya
"jangan turun"
Chloe menoleh "aku mau menghajar berandal busuk itu"
"mereka sengaja memancingmu ke sini" jelas Marco
"mereka ?" Chloe mengedarkan pandangan di tempat parkir dan melihat mobil mertuanya terparkir tak jauh dari Rubicon milik Stefan, Chloe tersenyum licik sambil menarik tangannya "kalau kamu tidak mau turun tinggal saja di mobil, aku mau makan" Chloe melemparkan kunci mobil ke arah suaminya dan membanting pintu lalu melesat masuk ke restoran.
"aish.....perempuan ini" rutuk Marco, namun akhirnya dia ikut keluar dari mobil.
Natasya menyusul keluar dari mobil dan mengekor di belakang Marco, memasuki restoran.
Marco melangkah masuk dan melihat Melinda di meja kasir, dia menghampiri kakak iparnya dan menyapa "kak"
"hei.....kenapa baru masuk ? apa anak nakal itu meninggalkanmu di luar ?" goda Melinda
"yah....kakak tau kelakuannya"
Melinda menatap belakang Marco dan bertanya "kamu membawa teman ?"
Marco menoleh dan menyipitkan mata melihat Natasya berdiri di belakangnya "kenapa kamu di sini ?"
"eh.....?" Natasya salah tingkah "bukannya kamu mau ngajak makan ?" tanyanya untuk menutupi rasa malunya
"tidak" Marco kembali melihat Melinda "di mana mereka ?"
"di lantai dua, sebaiknya kamu cepetan, kayaknya anak nakal itu sedang menghajar bosnya, kasihan kalau wajah tampannya babak belur"
Marco meninggalkan meja kasir dengan wajah batu seperti biasa.
Natasya masih mengikuti di belakangnya tapi Melinda menghentikannya "mbak maaf, bukannya pak Marco sudah mengatakan tidak mengundang mbaknya jadi lebih baik mbak jangan mengekor di belakangnya lagi, dia ada pertemuan keluarga"
Natasya melotot ke arah Melinda 'perempuan ini cuma kasir saja belagu' batinnya "saya tidak mengikutinya, saya juga mau makan di sini" jawab Natasya ketus sambil berjalan menuju tangga
"mbak lantai dua sudah penuh kalau mbak mau makan di bawah masih banyak meja kosong" salah seorang pegawai Melinda yang baru turun langsung menghadap Natasya dengan sopan.
"aku cuma mau lihat saja" kata Natasya ngotot.
"maaf mbak, mereka sedang ada acara keluarga" jelas pelayan dengan senyum ramah.
Akhirnya dengan kesal Natasya mengambil tempat duduk yang paling mudah baginya untuk melihat ke arah tangga, dia yakin acara keluarga yang di bahas adalah masalah hubungan Marco dengan pacarnya, 'hhmmm....aku akan menunggu mereka menyelesaikan pertemuan keluarga dan mencari kesempatan untuk mendekati Marco' tekad Natasya.
💞💞💞💞💞
Di lantai dua
Ketika Marco sampai di lantai dua dia melihat Chloe sedang menghajar Stefan
"jangan pukul wajahku" protes Stefan
"terserah aku mau pukul apa, siapa suruh kamu menipuku, nih rasakan ini...."
"aaauuu...C.....sakit awas telingaku bisa putus.....au.....au...au..." teriak Stefan sambil menahan telinganya yang di tarik oleh Chloe
"sudah.....hari ini tidak sepenuhnya kesalahannya, lepaskan dia" Marco mengambil tangan istrinya untuk melepaskan telinga sepupunya, Chloe melepaskan dengan patuh, tapi baru saja tangan Chloe terangkat, Marco memukul belakang kepala Stefan "plak...tapi lain kali jangan memprovokasinya untuk balapan...kalau kamu melakukannya lagi, lihat sendiri apa yang bisa ku lakukan padamu"
Stefan mengusap telinganya lalu kepalanya sambil memelototi pasangan sadis di depannya "kalian memang menyebalkan" protesnya.
Dan mereka bertiga membuka pintu memasuki ruang makan yang bisa menampung sekitar 20 orang. Setelah masuk Chloe melihat sosok pasangan tua duduk dengan mertuanya dan Ny. Kim.
"waa....kenapa kalian ada di sini ?" teriak Chloe kaget
"anak ini, apa begitu caramu menyapa kakekmu ?" protes kakek Margono
"siapa kakekku ? mana dia ? kakekku orangnya baik, dia tidak pernah membohongi cucunya, nenek di mana kakek" tanya Chloe sambil memeluk neneknya
"pllaaaakkk....."kakek Margono memukul kepala Chloe
"aauuuu...kakek mau membuatku bodoh ? tiap kali ketemu selalu memukul kepalaku" protes Chloe
"sekarang kamu mau mengakui kakekmu ? kamu memang minta di pukul pllaaakkk....pllaaaakkkk" pak Margono kembali memukul Chloe
"ampun kakek...Chloe salah....kakek adalah kakek yang paling licik...plaakkk.....eh.....baik, paling mengerikan.....plaaakk.....eh.....pengertian"
"pak tua, sudah lah, apa kamu tidak malu di lihat banyak orang, umur sudah tua tapi kelakuan mirip anak-anak" tegur nenek Margono
Yang lain mendengarkan nenek Margono dan mengangguk setuju.
Ny. Suri menyenggol suaminya dan berbisik "nanti ketika kamu punya cucu perempuan pasti sikapmu sama dengan kakek Margono"
"tidak mungkin" sanggah Tuan Suri.
"jangan menyangkal duluan, nanti kita lihat saat cucu perempuanmu lahir" Jawab Ny. Suri yakin
Marco yang duduk di sebelah Tuan Suri mendengar bisikan Ny. Suri dan menjawab "kalau mama mau cepat mendapatkan cucu perempuan jangan sering-sering mengganggu kami"
Ny. Suri mencibir "kamu semakin picik dan semakin mirip papamu"
Melinda masuk ke dalam ruangan dengan suaminya dan di susul dengan beberapa pelayan yang membawa makanan. Lalu Melinda duduk di samping Chloe.
"sebenar kita kumpul hari ini untuk membicarakan resepsi pernikahan Marco dan Chloe" setelah semua duduk kakek Margono angkat bicara.
"resepsi pernikahan apa ? tidak mau.....pllaaakkk....aauuu" kakek Margono dan Melinda memukul kepala Chloe bersamaan.
"dengarkan dulu orang bicara" tegur Melinda pada adiknya.
"kami tau memang mereka sudah menikah secara resmi tapi kami berpikir Marco adalah anak laki-laki pertama dari keluarga kalian jadi kalian pasti punya keinginan untuk mengumumkan secara resmi tentang hubungan mereka" jelas kakek Margono
Ny. Suri langsung tersenyum cerah ketika kakek Margono selesai menyampaikan maksudnya "kakek benar, keinginan keluarga kami adalah membuat pesta megah untuk mereka, kami ingin mengumumkan pada dunia bahwa Chloe sekarang adalah bagaian dari anggota keluarga kami, dan kebetulan sekali Jason tadi memberitahu saya kalau Marco dan Chloe berniat untuk membuat resepsi pernikahan" selesai mengatakan itu Jason langsung mendelik pada mamanya, sedang Chloe dan Marco memelototi Jason.
"jadi bagaimana Marco, Chloe kapan kalian mau acaranya kapan ?" tanya Ny. Suri penuh semangat.
Marco dan Chloe saling pandang, sejujurnya mereka tidak ada bayangan, tadi mereka menyinggung masalah resepsi di sela-sela rapat karna iseng, tunggu dulu...tadi mereka membicarakan tentang resepsi kan di lewat WA lalu bagaimana Jason bisa tau apa yang mereka bicarakan, seakan memiliki pikiran yang sama Marco dan Chloe sekali lagi menatap Jason dengan penuh selidik.
Jason yang merasakan tatapan pasangan itu pura-pura tidak melihat mereka, dia meraih gelas di depannya dan meminumnya pelan-pelan, dalam hati dia menyalahkan Ny. Suri karna hidupnya pasti tidak akan tenang kalau pasangan itu menggertaknya.
"Chloe bagaimana ?" Ny. Suri memecah kebisuan
Chloe menghela nafas pasrah dan menjawab "sebenarnya saya tidak terlalu perduli dengan resepsi...pllaaakkk.....auuu...."kembali kakek Margono dan Melinda memukul kepalanya "oke.....oke....bagaimana kalau undangan untuk keluarga saja.....plaakkkk...aauuu....." Chloe melirik kakek lalu kakaknya dengan penuh protes di matanya. "baiklah saya nurut saja mau di buat sebesar apa pun acaranya kami nurut tapi....dengan syarat...." ketika mengajukan syarat Chloe menatap suaminya lalu mereka melirik Stefan dengan licik "dua bulan sebelum kami resepsi Stefan harus membuat pesta pertunangan"
Jedeeerrrr...Stefan serasa mau di sambar petir mendengar syarat yang di ajukan Chloe.
"hei...hei...itu bukan syarat...itu hukuman.....C...kamu tidak adil.....bro....." Stefan menatap sepupunya mencoba untuk meminta bantuan, namun ketika melihat cara sepupunya menatap istrinya harapannya langsung pupus...mereka bersekongkol untuk menjebaknya, Stefan beralih menatap Ny. Kim dan wajahnya langsung memucat saat melihat seringai puas di wajahnya.
Tampaknya mereka sudah berkomplot untuk membuatnya menikah dalam waktu dekat. Stefan menghela nafas pasrah oh.....selamat.....tinggal pencarian cinta sejati...batinnya dalam hati. Karna dia tau kalau sudah berurusan dengan Marco dan Chloe segalanya akan menjadi lebih tak tertahankan.