Jocelyn yang duduk di samping om Surya papa tirinya melihat Andrew dan Chloe saling menatap, dia bisa merasakan ada sesuatu di antara mereka.
Marco dan Stefan juga sempat terkejut melihat Andrew.
Kecurigaan Jocelyn makin bertambah, pasti pria ini adalah pria di masa lalu Chloe, batin Jocelyn. Pelan-pelan senyum licik muncul di bibirnya.
Chloe berbisik di telinga suaminya "kenapa dia ada di sini ? apa dia juga salah satu pemegang saham ?"
Marco mengangkat kedua bahunya lalu bertanya "kenapa ? kamu kangen dia makanya dari tadi ngeliatin dia terus ?"
Chloe nyengir membuat Marco muram "jadi boleh aku kangen sama dia ?" goda Chloe
"berani mencoba ?" bisik Marco penuh ancaman, sudut bibir Chloe berkedut.
Stefan yang duduk di samping Chloe mendekatinya dan berbisik "kamu mencium bau asap ?"
"hah ?" Chloe menatapnya tidak mengerti
"tuh lihat" tunjuk Stefan dengan dagunya ke arah sepupunya "ada api di mata suamimu"
Chloe meringis dan mengangguk "api cemburu" bisiknya sambil terkikik, Stefan ikut meringis.
"C...apa kamu tidak merasa dingin ? bisik Stefan lagi
Chloe mengangguk "lihat saking dinginnya bulu kudukku berdiri"
Baru saja selesai berkata sebuah jas besar mendarat di pundak Chloe, membungkusnya dengan hangat, dan aroma yang akrab menyelimutinya "sekarang sudah tidak kedinginan kan ?" Marco menariknya, merapat di sampingnya dan berbisik "sekarang biar matamu tidak jelalatan, baca berkas ini" Marco meletakkan berkas yang tadi di print Laura di depan Chloe.
Chloe mendengus tapi dengan patuh membaca berkas di depannya. Sementara rapat sudah di mulai sejak tadi.
Beberapa detik kemudian Chloe mengangkat kepalanya dan menatap suaminya kaget "apa maksudnya ini ?" bisiknya, Marco mengangkat kedua bahunya "bagaimana bisa aku punya saham sebesar ini di perusahaan keluargamu ?" lanjutnya penasaran.
"kakek yang membeli atas namamu tiga tahun yang lalu" jelas Marco dengan berbisik juga.
"hah ?" tiga tahun lalu ? apa maksud kakek tua itu, dia menikah dengan Marco belum genap satu tahun, tapi kakek tua itu sudah membeli saham perusahaan keluarga Marco tiga tahun yang lalu, jadi apa dia sudah kenal dengan Marco jauh sebelum Chloe mengenalnya ? "sejak kapan kamu kenal kakek ?" bisik Chloe penasaran
"sejak menikah denganmu" jawab Marco sambil mengelus kepala istrinya.
"ck...ck....ck.....apa kalian tidak bisa menahan diri sebentar saja ?" bisik Stefan tidak tahan dengan pasangan yang sejak tadi saling berbisik di sebelahnya. "apa itu ?" Stefan meraih berkas di tangan Chloe dan membacanya. "uuwwaaahhh...kamu wanita kaya sekarang" ledek Stefan
"jadi mulai sekarang panggil aku bos" jawab Chloe bangga sambil mengangkat ke dua alisnya "dan kamu tidak bisa membullyku lagi kalau tidak aku akan meratakan coffee shopmu"
"heh....bukannya kamu dan suamimu yang suka membullyku, membuat aku lelah lahir batin" bela Stefan.
Kelakuan ketiga orang itu tentu saja menjadi perhatian peserta rapat yang lain, mereka saling berbisik dengan akrab seakan mereka sedang mendiskusikan hal rahasia.
Andrew sepanjang rapat terus mencuri pandang ke arah Chloe yang tampak akrab dengan kedua pria di samping kiri dan kanannya. Terlebih cara Chloe memandang Marco sungguh tidak tertahankan. Sepertinya Chloe memang sudah berhasil move on, mungkin dia juga sudah harus move on dengan mulai belajar mencintai istrinya.
Jocelyn yang mencoba menebak hubungan apa kira-kira antara Chloe dan Andrew, mendapati bahwa Andrew terus melirik Chloe sepanjang waktu. Tanpa dia sadari seringai licik muncul di bibirnya, setelah rapat selesai dia kan meminta seseorang untuk mengorek masa lalu Chloe, dan menggunakannya untuk meninggalkan Marco.
πππππ
Jam 17.00 akhirnya rapat berakhir, Chloe menghela nafas lega. Peserta rapat keluar satu persatu, Chloe meletakkan kepalanya di atas meja dan menutup mata.
Chloe membuka matanya tak lama kemudian ketika dia merasakan hembusan nafas hangat di depannya, dan bibir dingin Marco mendarat di bibir dinginnya. Chloe melotot dan mendorong suaminya
"pergi.....aku tidak butuh ciuman, yang aku butuhkan sekarang adalah makannnn"
"baik aku akan memberimu makan" jawab Marco sambil menarik istrinya ke dalam pelukannya
Namun sebelum suaminya berhasil memeluknya Chloe mendorongnya dengan gusar "aku butuh 'M.A.K.A.N' secara harfiah bukan makan versimu" sergah Chloe.
Marco tertawa lalu menarik tangan istrinya membuatnya berdiri dari kursinya dan menggandengnya "baiklah aku akan memberimu makan dalam versimu, dan setelah kita di rumah aku akan memberimu makan dalam versiku" katanya dengan senyum cabul.
"apa isi otakmu hanya itu ? ternyata wajah batumu cuma sampul untuk menutupi otak mesummu cih.....aku benar-benar menyesal telah menikahimu" gerutu Chloe
"sudah terlambat untuk menyesal sayang, seumur hidupmu kamu harus memberiku makan dan aku akan memberimu makan" bisik Marco lalu menggigit ujung telinga istrinya.
"MARCOOO....kamu brengsek cabul" teriak Chloe sambil mendorong suaminya dengan muka merah "pergi.....pergi...aku benci kamu" Chloe mengirim tendangan ke suaminya.
Marco menghindari tendangan sambil terkekeh "kenapa wajahmu memerah ?" tanyanya menggoda
"diam.....pergi....." usir Chloe dengan wajah semakin merah.
Marco masih terkekeh sambil berjalan menuju ke ruangannya "aku akan membereskan barang-barangku, setelah itu aku akan memberimu M.A.K.A.N" kata Marco sambil mengedipkan sebelah matanya sebelum dia pergi.
Chloe menjawab dengan dengusan dan pergi ke kamar mandi, mengabaikan kedipan mata cabul suaminya.
Baru saja Chloe mengulurkan tangan hendak membuka pintu kamar mandi wanita, seseorang meraih tangannya dan menjepitnya di tembok. Refleks Chloe mengangkat tangannya yang lain untuk membela diri namun sebelum dengan sebelum mengenai sasaran tangannya sudah di tangkap. Chloe mengangkat lututnya dan sekali lagi itu berhasil di tangkis dengan tangan si penyergap, Chloe menggunakan kesempatan itu, tangannya yang terbebas langsung melayang tepat di pelipis si penyergap, membuatnya terhuyung mundur dan itu di lakukan oleh Chloe dengan cepat, membuat dia tidak bisa langsung mengenali orang yang menyergapnya.
"C....ini aku"
Chloe menegakkan badan dan menyipitkan mata "Andrew ?"
Andrew mengangguk dan memijat kepalanya yang terasa pening karna pukulan Chloe "bagaimana kamu bisa semakin ganas setelah tiga tahun ?"
"oh...ku rasa itu hanya naluri untuk melindungi diri" jawab Chloe sambil merapikan bajunya "ada apa ? kenapa kamu mencariku ?"
"aku...aku...hanya ingin melihatmu" jawab Andrew sedikit gugup.
"bukankah tadi selama rapat kamu sudah cukup melihatku ?" kata-kata Chloe penuh dengan sarkasme.
"ehmm....maaf kalau membuatmu tidak nyaman, tapi aku tidak bisa menahan diri....."
"Andrew, bukankah kamu sudah janji ? dan kamu sudah kalah taruhan"
"bisakah kita batalkan pertaruhannya ?" kata Andrew penuh permohonan.
"tidak" jawab Chloe tegas
"C...beri kita kesempatan" pinta Andrew
"tidak ! apa kamu lupa bahwa kamu yang duluan selingkuh, kalau kamu jadi aku kira-kira apa kamu akan memberi kesempatan lagi ?"
Andrew terdiam mendengar pertanyaan Chloe.
"sekarang kita sudah memiliki kehidupan kita masing-masing jadi mari kita buat garis jelas, hubungan kita sekarang adalah sepupu tidak lebih dari itu....ketika kita bertemu lagi aku harap kamu sudah membereskan perasaanmu padaku karna suamiku seorang yang pencemburu" lalu Chloe berbalik hendak membuka pintu kamar mandi.
"C....tunggu ada yang mau aku tanyakan, hari itu setelah kamu membatalkan pernikahan, dua hari kemudian kakek menjual sahamnya di perusahaan papaku, apakah kamu yang meminta kakek melakukan itu ?"
Mendengar pertanyaan Andrew, Chloe mencibir sambil menjawab "Andrew kamu adalah orang yang mengenal baik aku selain kakek dan ayahku, menurutmu apakah masuk akal aku meminta kakek melakukan hal yang merugikan perusahaan papamu hanya karna batalnya pernikahan kita ? apa aku sepicik itu ? siapa yang menyuntikkan pemikiran itu padamu ?"
Pertanyaan balik dari Chloe membuat Andrew terdiam.
"oke, karna tidak ada lagi yang perlu di bicarakan aku pamit dulu" dan Chloe membuka pintu kamar mandi lalu menutupnya dengan keras, meninggalkan Andrew yang masih berdiri diam dengan pikiran yang rumit.
πππππ
Semula Jocelyn berniat ke kamar mandi tapi ketika hampir sampai di lorong kamar mandi dia melihat adegan Chloe sedang di himpit ke tembok oleh seorang pria, tanpa menunggu waktu Jocelyn mengambil gambar mereka, tapi sayang karna mereka bergerak cepat wajah pria itu kabur. Dan Jocelyn juga berhasil merekam percakapan mereka tentang taruhan.
Tanpa menunggu percakapan mereka selesai Jocelyn bergegas ke ruangan Marco, dia ingin menunjukkan warna asli dari Chloe padanya.
"Marco....." tanpa mengetuk pintu Jocelyn langsung menerobos masuk.
Marco hanya meliriknya sekilas, Jocelyn meletakkan ponselnya di meja tepat di depan Marco.
"lihat baik-baik foto ini.....istrimu selingkuh" Marco melihat foto di depannya dan ekspresinya berubah menjadi dingin.
"bukan hanya itu, dengarkan ini" Jocelyn memutar percakapan antara Chloe dan Andrew.
Setelah mendengar isi rekaman Marco tidak bergeming tapi tekanan udara dingin di ruangan makin meningkat.