Melihat perubahan ekspresi Marco dan perubahan tekanan udara Jocelyn tersenyum licik. 'aku harus menambahkan minyak agar Marco makin marah dan benci pada gadis sialan itu bahkan kalau bisa, eh...harus membuat mereka bercerai' batin Jocelyn.
"lihat....sekarang kamu percaya padaku kan ? gadis itu tidak mencintaimu, dia hanya menjadikanmu obyek taruhan, Marco kamu terlalu naif, kamu baru mengenalnya beberapa bulan dan menikahinya, sekarang kamu lihat kamu di permainkan olehnya, gadis sialan itu tidak pernah mencintaimu, Marco di dunia ini hanya aku satu-satunya wanita yang mencintaimu dengan tulus"
Wajah Marco berubah gelap dan dengan tatapan dingin dia melihat mata Jocelyn "katakan dengan jujur apakah kamu yang mengirimkan foto pada istriku saat aku di loby hotel dengan wanita saat di luar kota ?"
"foto apa ?" jawab Jocelyn mencoba mengelak, namun suaranya sedikit bergetar.
"jangan menyangkal, aku akan memaafkanmu kalau kamu mengakuinya"
"ya aku yang mengirimnya, aku ingin melihat bagaimana reaksinya, dan kamu lihat sendiri dia langsung bertingkah memalukan hanya karna sebuah foto yang tidak jelas kebenarannya, bukankah itu bukti bahwa dia tidak percaya padamu ? kalau itu aku, aku akan percaya apa pun yang kamu katakan dan aku akan memaafkanmu selama kamu mengakui kesalahanmu"
"bagus kamu telah mengakuinya, sekarang aku akan memaafkanmu tapi dengan satu syarat lagi, setelah acara ulang tahun perusahaan kamu harus meninggalkan Indonesia" kata-kata Marco dingin dan tak berperasaan.
πππππ
Brak !
Chloe membuka pintu dengan kasar dan melihat pemandangan dua orang saling melotot dan cuaca mendung dengan suhu mencapai minus Β°C.
"ehmm.....maaf....aku akan pergi dulu" Chloe buru-buru menarik gagang pintu
"Chloe.....sini" perintah Marco dingin "Jo sekarang kamu pergi....dan.....ingat kata-kataku" kata Marco penuh ancaman.
Jocelyn pergi dengan wajah muram tapi itu tidak lama, mengingat bagaimana Marco akan menghukum istrinya yang tidak taat dan menceraikannya, meski dia di buang ke luar negeri setidaknya dia masih punya kesempatan untuk merebut hati Marco selam dia bercerai.
Jocelyn keluar dan menarik pintu, tapi dia tidak menutupnya rapat, dia bersandar di dinding dan menguping.
"sini !" perintah Marco sambil berdiri dari kursinya ekspresinya masih dingin
"en.....maaf kalau aku menganggu, aku tidak tau kalau kalian sedang bicara serius" jawab Chloe sambil melangkah mundur, jujur dia ngeri melihat ekspresi dingin Marco saat ini.
"kenapa kamu takut padaku ? apa kamu melakukan sesuatu di belakangku ?" tanya Marco sambil melangkah pelan mendekati istrinya dengan sorot mata penuh ancaman
"en...ti...tidak...aku...aku tidak melakukannya" jawab Chloe gugup sambil terus melangkah mundur, tangannya mulai berkeringat.
"benarkah ?" Marco mengangkat sebelas alisnya "lalu kenapa kamu gugup ?" langkah Marco makin dekat.
"aku....tidak...." Chloe hampir kesandung kakinya sendiri.
"lalu siapa pria yang berkencan denganmu di depan toilet ?" selidik Marco
"aah....itu aku bisa jelaskan"
"jadi apa penjelasanmu ? kalian tidak sengaja bertemu di depan toilet ?.... kamu pikir aku akan percaya begitu saja ?" kata-kata Marco makin dingin dan penuh ancaman.
"en.....iya....kami..." sebelum melanjutkan kata-katanya Chloe langsung berbalik dan berlari membuka pintu, namun kaki Suaminya lebih panjang darinya, begitu dia melangkah keluar pintu Marco menangkapnya dan menaikkannya ke pundaknya.
Jocelyn yang masih berdiri menguping kaget dan tidak sempat melarikan diri, dia hanya berdiri mematung.
Mendengar keributan Laura keluar dari mejanya dan di sambut dengan pemandangan anarkis bosnya.
"Laura ambilkan tasku dan bereskan sekalian barang-barangmu kami tunggu kamu di mobil" perintah Marco sambil mengambil langkah lebar menuju lift
"Marco.....turunkan aku" Chloe memberontak sambil memukul punggung suaminya.
"tenanglah.....pllaakkk...." Marco memukul pantat istrinya
"lepaskan aku.....cabul..." teriak Chloe lalu dia menggigit punggung suaminya, tapi saat giginya menancap di punggung dia merasakan otot keras suaminya dan giginya terasa ngilu.
Marco bisa merasakan usaha istrinya untuk menggigitnya dan dia terkekeh.
Setelah masuk ke dalam lift Marco menurunkan istrinya
"kamu menyebalkan....." protes Chloe sambil melayangkan pukulan ke arah suaminya, namun dengan mudah tangan kecil itu di tangkap dan Marco memeluk pinggang istrinya lalu menciumnya tanpa ampun.
πππππ
Ding
Pintu lift terbuka Marco melepaskan bibir istrinya yang bengkak dan menarik tangannya keluar dari lift.
Saat mereka keluar dari lift, dari lift sebelah muncul Tuan dan Ny. Suri.
"ah.....Chloe kalian juga mau pulang ? bagaimana kalau kita makan malam ?" tanya Ny. Suri sambil meraih tangan menantunya.
Sebelum tangan Ny. Suri menyentuh tangan Chloe, Marco menarik istrinya dan memeluk pundaknya sambil menjawab dengan dingin "tidak"
Ny. Suri memandang putranya dengan tatapan jijik "kalau kamu tidak mau ikut tidak apa-apa, toh mama tidak mengajakmu"
"jadi maksudnya mama cuma mau ngajak Chloe ? heh...jangan mimpi" cibir Marco
"ck....ck....ck.....mama tidak menyangka kamu jadi pria sepicik itu" decak Ny. Suri.
Percekcokan antara Ny. Suri dan Marco terjadi dari depan lift sampai mereka sampai di pintu keluar, meski suara mereka pelan tapi orang-orang di loby bisa mendengar sepotong-sepotong perselisihan mereka dan kata-kata yang sepotong-sepotong ini justru menimbulkan salah paham dan gosip.
Dari cara mereka cekcok para pegawai berasumsi Ny. Suri sedang mengintimidasi gadis yang di bawa oleh Marco, dan dari cara anak bos membelanya mereka berasumsi bahwa hubungan mereka tidak di restui oleh orang tua.
Tuan Suri dan Chloe yang merasa malu karna mereka menjadi pusat perhatian akhirnya menarik pasangan mereka masing-masing ke dalam mobil.
"sini berikan kunci mobilnya" pinta Chloe setelah memaksa suaminya masuk ke kursi penumpang.
Marco menyerahkan kunci dan menutup pintu dengan kasar, Chloe menyalakan mesin dan terdengar ketukan di jendela. Marco menurunkan kaca dan wajah Laura terpampang di depannya
"Pak, tasnya bapak" kata Laura sambil menyodorkan tas kerja Marco.
"kamu masuk, ada yang mau aku bicarakan denganmu" perintah Marco tanpa mengambil tasnya.
"en..." jawab Laura ragu-ragu, ini pertama kalinya bosnya menyuruhnya menumpang di mobilnya. Laura menatap Chloe yang ada di balik kemudi.
"apa ?" Chloe juga kebetulan menatap Laura "hari ini aku hanyalah sopir" jawab Chloe sambil tersenyum "cepat masuk" lanjut Chloe setelah melihat Laura masih ragu-ragu.
Akhirnya Laura menurut, dia membuka pintu belakang hendak masuk, namun sebelum dia masuk terdengar suara renyah di belakangnya.
"Laura kamu mau pulang sama pak Marco ?" Natasya sudah berdiri di samping mobil lalu melongokkan kepala "pak, boleh saya nebeng juga, kebetulan rumah saya searah sama Laura" tanya Natasya tak tau malu.
Laura mengeryitkan alisnya tidak suka dengan sikap agresif Natasya. Laura melirik bosnya yang diam tanpa menoleh sedikit pun.
"ayo....ayo.....kalau mau nebeng cepat masuk" jawab Chloe masih dengan senyum di bibir.
Akhirnya Laura masuk di susul dengan Natasya. Setelah mereka duduk dan menutup pintu Chloe menyalakan mesin dan berjalan pelan meninggalkan gedung. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan 40 km/jam.
Chloe melirik kaca spion dan menyapa Natasya "hallo siapa namamu ?" tanya Chloe ramah.
Natasya yang tengah menatap punggung kursi Marco tidak menyadari tatapan Chloe dari spion, Laura menyenggolnya "oh....eh....apa ?" tanya Natasya bingung.
"kamu di tanya" bisik Laura
"oh.....aku Natasya" jawab Natasya sedikit ketus.
Ketika perselisihan antara Ibu bos dan bos di loby tadi Natasya juga ada di sana sebagai penonton, dia dia juga salah satu orang yang berasumsi bahwa ibu bos tidak merestui hubungan bos dan pacarnya, itu lah sebabnya tadi ketika dia melihat Laura masuk ke mobil Marco dia mengikutinya, mencari kesempatan untuk merebut hati Marco.
"Laura" sela Marco "besok sampaikan pada Jocelyn, acara ulang tahun perusahaan departemen kita yang akan tangani, departemen mereka tidak perlu ikut campur"
"tapi pak bagaimana kalau ibu Jocelyn tidak setuju ? kenapa bukan bapak saja yang menyampaikannya pada ibu Jocelyn ?"
"kalau dia tidak setuju kosongkan kantornya" jawab Marco dingin.
"en....."
Chloe melirik suaminya, wajahnya tampak kaku dan sorot matanya dingin saat menyebut nama Jocelyn.
"ehmmm...jangan bilang kamu akan melibatkan aku dalam menyiapkan acara ultah" tanya Chloe mengantisipasi
"kamu sudah terlibat di dalamnya, jadi kamu tidak bisa kabur" tatap Marco dengan senyum licik.
"brengsek...hari ini kamu menjebakku kan ? kamu berkonpirasi dengan orang tua itu untuk membuatku ikut rapat pemegang saham, katakan apa rencana orang tua itu ?"
"tanyakan saja sendiri"
"Marco....sialan...." geram Chloe sambil menginjak pedal gas.
Tiba-tiba sebuah Rubicon putih memotong jalannya, dan tangan driver Rubicon terulur keluar menunjukkan jari tengahnya.
"sialan kalian hari ini sengaja membuatku marah, baik aku ladeni kalian, aku akan membereskan kalian satu persatu" Chloe menekan pedal gas makin dalam, mobil BMW yang dia kendarai melesat menyusul Rubicon di depannya.
"bangunkan aku saat kamu sudah menghajarnya" kata Marco sambil menutup mata.
Eh...Laura langsung berkeringat dingin, apa bos sakit jiwa, dia mendukung istrinya ngebut di jalanan dan menghajar orang.
Natasya mencibir Chloe di dalam hati, gadis kasar ini memang pantas tidak di sukai oleh ibu bos.