Chereads / amarah bahagia / Chapter 11 - Rahasia sang direktur.

Chapter 11 - Rahasia sang direktur.

Tepat pukul 12 sekretaris yg terburu2 membawa berkas2 dan file2 tadi kini telah ingin kembali ke meja nya dg senyuman yg begitu manis di wajah nya.

Tanpa dia mengingat kalau Fauziah sedari tadi menunggu di ruangan itu hingga tertidur.

Santai nya si sekretaris manager tersebut berjalan ke arah meja nya sambil melenggok tanpa beban dan senyum yg merekah di bibir nya yg merah.

Dia kemudian menghempas kan semua berkas itu di atas meja dan berniat untuk ke kantin menikmati santapan makan siang hari ini karna memang sudah waktu nya untuk istirahat.

"Haa capek juga"gerutu nya

"Tapi gak apa semua berjalan sesuai keinginan"dia tersenyum dan berniat untuk pergi.

Saat langkah nya ingin di percepat tetiba dia berhenti menyaksikan di samping meja ada seorang gadis yg sedang tertidur pulas karna kelelahan dan lama nya menunggu.

"Oh ya ampun gue lupa?"Leena menepuk jidat.

"Kasihan mbak nya pasti sudah menunggu dari tadi"gumamnya kemudian.

Lalu segera mengambil ponsel disaku untuk menghubungi sang manager.

"Hallo pak, maaf pak ada karyawan baru lagi nungguin bapak dari tadi pagi dia masih di ruangan saya pak sampai ketiduran maaf pak kelupaan tadi memberitahu bapak"ucap nya dg gelagapan sesalkan perbuatan nya.

"Iya pak baik lah, saya akan memberitahu nya"sekretaris langsung menutup tlp dan memandang Fauziah yg sedang tertidur pulas lalu menghampiri untuk membangunkan nya.

"Mbak, bangun mbak"sekretaris menepuk pundak Fauziah dg pelan, Fauziah terkaget dan membuka matanya terlihat masih samar tapi dia masih mengingat kalau itu adalah sang sekretaris.

Gadis itu pun mengucek matanya hingga semuanya mulai terlihat jelas.

"Eh maaf mbak, saya ketiduran, apa managernya sudah datang mbak? atau saya akan menunggu lagi?"Fauziah melirik kiri kanan melihat di sekitar nya.

"Manager nya sudah datang mbak, mbak nya disuruh langsung keruangan nya"

"Sekarang mbak?"tanya Ziah membuat sekretaris bingung.

"Iya sekarang?:kan udah nungguin dari tadi kan?"

"Oh iya mbak, eh mbak maaf bisa saya mintak pendapat nya sebentar?"

"Iya ada apa?"

"Bagaimana penampilan saya? apa saya sudah rapi dan cantik? saya tidak akan mengecewakan manager itu kan mbak?"Fauziah merapikan penampilan nya lalu bergaya didepan sekretaris, membuat si Leena tersenyum geli.

"Iya udah cantik kok, rapi juga"jawabnya. "Ayo saya antar keruangan manager nya sekarang"

Fauziah tersenyum dan mengangguk bersemangat menemui sang manager dg rasa percaya diri karna telah meminta pendapat sekretaris manager.

Dia lalu mengikuti sekretaris itu hingga mereka kini berada di ruangan manager yg masih kosong tanpa penghuni bahkan air minum nya pun masih utuh seperti belum di sentuh sama sekali.

Meja nya juga masih rapi terlihat sekali belum ada tanda2 manager bekerja di ruangannya itu hari ini.

Fauziah bingung kenapa tidak ada manager di dalam dia lalu bertanya kepada sekretaris yg katanya manager sudah ada di ruangan nya saat ini.

"Loh mbak, ruangan nya kosong? mana manager yg akan saya temui?"tanya Ziah bingung.

"Iya manager nya lagi di jalan menuju kesini, mbak nya disuruh tunggu sebentar"jawabnya tanpa berdosa

Ziah hanya merungut kecewa dg jawaban itu.

"Ini perusahaan menghargai orang atau bukan sih? kenapa seperti ini? kejam sekali dg karyawan baru? bahkan belum lagi di kasih tugas dan bagian kerja? udah di permainkan seperti ini, apa iya kak Bani menyarankan aku kerja di sini?"batin Ziah kesal.

"Ok kalau gitu saya tinggal ya mbak, sebentar lagi manager nya datang, silahkan duduk dulu di sofa tunggu itu ya mbak"sekretaris menunjuk sofa berwarna abu2 muda yg tersusun rapi lengkap dg mejanya di ruangan manager itu.

Fauziah mengagguk lemas, sekretaris itu langsung keluar meninggal kan Fauziah sendirian di ruangan yg hening tsb.

Fauziah kemudian menghempas kan pantat nya di sofa yg empuk itu dg kesal dan sedikit kecewa wajah cantik nya berubah masam mulut nya kini manyun kesal tiada senyuman lagi.

**

Sementara diruangan rapat lantai 3 hanya tinggal Bani dan Farel sedang jingkrak2 kegirangan sepertinya rapat telah usai.

Sesekali mereka berpelukan lagi2 melompat lompat layak nya anak kecil mendapat hadiah.

Senyum merekah di bibir keduanya, dan tertawa terbahak2 juga di iringi tepuk tangan kegirangan.

Hingga mereka lelah lalu sama2 terhempas di kursi yg bisa berputar itu, Bani yg serasa semua beban di benak nya telah usai mengingat kembali kejadian rapat tadi yg ia lakukan dg client besar nya itu.

Bagaimana keren nya aksi sang direktur saat menyampai kan setiap inci presentasi nya tanpa ragu sedikitpun.

Totalitas tanpa batas, all out, profesionalitas, smart, berkelas tersangat keren, di bantu oleh sang manager yg tak kalah hebatnya tentunya.

Membuat seisi ruangan tertegun tanpa berkutik bola mata nyaris menyentuh lantai bahkan mereka nyaris lupa menampung saliva.

Seketika para manusia manusia blonde itu terkagum, takluk dan puas, gemuruh tepuk tangan cukup mewakili bagaimana hebatnya seorang pangeran perusahaan, berhasil memecah keheningan ruangan beberapa meter persegi tersebut.

"Gila lu bos, benar2 gila, baru kali ini gue melihat sisi lain dari lu, benar2 ferfect lu beda kali dari yg biasa gue lihat bos kali ini gue benar2 kagum dan bangga sama lu, lu keren abis bos, keren abis, seandainya lu cewek gue pacarin lu bos"oceh Farel dg lantang dan tertawa puas.

"Siapa dulu dong Albani alvino, jangankan client Jerman, semut pun takluk sama gue hahaaha"jawab Bani aneh.

Membuat Farel semakin mengencangkan tawanya, saat presentasi kata2 yg disampaikan Bani begitu menarik dan berkelas tapi kalau sudah mengobrol dg Farel hilang semua kebijaksanaanya itu.

"Lu jangan sombong dulu bos, ingat janji lu"ucap Farel tersenyum menaik turunkan alis nya menghadap Bani yg masih bersandar di kursi empuk nya.

"Ya ya gue ingat, apa mau lu ha? jalan2 ke Jerman mungkin? atau lu mau gue kawinin?"

"apa bos lu mau ngawinin gue? iiiih"teriak Farel geli.

"Bukan gue yg mau kawin sama lu tapi cewek lu lah, tugas gue bikin pestanya gitu dodol, otak eror"Bani menjitak kening Farel gemas.

"Bos bos mana cewek yg mau gue kawinin?gue pacar aja kagak punya apalagi calon istri?"upat Farel.

"Ya makanya buruan cari cewek lo, lagian tampang gak jelek2 amat ya walaupun kurang ganteng sih hehe tapi susah nya minta ampun cuman cari pacar doang lu hahaaha"Bani tertawa, Farel menepis nya dan ikut mengejek.

"Hahaha, bos lu gimana apa punya cewek lu ha? tampang iya keren, seorang direktur muda, tapi mana cewek lu uuuu hahaha"ejekan Farel membuat Bani sedikit gelagapan.

Karna selama ini dia memiliki pujaan hati tapi tidak pernah menceritakan nya kepada siapapun termasuk Farel.

Bertahun lamanya Bani merahasiakan ini dari siapapun keculi kedua ortu nya yg bahkan sampai saat ini belum bertemu Fauziah.

"Ya gue gampang, gue direktur, cewek2 pada ngantri lu liat karyawan kita aja siapa cewek yg gak suka gue coba weeee"Bani sedikit gugup.

"Atau lu suka Leena kagak, biar gue jodohin deh"goda bani, mengalihkan pembicaraan yg mengarah kepadanya.

"Leena .....? sekretaris lu itu yg lu suruh jadi sekretaris gue? dia aja kesal saat lu suruh jadi sekretaris gue apalagi lu mau jadiin dia bini gue? gak gak gak, gak ada jodoh menjodohkan gue belum mau kawin gue mau kerja lo dengar hmmm"jawab Farel dg suara meninggi dan kesal.

"Ok baiklah jadi katakan mau lu apa?"

"Ya nanti deh gue pikirin,vsekarang gue balik ke ruangan gue dulu, capek ngoceh sama lu, kering tenggorokan gue nih"Farel langsung bergegas meninggalkan Bani yg kesal dg omongan nya terakhir tadi.

"Uuuu dasar lu semut"teriak Bani pada Farel yg sudah meninggal kan ruangan itu.

Bani kini sendiri disana lalu menopang kan dagu nya di meja.

"Astaghfirullah, Fauziah ku, sayangku, apa kabarnya?"ucap Bani spontan.

"Apa dia sudah sampai kantor? atau gimana?"terlihat sedikit kepanikan di wajah Bani.

Karna meeting hari ini membuat Bani benar2 terkonsentrasi dg hal itu hingga dia lupa pada sang kekasih.

Bani lekas mengambil ponsel di saku nya dan menelp fauziah, tapi no nya malah tidak aktif, membuat Bani semakin gusar tak karuan.