Sang direktur tampan melangkah penuh keraguan menuju ruangan manager, dia seperti orang bodoh saja, celingak celinguk tak jelas, wajahnya di penuhi kewaspadaan.
Pria tampan itu berhenti tepat di depan meja sang sekretaris yg kebetulan kosong, sepertinya wanita itu sedang mengistirahatkan diri.
Langkah konyolnya kembali melaju, menuju pintu manager, tarik ulur justru terjadi saat dia hendak membuka handle itu, tentang bagaimana kalau sang pujaan masih di dalam, bisa kacau love story mereka akan berujung sad end.
Berkali kali tangan kokoh itu terulur pada handle pintu, namun urung lagi, dia tak yakin mau di kemanakan lagi, sang pangeran merasa canggung di kerajaan nya sendiri.
Kembali tangannya terulur lagi, wajah tampan nya sedikit pucat, dg keringat yg mengucur deras.
"Ting..."suara handle pintu, membuat pria bodoh itu terjingkat nyaris meloncat.
Dia lansung membawa rasa kaget itu dg menyembunyikan diri di belakang meja sekretaris, seperti maling yg kabur dari kejaran warga.
Seorang wanita cantik nan anggun, melangkah keluar dari ruangan itu, senyum tipis nan manis menghiasi bibirnya.
Gadis itu terus melangkah ke arah luar, tanpa peduli ada maling yg sedang mengintai nya dari balik sebuah meja, maling berkedok pacar.
Sang pangeran keluar dari persembunyian nya sambil mengelus dada merasa lega karena gadis itu tak memergokinya.
"Eh aku harus ketemu mbak Leena dulu deh"gadis itu berbalik badan.
Yg disana kembali tersambar, mata pria itu melotot tajam ingin tumpah saja itu bola bola, dada kembali berdebar, situasi payah apa ini? menguji nyali seorang pangeran tanpa perang sekalipun, bahkan ini lebih dari sebuah perang.
Dalam langkah gontai gadis itu terus menuju meja sekretaris, dimana mata mata yg sedari tadi mengintai masih disana, berdiri pucat ketakutan hingga kakinya di goyang oleh sebuah gempa dahsyat.
"Sayang, jangan kesini please?"Bani memejamkan sebelah matanya, gadis itu kian mendekat, tinggal beberapa langkah lagi sang pangeran akan benar benar menamatkan tahta nya sendiri.
Wah bahaya, rajanya dusta akan ketangkap basah hari ini, sinyal itu kian mendekat, nyawa serasa di ujung tanduk.
"Eh maaf..."Tiba tiba gadis itu menabrak seorang karyawan hingga berkas berkas yg menumpuk di tangannya berserakan.
"Maaf ya, maaf, aku gak sengaja?"ucap gadis itu seraya membantu karyawan tersebut merapikan berkas berkas yg berserakan di lantai.
Fauziah ini kebiasaan jalan gak pake rem, keseringan nabrak untung yg di tabrak bukan mantan, kalau ya dia bakal nangis bombai lagi seperti yg sudah sudah.
Momen kesialan Fauziah di manfaatkan sang pangeran sebagai sebuah malaikat penyelamat, dia berhasil kabur dari persembunyian nya saat ini, dan terdampar di ruangan manager, tempat yg di anggap cukup aman untuk menyembunyikan diri.
"Astaghfirullah..."sang manager terkaget.
Kedatangan pria itu yg tanpa ketok dulu, ditambah lagi dia membanting pintu dg keras bagaimana sang manager tak terjingkat karnanya, untung jantung pria itu sehat kalau tidak bisa KO.
"Ups...sorry, kebablasan hehe.."tanpa rasa berdosa sang pangeran terkekeh dalam nafas yg masih belum beraturan.
"Kebiasaan ya lu, berbuat seenaknya? kalau gue jantungan gimana? lu bakal kehilangan adik sekaligus manager terbaik sepanjang sejarah, tau lu?"bentak sang manager.
"Ya maaf "
"Ah, apa mau Lo? apa lagi?"teriak manager itu semakin keras.
"Eh biasa aja dong? lu bawahan gue?ngomong yg sopan sama gue, mau lu gue pecat ha?"balas sang direktur yg tak kalah kerasnya.
"Terserah lu deh gue mau keluar, minggir"
"No, Farel, tetap disini?"
"What? oh ya ampun lu kalau gak bisa ngehargain gue sebagai manager setidak nya hargai gue sebagai adik lu?"rengek Farel, pria ini di buat putus asa akan kelakuan sang direktur.
Pangeran utama lantas mendekat dan langsung memeluk pangeran kedua itu dg sebuah pelukan hangat, sangat hangat.
Sontak manager tampan itu terperangah, kelakuan direktur ini semakin aneh saja baginya, tidak masuk akal, dia tak membalas pelukan itu hanya diam membatu dalam sebuah kebingungan menuju kerak kerak bumi.
Pangeran utama malah tersenyum manis, melepas pelukannya, dan langsung mengenyahkan diri dari ruangan tersebut, tanpa lontaran sepatah katapun.
"Dia yg gila apa gue yg mendadak gila?"fikir sang manager masih dalam keadaan mematung.
**
"Hallo"Fauziah melangkah lambat sambil memegang ponsel ke telinganya.
Gadis ini tampak begitu letih, entah sebab apa? badannya tiba tiba lemas dan tak berdaya sama sekali.
Di duga terkena sindrom lapar, karna secara tidak sengaja melewatkan sarapan pagi dan melupakan makan siang nya hari ini.
Di tambah lagi teriknya sampai ke ubun ubun, ini kota polutan musti bertengger di mana mana.
Harga yg cukup murah demi sebuah posisi sekeretaris manager, dan Fauziah telah membayar lunas tanpa agunan atau pun syarat.
"Sayang....gimana?"disana sosok pangeran berlagak bodoh, pura pura bertanya pada gadis itu.
"Ok! semua baik, aku suka kantornya, hanya saja tadi itu menyebalkan?"rungut gadis itu pelan.
"Menyebalkan gimana?"
"Manager nya meeting aku disuruh menunggu sampai siang, padahal aku udah datang pagi pagi sekali, aku capek"
"Yg sabar ya sayang, apa kamu langsung kerja hari ini?"
"Tidak besok, nih aku lagi nungguin taxi online mau pulang capek"
"Jangan, aku jemput kamu ya?"
"Kamu gak kerja?"gadis itu mengerinyit.
"Bos ngizinin aku pulang cepat sayang, jadi ya anggap saja keberuntungan kita ok!"alasan sang pangeran.
"Ya baiklah aku tunggu"jawab gadis itu masih dalam kondisi lemas dan tak berdaya, langkahnya saja terlihat lunglai, gadis yg payah.
Sang direktur, menyelinap lewat pintu darurat, meski para karyawan yg melihat aksinya itu merasa aneh, dia tidak peduli, yg penting tujuan nya tercapai yaitu mengkibuli sang pacar.
Dia berhasil mengambil mobil nya di parkiran khusus para atasan, dan memutar arah menuju belakang gedung AA, melewati jalan yg sedikit berliku, dan berhasil keluar area tsb lewat jalur maling.
Seolah olah benar dari kantor yg berbeda dg sang kekasih, Bani menunggui gadis itu di luar area gedung, penipu kelas kodok memang pangeran satu ini.
"Sayang aku diluar"dia mengirimkan secarik pesan melalu tlp celuler miliknya.
*
"Hei sayang, are you ok? apa yg terjadi?kamu keliatan letih sekali?"sang pangeran langsung berhamburan mengejar sang kekasih, ketika melihat gadis itu berjalan pelan dan tidak bersemangat.
"Kak aku baik, don't worry, tenang ya"jawab gadis itu di wajah yg tampak memucat.
Pangeran itu gusar, khawatir dg sangat, sekaligus merasa bersalah, karna ini akibat dari kelakuan nya sendiri.
Fauziah berhasil membawa tubuh letih nya bersandar pada bangku depan mobil, sang kekasih tampak menatap nya prihatin langsung menggapai gadis itu dan memeluknya dari samping, mengusap lembut lengan gadis itu dg sebelah tangannya, karna tangan yg satu lagi jelas memegang kemudi.
Di balas Fauziah pelukan itu dg sangat erat, melingkarkan kedua tangannya pada pinggang sang kekasih, dan menyandarkan kepala di bahunya, dia menarik nafas dg kasar, dan memejamkan mata disana, rasanya ini seperti sebuah obat dari letihnya hari ini.