Chereads / amarah bahagia / Chapter 15 - Perdebatan.

Chapter 15 - Perdebatan.

"Bi..Ini kalau gak salah mobil semalam yg parkir di depan rumah aku kan?"gadis itu mengerinyit.

Setelah sembuh dari syndrom lapar nya, gadis ini tiba tiba menyadari kendaraan mewah yg saat ini ia tumpangi bersama sang kekasih.

"Oh iya sayang"jawab sang pangeran dg gagap.

"Hmm mobil nya bagus, ini mahal pasti kan? tempat duduk nya juga nyaman, seumur umur baru kali ini naik mobil seperti ini?"gadis itu mengangguk angguk sembari memperhatikan setiap sudut dari mobil itu.

"Ya lalu?"Bani mengedikan bahunya, ucapan gadis tadi sedikit membingungkan, apa dia mencurigai sang direktur?

"Apa lagi? ini mobil siapa? jawab jujur?"Fauziah melebarkan mata, menatap pria itu tajam, seketika sang pangeran kikuk, sekali melirik kembali fokus ke arah setiran nya, dia sepertinya mulai salah tingkah.

"Manager aku? kemaren aku bantuin dia memenangkan sebuah proyek besar, ya sebagai imbalannya dia meminjamkan mobil ini selama seminggu, ya gitu sayang he, menarik bukan?"alasan yg cukup masuk akal bagi gadis itu, dia mengangguk kemudian.

"Bmm kak? kakak semalam kenapa tidur dirumah aku?"Fauziah mengerinyit.

"Capek sayang, maaf ya?"

"Apa semalam kakak ngigok?"Ziah menatap sekilas pria yg fokus pada kemudi itu.

"Menurut kamu?"Bani mengedikan bahunya.

"Entahlah kak, bingung?"Ziah menyipitkan mata.

Sang pangeran mengusap lembut tengkuk sang kekasih, dan menggapainya ke arah bahu kokohnya dia.

"Jangan terlalu banyak berfikir, mimpi tetap lah mimpi, semua itu cuman bunga tidur, sayang?"jawab sang pangeran lembut, kini dia menyetir hanya dg satu tangan karna tangan yg lain membekap gadis itu dg lembut.

Fauziah lantas melingkarkan tangan di pinggan sang kekasih, menyipitkan mata sesaat, lalu menghempaskan dg kasar nafasnya.

"Kakak, pernah mendapat mimpi bertunangan dg seorang gadis dari kalangan atas?"tiba tiba gadis itu berucap demikian, sang pangeran tersentak.

"uhm, entah lah, kakak tidak pernah memikirkan mimpi sayang, semua itu hanya kehaluan semata"jawab sang pangeran,nsedikit gugup di wajahnya, seperti menyembunyikan sesuatu di balik alasan ini.

"Ya seharusnya aku juga berfikiran sama seperti kakak"Jawab Fauziah sesal.

Namun gadis ini enggan mengutarakan apa yg di alaminya, semua kejadian dan mimpi aneh yg menggelayangi kehidupannya semenjak dia mengenal sosok Bani.

"Apa yg bisa aku katakan sama kamu sayang, aku sendiri bahkan tidak mengerti kenapa takdir mempertemukan kita kembali?"sepenggal kata yg hanya terucap di dalam hati oleh sang pangeran saat ini.

"Sayang kita ke Kaguya hotel yuk?"tiba tiba gadis ini bicara perihal hotel yg tadi di dengarnya sekaligus menjebak nya, kedalam sebuah ilusi aneh.

Bani terjingkat, membanting stir, nyaris saja menabrak trotoar, dan mobil berhenti seketika.

"Kak...?"Fauziah ikut terjingkat, langsung bangkit memandang sang pangeran yg tampak memucat?

Bani seperti memendam hal mendengar nama gedung pencakar langit yg di sebutkan tadi, apa ada sedikit cerita atau justru rahasia besar, sang pangeran punya sejuta rahasia sepertinya.

"Maaf sayang...kenapa kamu tiba tiba menyebut nama hotel itu? dari mana kamu mengenal hotel itu? kamu baru di kota ini?"Bani menatap lekat wajah sang kekasih.

"Santai aja, tidak perlu kaget dan khawatir seperti ini, aku mendengar nama hotel itu dari karyawan di kantor, dia bilang itu hotel cukup terkenal di negri ini, ya karna itu aku penasaran dan ingin kesana, itu saja"alasan sang gadis, sepertinya Fauziah juga bersembunyi dibalik ingatan sepintas yg ia alami.

"Hotel?kenapa kamu tiba tiba tertarik kesana?"Bani kembali menyalakan kendaraannya dan kembali mengemudi dg baik.

"Pengen tidur sama kamu?"spontan saja jawaban yg menyentakkan kembali sang pangeran.

"What?"

"Hehe, bercanda? haha"kekehan sedikit gadis ini, seakan melelehkan kecemasan sang pangeran dan kegugupan dirinya menghadapi segala penuturan yg hari ini di dengarnya cukup menguji nyali.

"Mulai bicara nakal?"bisik sang pangeran kemudian, pelan condong ke arah merayu.

"Ya tentu kenapa tidak?"jawaban polos pelompong tanpa ragu.

"Nakal nanti aku kalap, tanggung jawab ya?"Bani mengedipkan satu mata ke arah gadis itu.

"Haha...pasti aku tanggung jawab, tapi nanti setelah para saksi serentak bilang sah"

"Kalau aku mau nya sekarang?"

"Ok! kita ke Kaguya hotel, mau?"seakan sebuah ancaman, Bani kembali memucat mendengar naman itu, benar benar mencurigakan pangeran ini.

Fauziah menangkap sinyal itu, namun tak berani melanjuti, alasan yg pasti gadis ini tidak ingin merusak hubungan nya dg sang kekasih hanya karna ingatan tak pasti seperti tadi.

"Sayang ha..sudahlah"Bani menghela nafas kasar, lalu membuka atap mobil nya.

Seketika gadis polos itu terperangah,

kenapa tidak ini mobil baru pertama kali di naiki, dan selama ini hanya bisa di lihat ada pada film film dan televisi, ini seolah seperti keajaiban saja bagi gadis desa yg polos seperti Fauziah.

Bani tersenyum miring menatap gadis yg ada di sampingnya saat ini, usahanya untuk mengalihkan perhatian gadis itu sepertinya berhasil.

"Bi...ini very wonderful, waw ..."gadis itu tersenyum lebar, melupakan segala uneg yg bertengger di paltform teratas kehidupannya.

"Kamu senang?"Bani menatap gadis itu lembut.

Fauzian mengangguk, gadis itu lantas berdiri kegirangan, tak tau malau saja dia berteriak dari kendaraan itu, bersorak ria, seolah tidak ada pengguna lain pada jalan yg ia lalui.

Sang pangeran cukup puas ya walaupun akan banyak mulut yg seketika mencibir mereka dan bilang norak bin ndeso.

Persetan dg semua itu, toh bahagia ada pada diri masing masing, anggap saja mereka semua angin lalu, hidup kita, kita sendiri yg tau, bahagia kita, kita juga yg mengalaminya.

Seperti ini lah cara sederhana membahagian gadis pujaan nya, tidak perlu berfikir keras gadis itu cukup sederhana, dan tidak perlu berneko hanya demi sebuah kebahagiaan.

Pangeran utama semakin tampan saja, di atas senyum itu, lengkungan yg seketika mematikan lawan jenisnya tanpa berkutik lagi.

*

"Ok! kita sampai, makasih sayang hari ini aku bahagia nya pakai bangat ha"oceh Fauziah.

Mereka kini berada tepat di depan rumah sang gadis.

Bani menggapai pinggang gadis itu, dan membawa nya ke dalam sebuah pelukan hangat sangat erat, mereka larut dalam kenyamanan tiada tara ini.

"Aku mencintai mu"bisik manja mendera di telinga sang pangeran.

"Aku juga"jawab nya kemudian.

"Aku pulang ya?"pinta Bani seraya merenggangkan pelukannya.

"Ya baiklah"jawab Fauziah, dia tersenyum, dalam lembut nya belaian sang kekasih terhadap rambut hitamnya.

Mobil sang pangeran seketika lenyap dari tempat itu, beserta tuannya, menyisakan Fauziah dalam senyum indah yg tiada gantinya di dunia.

"Bani pria sederhana ku, andai kau tidak pernah hadir dalam kehidupanku, entah apa yg akan terjadi pada ku, bahkan cinta pertama ku menghentikan hidupku tapi kau membangkitkan kembali, kau dan hanya kau."

Fauziah membaringkan tubuhnya di ranjang memejamkan mata, mungkin terlelap menyusuri kembali semesta tanpa perlu melangkah.