Mobil mewah yg di kendarai Albani Alvino telah berhenti tepat di depan sebuah restoran ternama di kota tsb.
Restoran yg menyajikan berbagai masakan Nusantara dari berbagai daerah, Bani sengaja menghentikan mobil nya disana karna sang kekasih tidak lah menyukai makanan luar.
Selain katanya bentuk nya aneh juga tidak mengenyangkan kalau di santap saat sedang lapar laparnya.
Apa lagi Bani tahu hobi sang kekasih adalah kuliner, tapi semua yg berasal dari dalam negeri tentu nya.
Meskipun begitu hobi nya makan Fauziah tidak gendut sama sekali bahkan tubuh nya sangat ideal dan cantik, Fauziah termasuk gadis beruntung dalam hal bentuk tubuh selain tubuh yg susah gemuk raut wajah cantik nya juga alami walapun tanpa make up.
"Sayang bangun, kita udah sampai, ayok makan dulu"tutur Bani pelan membangunkan Fauziah yg tertidur di pundak nya.
"Hmm ngantuk sayang"gumam Ziah, yg tambah memperat pelukan nya.
"Eh gak boleh gitu, ayo makan dulu"Bani kemudian menegakkan kepala gadis itu dan melepaskan kedua tangan yg melingkar di pinggang nya itu.
"Hmm baik lah"ucap Ziah lirih, suara nya serek khas orang baru bangun tidur.
Mata itu juga belum terbuka sepenuh nya, badan juga masih lemas, malas sebenarnya bangun tapi pangeran memaksa untuk segera turun dan makan.
Si tampan membukakan pintu mobil dan memapahnya keluar, kemudian menggandeng gadis itu ke arah pintu depan restoran.
Gadis yg lemas malas sekali mengangkat kaki nya, hingga Bani sedikit kesusahan membawa nya berjalan.
"Sayang ayo kita masuk, kita udah di restoran nih, buka mata kamu, malu di liatin orang2, masak cantik2 loyo begini?"Bani mencoba memancing gadis itu untuk membuka mata lebar2.
"Hah? ini restoran apaan kak? gak, gak ini pasti makanan barat, Ziah gak suka, Ziah gak mau disini kak, makan di warteg aja yuk?"
Dari luarnya terlihat seperti restoran modern sudah pasti isi makanan nya juga aneh2 dan Ziah sangat tidak menyukai hal itu.
Apalagi Ziah melihat suasana restoran yg begitu modern serta pengunjung nya orang2 berkelas membuat Ziah berpikir kalau itu restoran yg menyajikan makanan luar bukan makanan Nusantara.
"Sayang, masuk dulu, tidak seperti yg kamu pikirkan, percaya deh sama cowok tampan mu ini dia tidak akan mengecewakan mu ok"bujuk Bani yg sedikit terkekeh melihat ekspresi sang gadis terhadap restoran itu.
"Awas ya kalau nanti makanan nya aneh2"Ziah menunjuk sang pangeran dg jarinya mengancam.
"Iya.."jawab Bani tersenyum.
Mereka melangkah kearah pintu depan restoran, disana sudah standby seorang wanita cantik yg ramah dan senyum tulus siap menyapa setiap pengunjung yg datang.
"Selamat siang mas, mbak silahkan masuk"tutur wanita itu lembut kepada Bani dan Ziah yg melangkah kedalam restoran tsb.
"Thanks mbak"jawab Ziah yg mengatupkan kedua tangannya.
Bani hanya tersenyum melihat kesopanan gadis itu, wanita yg menyapa mereka itu bahkan terkaget krna baru kali ini ada pengunjung yg memberi nya salam bahkan mengucap kan terima kasih.
Selama karier nya menjadi penyapa tamu setiap pengunjung yg di sapanya selalu cuek dan tak memperdulikan keberadaan nya.
Sebuah senyuman dari mereka saja itu sudah termasuk hal luar biasa baginya.
Itulah Fauziah kesopanan dan keramah tamahan nya tidak di ragukan lagi, salah satu hal yg membuat Bani semakin ingin mengikat Ziah lebih kencang lagi agar tak lepas dari genggaman nya.
"Mas, mbak silah kan ini menunya"ucap pelayan restoran dg ramah kepada Ziah dan Bani yg kini sudah duduk di bagian pojok.
Tangan pelayan itu mengulurkan 2 buah buku menu untuk dilihat mereka.
"Ok mbak, nanti saya panggil lagi, takut nya nanti mbak nya lama menunggu, istri saya ini agak lama kalau pilih menu"Bani sedikit berbisik kepada pelayan.
Tapi Ziah masih mendengar pembicaraannya hingga melototi Bani, membuat pria itu tertawa kecil dan menutup mulut nya dg tangan yg di kepal, pelayan pun pergi.
"Ih kakak apaan itu? istri? keganjenan tau gak?"ucap Ziah ketus.
"Lah iya? kenapa gak? bangga tau menyebut kekasih cantik ku ini sebagai istri?"Bani mencubit hidung gadis itu gemas, sang gadis langsung cemberut.
"Ya udah pulang kampung yuk, mintak restu ayah ibu, biar beneran kita ke pelaminan"
"Apa kamu yakin sayang ku?"Bani kali ini malah mencubit pipi Ziah dg gemas, dia suka sekali menggoda gadis ini karna saat marah dia sangat lah lucu dan menggemaskan menurut pangeran itu.
"Ih kakak?"Ziah mengeras kan suara nya, lalu menepis tangan Bani yg jahil itu.
Bani terdiam, tapi di dalam hatinya masih terkekeh hingga sesekali menutup mulut dg tangan menahan tawa melihat eksperesi Fauziah.
"Jadi makan gak nih?"ketus Ziah dg nada tinggi, Bani yg tadi diam sambil cengengesan sendiri terjingkat sampai2 buku menu yg di pegangnya terjatuh.
Bani sangat kaget karna suara Ziah begitu keras hingga beberapa pengunjung yg ada di samping mereka pada melirik.
"Sayang, aku cuman becanda ayolah ini tempat umum"Bani berucap lirih, menenangkan Ziah.
"iya, maaf...kebabablasan kak he..habis nya aku lapar tapi kakak menggoda mulu, ya keluar lah tanduk2 nenek sihir aku nih"
"Haa nenek sihir emang punya tanduk?"tanya Bani kemudian
"Gak tau? kak iya juga ya?"jawaban polos sang gadis.
"Hahaahaha"meraka berdua malah tertawa serentak dan lumayan berisik, pengunjung lain yg duduk di samping mereka sampai menggelengkan kepala.
"Ok sayang sekarang mau makan apa?"Bani bertanya seraya membaca menu.
Ziah dg saksama memperhatikan menu2 yg ada di buku itu, membuat nya ragu karna semua makanan yg di sukai nya ada di daftar itu.
"Kakak benar, ini semua menu nya kesukaan aku, jadi ragu deh mau makan apa?"Ziah mengernyitkan keningnya.
"Ya sudah pesan aja semua"oceh Bani santai.
"Ok!:aku pesan semua, kakak yg habisin ya, 34 provinsi di Indonesia"
"Maksud 34 provinsi apa ya dek? kakak di suruh makan provinsi?"Bani mengedikan bahunya.
"Kakak lihat itu menu ada 34 jenis makanan Indonesia, kan ada 34 provinsi dg makanan khas yg berbeda di setiap provinsi nya dan ini ada semua disini,kakak gak baca"celoteh gadis itu.
"Dari mana kamu tau kalau ini semua makanan khas daerah dari 34 provinsi kita, kan disini gak di tulisin?"
"Kakak ku sayang, kamu lupa aku pencinta kuliner Nusantara, ya hafal lah semua makan yg berasal dari Indonesia"Ziah tersenyum bangga.
"Wah pintar kamu sayang, gak usah kerja deh kakak bikinin usaha aja buat kamu usaha di bidang kuliner"
"Hehehe, sayang nya aku tau kakak belum punya modal untuk itu "Ziah terkekeh.
Meremehkan sang pangeran, karna menurut Ziah Bani orang sederhana dan karyawan biasa gak mungkin punya cukup modal untuk membuatkannya sebuah usaha.
Bani hanya tersenyum pahit dia juga tidak berani menyangkal omongan gadis itu.
"Sayang, maaf aku bohongin kamu, seandainya kamu tau jangan kan bisnis kuliner, aku bahkan bisa membangun hotel bintang 5 untuk mu"batin sang pangeran.
"Ayolah sayang pilih salah satu kamu mau makan makanan apa?"Bani kembali bertanya.
"Ya udah, aku mau nasi putih pake ayam goreng itu aja tanpa sambal, tanpa sayur, dan ingat ayam nya harus bagian sayap tidak mau yg lain"oceh Ziah.
"Yakin itu aja? kok tumben? biasanya pencinta sayur? pencinta sambal?"jawab Bani heran.
"Ya kakak pesan aja, cepat aku lapar "Ziah mendesak Bani yg masih kebingungan.
"Ya baiklah kalau itu yg kamu mau, Kakak nurut aja"Bani lantas memanggil pelayan
dan pelayan itu datang menghampiri mereka dg kepala sedikit menunduk sopan.
"Saya mintak roti tawar dg selai coklat dan juga keju 2 porsi, lalu nasi putih satu porsi sama ayam goreng 2 porsi bagian nya harus sayap oh ya jangan dikasih sayur jangan di kasih sambal"Ziah mengangkat bahu dan melotot ke arah Bani, tapi Bani mengacuhkan nya.
"Minumannya apa mas?"
"Minum nya, air mineral 2, dan segelas susu almond"
"Apa mas dan mbak nya ingin mencoba dissertnya?"tanya pelayan lagi.
Bani melirik ziah, gadis itu mengangkat kedua tangan dan bahunya.
"Oh ya dissertnya yg paling mahal dan paling enak deh pokoknya"
"Ok mas apa ada yg lain?"
"Oh ya, antar kan roti tawarnya dulu ya, dan agak di percepat sedikit bisa?"
"baik mas, saya permisi"pelayan pun bergegas pergi dg membawa catatan pesanan tersebut.
"Eh kak, kok roti tawar sih? itu buat kakak?"Ziah langsung menyodorkan pertanyaan yg sedari tadi ditahanya karna segan berdebat di depan pelayan.
"Bukan buat kita lah"jawab Bani santai
"Haaa...aku gak mau?"Ziah merungut.
"Sayang dengar, kita itu udah gak makan dari semalam, kalau hari ini langsung makan makanan berat itu tidak bagus buat lambung kita sayang, makanya kakak pesan roti dulu, biar lambung kita gak kaget sayang"oceh Bani menjelaskan, Ziah mengangguk mengerti.