Fauziah hari ini tampaknya bangun lumayan kesiangan terbukti dia nyaris melompat dari atas ranjang itu dg nafas yg lumayan sesak dan mata yg langsung terbuka lebar.
"Ya Allah, jam berapa ini? Aku sepertinya telat bangun, dan ini ngapain aku tidur di kasur ini? Bukannya semalam aku tidur di lantai? Siapa yg mindahin aku kesini? Dan mana Al? Kemana dia?"Mata Ziah berpusing ke setiap sudut ruangan yg lumayan luas itu.
"Morning, my sweet heart, udah bangun rupanya, gimana nyenyak tidurnya semalam?"Al tiba2 datang dg membawa nampan berisi sarapan dan segelas susu.
Penampilan nya terlihat rapi, rambut gondrong di ikat, stelan kemeja dan jeans aura ketampanan nya timbul kembali, Ziah melebarkan mata dan mulut nyaris membentuk huruf O besar, benaknya di penuhi tanda tanya, kenapa tiba2 tuan tanah muda sehat walafiat? Ganteng kembali, seolah kemaren tidak pernah terjadi apa2?
"What?"Pekik Ziah kemudian, Al tersenyum sangat ramah, sangat manis menatap gadis yg di impikannya itu.
"Hei, why? Are you ok dear? Jangan kaget gitulah hahaha"jawab Al ketawanya sangat berciri khas tidak keras juga tidak lambat seperti tertahan sangat keren dan manis.
Anggaplah ini mimpi tapi berwujud kenyataan, siapa sangka tuan tanah muda pulih dg begitu cepat dan tampak segar kembali.
Apa Fauziah telah menarik kembali jampi2 nya? Atau ada yg memadamkan api sihir itu? Benak gadis itu di penuhi rasa curiga perihal ini, apa jangan2 tuan tanah muda selama ini sengaja pura2 sakit demi menarik perhatiannya?
Sungguh Ambigu dan sedikit horor pikir calon sang Alvino muda.
"Zi...?"Tuan tanah muda mengerinyit melihat Ziah yg diam bak orang linglung, wajah cantik nya terlihat khawatir.
"Hai Zi..."Al menepuk pelan tengkuk Ziah, gadis itu terjingkat.
"Eh ya, wait, wait, kamu pura2 sakit ya?"Tuduhan langsung tanpa basa basi, kalau basah basah ajalah kalau basi ya udah gak bagus lagi mending di buang begitulah kira kira gambaran fikiran Ziah saat ini.
"Haha"Al kembali tertawa, Ziah bergidik, tuan tanah muda sepertinya berada di luar nalar begitu prediksi seorang Ziah berdasar kan apa yg di lihatnya.
"Tuan tanah muda, are..are you ok?"Ziah semakin gugup hingga terbata bata sekaligus geli melihat Al saat ini.
Padahal apa yg salah? Tuan tanah muda saat ini sangat keren, gagah, karismatik, menawan, kenapa Ziah malah merinding mendapati nya hingga matanya lupa untuk berkedip?
"Yeah, i am fine, aku tau kamu pasti heran kenapa tiba2 aku langsung bangkit, sembuh, dan bersemangat kembali, ini semua karna separuh dari nyawaku telah kembali, kemaren dia hilang aku juga merasa hilang akal ya bisa di katakan nyaris gila tapi dalam bentuk sakit yg tak kunjung menemui obatnya, sekarang tidak ada alasan kan untuk kembali terpuruk, lagian aku bosan beberapa bulan ini terbaring seperti mayat hidup, jadi please buang jauh2 fikiran buruk kamu tentang aku, tidak ada kepura puraan disini, semuanya murni memburuk begitu saja dan membaik apa adanya, kita tidak tau apa yg di inginkan takdir bukan? Jadi ya kita nikmati aja ok!"jelas tuan tanah muda.
Senyum berciri khas yg dulu terlihat imut diwajah yg lumayan berisi dan mulus sekarang justru sangat menawan karna lemak diwajah tuan tanah muda sudah banyak menghilang belakangan ini.
"Gak tau lah Al, aku bingung, gak ngerti juga apa yg kamu bicarakan, sudahlah aku mau pulang, kamu juga udah baik2 aja kan?"Ketus Ziah, gadis itupun langsung bangkit dan meninggalkan Al yg tersenyum tanpa rasa bersalah.
Tapi juga tidak mencegah kepergian Ziah, entah apa rencana tuan tanah muda saat ini?
"Loh nak, mana Fauziah?"Miranti tiba2 datang ke kamar itu.
"Pulang bu, oh ya, Al nyusul Ziah boleh bu?"Wajah tuan tanah muda berseri seri.
"Jangan dulu nak, kamu istirahat aja disini, nanti Ziah juga bakal kesini lagi, kasih lah gadis itu waktu bersama orang tuanya karna kamu tau kan selama ini dia di perantauan jauh dari orang tua, jangan khawatir sudah pasti secepatnya Ziah akan menikah dg kamu jadi kenapa terburu buru, santai aja ya, hmm"ucap Miranti dg rasa percaya diri yg begitu tinggi, Al tersipu malu mendengar hal itu, tuan tanah muda sepertinya mengalami Amnesia bukan Syndrom Patah Hati, buktinya dia lupa kalau Ziah sudah memiliki kekasih.
*
"Ih...Nyesal aku datang kesana, toh semuanya baik2 aja, si Al juga gak sakit, aku bela belain ninggalin my Bani sweet love, demi laki2 tidak tau diri itu, ha mending aku telpon Bani deh, siapa tau bisa ngilangin rasa kesal aku sama Tikus yg berkedok manusia itu"upat Ziah, kekesalan sedang menggrogoti hatinya saat ini.
Ziah kemudian menatap ponselnya dan malah semakin kesal kaki indah nya itu di hentak hentakkan ketanah hingga heels beberapa senti yg telah membuat penampilan nya wah itu patah dan Ziah tersungkur ke arah aspal masih untung dia cepat menopang tubuhnya dg kedua tangan kalau tidak wajah Ziah bisa lecet terkena kerasnya aspal.
"Ah sial, sinyal ilang, sepatuku patah, aku di bohongin tuan tanah muda, lengkap penderitaan ku, ponsel ku, mana ponsel ku?"Bola mata Ziah berputar kesana sini, sepertinya ponsel Ziah terlempar saat dia terjatuh tadi.
Dari jarak yg tidak cukup jauh Ziah melihat ponsel nya itu tergeletak di jalan, Ziah tersenyum sinis lalu menghampiri ponsel itu dg tangan yg menenteng heels yg patah tadi.
Sayang nya Ziah kedahuluan oleh sebuah Pikc Up lewat tanpa di undang dan dg kejamnya melindas ponsel itu hingga remuk dan hancur.
Lengkap sudah Ziah kini mendapat hukuman atas perilakunya dan dosanya karna mungkin dg tega menuduh tuan tanah muda berpura pura sakit, bahkan mengupat pada laki2 yg sangat mencintainya itu.
"Allahuakbar, subhanallah, walhamdulillah, lengkap cobaan ku ya Allah, haa..Kak Bani...Jemput aku....Hmm"Ziah bertingkah seperti anak kecil, merengek sendiri, mengutuk diri sendiri.
Ia pun melangkah kan kaki nya yg tanpa alas itu sedikit sakit terkena aspal tapi tak sebanding dg sakitnya saat melihat ponsel itu di lindas dg ganasnya.
"Siapa dia? Cantik sekali.."
"Jangan2 dia Aktris yg sedang syuting di desa kita"
"Hei kenapa dia sendiri aja?"
"Dia sepertinya tersesat, tapi kenapa tidak bertanya sama warga sekitar sini?"
"Dia cantik, tapi jangan gampang percaya, bisa jadi dia bakal menggoda semua laki2 di desa ini"
"Lihat pakaian nya, bukankah seperti Bintang Film? Siapa sih gadis itu? Aneh sekali?"
"Eh eh, tapi kok dia jalan tanpa alas kaki, kasian kakinya mulus apa gak rusak tuh kenak aspal yg kasar ini?"
"Ya kasar kayak muka lu haha"
Begitulah, bisik bisik, para ibu2, kaum muda mudi yg menyaksikan Ziah berjalan sendiri tanpa peduli sekitar.
Warga desa sepertinya lupa dg nya, Ziah terus berjalan dg sejumlah keluhan dan menggerutu dalam hatinya.
Persetan dengan warga desa yg hobinya cuman bergosip siang dan malam gak ada bosan nya, jika makan hanya 3 kali sehari maka bergosip lebih dari itu.