"Tuan Alvino muda, selamat datang"sapa seorang wanita yg usiannya di rentang pertengahan 60 tahun, di wajahnya terlihat sudah tumbuh bibit bibit kerutan yg hampir membuat nya menua, di tambah lagi senyuman ramah menghasilkan kerutan yg semakin ketara.
Wanita tua ini sepertinya sangat menghormati tuan Alvino muda, dia bahkan menundukkan kepala saat berhadapan dg CEO tampan itu.
"Terimakasih bik, bagaimana apa ada perkembangan?"Nada Bani terdengar serius, raut tampannya juga terlihat datar.
"Belum ada tuan, semua masih sama, tidak ada seseorang pun yg mendatangai tempat ini semenjak kejadian itu"jawab wanita tua yg seperti nya seorang ART di rumah besar itu.
Tuan Alvino muda manggut manggut mengerti dan ART tua itu pun pergi dari hadapannya.
"Ha...Bindari Mansion kapan keheningan ini akan menghilang?"Desahan nafas Bani terdengar kasar, menghasil kan sebuah keluhan yg entah apa.
Alvino muda, melangkah ke arah taman belakang, masih ada tersisa bekas2, puing2, dekorasi dari sebuah moment romantis, seketika tuan Alvino muda berdesir dan mata nya berkaca kaca.
Dalam sebuah ingatan seorang Alvino muda terlihat sang gadis harapan hidupnya menari nari di taman itu, mengucapkan kata2 cinta yg entah berapa kali.
Di sanalah dia benar2 meyakini gadis itu sungguh menautkan hidup terhadapnya tapi lihat apa yg terjadi justru sebaliknya.
Tuan Alvino muda juga mengingat bagaimana sebuah ciuman romantis pertama yg mendarat di bibir sang kekasih bahkan berurai air mata keharuan di malam yg bisu itu.
"Arzanetta ..."lirihnya.
Laki2 tampan itu beranjak pergi dan meninggalkan rumah besar bak istana dongeng tsb, gerbang depannya bertuliskan 'Bindari Mansion'.
Bindari mansion sepertinya ada cerita di dalamnya, rumah mewah yg terletak pada paru paru kota, jika pemikiran kita pasti mengarah pada sebuah keluarga besar, bahagia, dan saling berdampingan satu sama lain.
Tidak buang ke laut pemikiran itu, nyatanya Bindari mansion adalah rumah tak bertuan, itu hanya sebuah mansion mewah tak berpenghuni meski sangat terawat.
Disana hanya lah ada beberapa asisten dan tukang kebun yg setia membersihkan kediaman itu, setelah tugas mereka selesai Bindari akan kembali kesepian, begitulah saban harinya.
Alvino muda seperti memiliki misteri tersembunyi dg ini, apa benar ada sisi lain lagi dari seorang Alvino muda? Apa sebenarnya Bindari itu?
Semua masih Tabu seperti yg pernah di ucap kan Alvino pungut.
Siapa sosok yg di cari Bani dalam kegelapan Bindari, dalam kesunyian Bindari, siapa sosok itu?
*
Dalam ketidak iklsan hatinya, Fauziah menghabiskan hari2 berharganya demi merawat anak tuan tanah, manusia terkaya dan berkuasa di desa.
"Zi...Nanti malam ikut dg aku ya"sebuah permohonan sederhana dari tuan tanah muda terhadap wanita impiannya.
"Apa kamu sudah benar2 sembuh Al? Aku gak tanggung jawab loh seandainya nanti ada apa apa sama kamu"Fauziah menyipitkan mata, itu hanyalah sebuah alasan halus untuk menolak tuan tanah muda.
"Yeah, of course, aku sangat yakin hm"Al memperlihat kan wajah memelas nya, membuat Fauziah mau tidak mau bilang iya, kalau tidak, akan ada serangan petir yg menyambar dan Fauziah tidak ingin hangus dulu karna sambaran itu.
"Kalau gitu kamu pakai ini ya"senyum tuan tanah muda melebar indah, seketika Fauzah menganggukkan kepalanya.
Sebuah bingkisan darinya terpaksa di terima Fauziah dg seluas hati.
"Makasih Al, aku pasti memakainya"Ziah tersenyum paksa, seperti menahan bara api di tubuhnya saat ini, apa maksud tuan tanah muda? Apa yg akan di perbuatnya malam ini?
Kenapa dia juga menyuruh Fauziah memakai gaun pemberiannya.
"Ha..Jelas ini bukan selera aku"Fauziah mengupat, sebenarnya gaun itu sangat indah di pakai oleh nya hanya saja selera itu tidak bisa di dustakan lagi.
Bagaimana Fauziah tak mengupat Middi dres memang kesukaannya apa lagi ada Ruffle di bagian leher dress itu, tapi warna, Al sepertinya lupa Fauziah membenci warna Merah.
Fauziah melempar gaun itu ke ranjang, dan duduk pada tepian ranjang nya.
"Apa bisa sesuatu yang sudah di buang, di pungut kembali?"Guman Fauziah.
Jejak memang masih tersisa tapi jalan itu tidak akan di lewati lagi, kenyataan ini mengaduk aduk perasaan seorang gadis
seputih salju tersebut.
*
Hal menyebalkan itu akhrinya datang, Fauziah memakai gaun Merah pemberian tuan tanah muda.
Fauziah terlihat cantik, karna dasar nya cantik apapun yang ia kenakan akan terlihat manis bukan.
Kalau biasanya riasan wajah Fauziah begitu soft ala ala Korea, tapi kali ini Fauziah memilih riasan Bold, Lipstik merah menyala itu menambah kesan sexi di bibir gadis itu.
Dia terlihat hot kali ini berbeda dari biasanya.
Sepertinya konsep tuan tanah sedikit ngawur atau memang tuan tanah muda pencinta Cabai buktinya Fauziah menjelma bak Ratu Cabai.
"Haha...Kalau aku seperti ini, apa kamu masih menyukaiku? Ha, tuan tanah muda haha.."Fauziah terkekeh sendiri melihat dirinya di cermin.
Gadis itu benar2 lugu, bukankah dandanan seperti itu mengundang hal hal yg tak terduga, bukankah warna Merah menantang kelakian seseorang, gimana kalau tuan tanah muda memiliki semacam Fetish, Fetish baju Merah misalnya?
"Zi...Waw...You look so very beautiful this night, aku pangling"mata Al Wijaya melebar sempurna dg mulut yg enggan terkatup dia benar2 menyukai dandanan dan style Fauziah malam ini, wah sangat mencurigakan.
Fauziah tersenyum miring, mengutuk dirinya sendiri, perkiraannya akan membuat Al risih dg penampilannya namun ternyata justru sebaliknya.
Menjauhi cinta pertamanya itu semenjak menginjak bangku SMA membuat Fauziah lupa apa saja yg disukai dan tidak sukai oleh sahabat kecilnya tbs.
Dia hanya tau kalau sang kekasih lah yg membenci dandanan seperti itu, bagi Ziah yg polos melompong itu mungkin semua selera laki laki itu sama.
"Came on my girl..."Al Wijaya berbinar binar terlihat dari manisnya senyum di wajah karismatik yg belakangan banyak kehilangan lemak itu.
Al Wijaya mengenakan jas santay berwarna Abu Gelap, segelap hati Fauziah.
Dalaman kemeja Navi yg di buka 3 kancing di bagian dada, sedikit memperlihat kan bagian dadanya yg bidang dan kokoh.
Jika wanita lain akan memekik girang mendapati cowok sempurna, sesempurna Al Wijaya saat ini, dia menawan, karismatik, tentunya sangat seksi dia pria yg cukup terlihat hot malam ini.
Wanita mana saja pasti enggan berkedip kecuali Fauziah, wajah ganasnya hari ini mendatar dan cenderung murung layaknya dompet di akhiri bulan, miris.
Tapi tuan tanah muda tidak peduli apa yg sedang di pikirkan gadis itu, dia hanya ingin segala niat dan tujuannya malam ini tercapai.
"Sebenarnya kita mau kemana Al?"Tanya Ziah pelan.
"Ikut saja, nanti kamu juga bakal tau, pokoknya jangan khawatir ya, semua pasti akan baik2 saja hm"jawab tuan tanah, dg mata yg tetap fokus kedepan, mengendarai mobil mahal nya yg melebihi level Raksasa.
"Cih siapa yg mengkhawatirkan dia, aku mengkhawatirkan diri ku sendiri, kau akan apakan aku tuan tanah muda, awas aja berani macam2 dg ku, jangan sebut aku macan betina, kalau aku tidak bisa membuat mu menyadari kesalahan mu ini, bersiaplah tuan tanah muda, Arzanetta bisa mencabik cabik hati mu"batin Fauziah, sesekali gadis itu melirik ke arah sang sahabat dg tatapan sinis, bagai sebuah amarah yg tertahan.