Seorang perempuan yg wajahnya tidak asing dia persis seperti fauziah,
sedang berbicara serius dg Alvino muda
"Nani, aku sudah berusaha sekeras mungkin untuk mengambil hati dan rasa cinta kamu, tapi nyatanya aku tidak berhasil, kamu keras hati kamu seperti batu"gadis itu mengerucutkan bibirnya.
"Maafin aku, aku sudah berusaha tapi hati aku memang tidak bisa berbohong, aku gak bisa mencintai kamu"Bani menatap lekat gadis itu.
"Itu bukan salah kamu"si gadis mengedikan bahunya.
Bani melangkah menghentakkan pantatnya pada bangku taman.
"Bin, minum dulu deh"Bani memanggil gadis itu dg nama Bin, siapa sebenarnya dia? Tapi sekilas bukankah dia Fauziah.
"Ya ya..."Si Bin pun duduk disamping Bani, mengambil minuman laki2 itu dan meneguknya dg cepat tanpa rasa segan.
Mata laki2 tampan itu sampai lupa berkedip si Bin sangat rakus ya dg air nya.
"Widih Bin, kamu kehausan sekali nampaknya?"Ejek laki2 berparas Korea itu.
Dia lantas mengambil botol kosong bekas minuman yg ada di tangan si Bin itu dan membuang nya ke tong sampah.
"Makasih loh sudah mau buangin sampah aku"gadis Bin tersenyum menyeringai.
Bani kembali duduk di samping gadis cantik itu.
"Itu juga sampah aku kali"Bani menempelkan punggung pergelangan nya ke tubuh gadis itu, hingga si Bin sedikit terdorong.
"Nani kamu jangan gitu nanti aku jatuh"mata Bin melebar indah.
"Hehe...Aku paling suka lo liat mata bulat kamu kalau lagi melotot begini?"Tuan Alvino memegang ujung dagu gadis itu, Bin tersipu malu.
"Nani boleh bicara serius?"Bin menatap Bani dg tatapan nanar cenderung sendu, dia meyakinkan laki2 itu dan menggenggam tangan nya.
"Apa sayang..."Lirih Bani yg kemudian mendekap Bin dg mesranya.
"Berjanjilah, kau akan menuruti keinginan ku"mata Bin mulai berkaca kaca.
Bani terenyuh seketika, mata indah Alvino muda yg kecoklatan beradu dan tenggelam bersama tatapan sendu gadis itu.
"Yeah, i promise, says dear, selain cinta kau boleh minta apa pun dari tunangan mu ini"
Bani menatap gadis yg bernama Bin itu dg nanar dan melekatkan wajah nya ke arah Bin hingga kening mereka kini saling beradu.
Bin nyaris menumpahkan air matanya, lama sekali kedua wajah itu saling bertaut, seperti dua insan yg saling mencintai.
Bukan kah Bani bilang tidak mencintai gadis itu, hei tapi kenapa perlakuan nya sangat romantis? Dia bilang si Bin tunangannya, apa Bani berselingkuh dari Fauziah, tuan Alvino muda bisa kena Azab kalau begini?
"Why? Sayang, jangan buat aku takut"perkataan lembut Bani, menghangatkan wajah Bin, gadis berparas Fauziah itu memejamkan matanya, dan menikmati sentuhan lembut dari sang kekasih, dia merasakan hangatnya setiap desahan nafas laki2 itu.
Beberapa detik kemudian ke dua jelly kenyal mereka saling beradu, Bani menyentuhnya sangat lembut, melumat nya penuh kehati hatian, Bin melayang ke Angkasa, menembus langit ketujuh.
Kemudian Bin membalas lumatan sang tunangan, hingga berakhir saling bertukar saliva, dan saling memagut.
Wah Alvino muda rupanya playboy cap kamvlet ini, di depan Fauziah dia bilang sangat mencintai gadis itu tapi ternyata dia sudah bertunangan dan cumbuan mereka begitu intens tak pernah sekalipun Bani bersikap demikian terhadap Fauziah, yg ada di tempel dikit langsung di lepas.
Alvino muda apa kah dia seorang yg ambigu? Kepribadian nya sungguh patut di pertanyakan.
"Sudah merasa rileks sekarang? Ayo bicara"tatapan lembut dan ucapan hangat nya meneduhkan hati Bin dan membuat gadis itu kembali dalam kenyamanan.
"Berjanjilah, jika aku tiada nanti, maka di kehidupan selanjutnya kau akan menemukan aku kembali, dan kau akan mencintai nya dg setulus hati, cintai lah aku di kehidupan yang akan datang, aku akan hidup dalam diri seseorang itu, seseorang yg sangat kamu cintai, karna di kehidupan ini aku tidak menemukan cinta mu, meski kau ku dapatkan, meski juga kau tidak mencintai wanita lain, kau juga membuat ku merasa spesial aku bahagia meski tak mendapati cinta mu, setidak nya kau setia dan menjalani hubungan kita dg ikhlas, Nani apa kau mau menuruti keinginan sederhana tunanganmu ini?"Jelas Bin, wajahnya menyendu mendayu bulir2 bening menitik di sela sela pelupuk matanya.
Alvino muda merasa tercabik, mata indah nya melebar, seakan detakkan jantung nya berhenti di saat itu juga.
Kenapa sang tunangan tiba tiba berkata demikian dan membuat janji yg sangat sulit di tepati itu.
Alvino muda siap2 lah di sambar petir karna azab mu segera datang menghampiri.
"Apa maksud kamu? Aku tidak mengerti, dengar itu bukan janji, juga bukan permintaan, ayo kita pulang, sepertinya kamu kurang sehat, ayo"Alvino muda berdiri mengulurkan tangannya, namun si Bin tidak menanggapi, gadis itu terdiam menatap Bani penuh arti dan harap.
Alvino muda terenyuh tak tega rasanya melihat tampang ayu sang kekasih yg seperti memohon kepadanya.
Bani kembali menghempaskan pantatnya.
"Bin please, jangan ngomong gitu, aku tidak mau dg wanita lain, aku hanya mau kamu, kamu yg harus mendampingi hidup aku selamanya, hanya kamu, aku janji deh aku akan sekuat tenaga lagi berusaha untuk mencintai kamu ya, aku mohon Bin"Bani menggenggam erat jari jemari lentik nan anggun seorang Bin.
Gadis itu menggeleng dan mengurai senyum manis tapi terasa pahit di mata seorang Alvino muda.
"Promise Bani, katakan ya, aku tidak mau dengar apa pun lagi"titah gadis itu dg lembut.
"Bin...Sayang..."Bani merengek manja.
"Berjanjilah Naniku sayang, please, i need your commitment"Bin mengusap pelan rambut Bani.
"Ya ya baiklah, tapi jangan tinggalkan aku Bin, aku butuh kamu Bin"rengek Alvino muda, dia memeluk Bin dg erat nya, Bin tersenyum di dada kokoh tuan Alvino muda itu.
Sesekali gadis itu mendongak melihat sang tunangan yg membelai helaian rambutnya, wajah yg ditekuk itu sangat menggemaskan bagi seorang Bin, apa lagi sedekat ini.
"Senyum sayang.."Bin menggoda Bani, menyepit dagu pria itu dg ibu jari dan telunjuknya.
"Bin..."
Bani tersentak dan langsung bangkit dari tidurnya, nafasnya memburu saling berpacu, sekuat tenaga Alvino muda mengatur kembali nafasnya.
Keringat mengalir deras di sekujur tubuh Alvino muda.
"Bin...Bindari..."Bani memanggil nama itu dan tubuhnya masih saja bergetar hebat dg keringat yg bercucuran.
Bani celangak celinguk seperti mencari sesuatu, pria tampan itu pun turun dari ranjang nya dan memeriksa laci nakas nya.
Ternyata dia mengambil foto Fauziah yg tergeletak di laci itu, lalu memandang nya.
"Bindari ..."Bani memanggil orang yg ada dalam photo itu dg sebutan Bindari, tapi dia sangat menyerupai Fauziah.
sejak kapan Fauziah berganti nama dg Bindari?
Bani mengambil ponsel nya, dan menelp seseorang dari sana.
"Ziah kamu kemana sih? Ya Allah kenapa setiap aku hubungin kamu selalu tidak bisa, apa yg terjadi sama kamu disana? Apa benar kamu telah kembali dg laki2 itu? Semudah itukah kamu melupakan aku?"Upat Bani pada sang kekasih yg belakangan tidak pernah memberikan kabar sedikitpun .
Bani merasa semakin hampa sedikitpun Fauziah tidak pernah memberikannya kabar lagi, gadis itu bak lenyap di telan bumi.
Dunia serasa telah runtuh seminggu lebih gadis itu hengkang dari hadapannya.
Awalnya dia berjanji akan kembali dalam 3 hari, tapi ini sudah lebih dari seminggu kenapa gadis itu tak muncul2, munginkah Ziah mengingkari janjinya, apa harus Bani ikhlas begitu saja.
"Aku menemukan mu Bindari, aku bahkan menyerahkan seluruh cinta yg aku miliki, tapi dia kini entah dimana? Bindari kau bilang akan menuntun ku kesana, tapi apa aku kehilangan kamu untuk kedua kalinya"