Alvino muda tersenyum manis mengaca lewat spion tengah mobil mewah level raksasa, membenarkan rambut terawatnya.
"Tuan kau tampan, apa aku sedang berhayal dg seorang pangeran? kau persis idola ku yg ada di tv haha"itulah batin konyol seorang bani, cengengesan tak jelas.
Kalau di mabuk cinta begitulah, kalau tidak gila mungkin menggila, apa itu ungkapan yg tepat hah?
Cukup jangan hayalkan dia bergaya seperti CEO drakor, tidak ini kencan pertama anggapa saja begitu, karna berpuluh abad menunggui sang putri baru sekarang bisa berjumpa.
Seolah tak ingin melewatkan kesempatan langka ini seorang Bani kali ini berdandan casual, kaos berwarna putih yg kerahnya menutupi leher jenjang itu, jaket denim hitam, di sambut dg celana jeans-nya senada, lengkap juga sepatu casual berwarna putih.
Dia tampan, keren sangat keren, yg paling keren sepanjang sejarah percintaan nya dg Fauziah.
"Tok....tok...tok..."Bani mengetuk pintu rumah gadis pujaannya, senyum indah tentunya tak enyah dari bibir itu.
"Sayang..aku udah sampai nih, you Bani love you haha"ungkapan konyol, dia sendiri tergelak kecil.
Namun tidak ada sahutan atau jawaban apapun,vyg di temukan hanya keheningan, senyap seperti tak ada penghuninya itu rumah.
"Mungkin lagi berdandan, hmm kebayangkan betapa cantik nya kekasih mu itu bani hehe?"pria itu tersenyum miring, membatin lagi, berhayal lagi.
Bani menghempaskan pelan pantat nya pada kursi teras yg tergeletak manja atau justru mencemooh pria itu.
*
"Kau begitu indah untuk ku, kau aku mencintai mu..."itu lah sepenggal suara gadis itu, hanya sepotong sayang suara nya cukup bagus untuk ukuran penyanyi kamar mandi .
Pantas saja sahutan sang pangeran casual tak di gubris dia sibuk membilas diri dg shower bathroom .
Shower mati pertanda bilasan gadis itu selesai, dia keluar mengenakan handuk saja melingkar manja menutupi kemolekan tubuhnya.
"Pakai baju apa?"Fauziah mengacak seisi koper dia bahkan belum sempat menyusun pakaian yg di bawa nya itu ke dalam lemari .
"Nah, ini dia, sekarang kan dinner? hm it's ok gaun hitam"gadis itu mengembangkan sebuah midi dress hitam bertabur manik manik kecil sedikit mengkilau.
"My Arzanetta, you look so pretty, aku pangling padamu haha"gadis itu tergelak tak menentu di depan cermin yg memantulkan wajah cantiknya.
Mungkin dia sedang memperagakan gelagat sang pangeran saat melihat penampilan nya malam ini.
Gadis ini memang sangat cantik, dia semakin anggun dalam balutan dress itu, rambut hitam sedikit di kriwul di biarkan terurai.
Jangan salahkan dia yg pintar dalam berdandan, dia gadis desa tapi cukup pandai memoles diri, walaupun tidak mengerti mana barang level raksasa, dan mana level kurcaci.
Fauziah cukup moderen dalam kepolosan dirinya, bagaimana lagi pencinta Drakor ini kerap meniru sang idola yg ada di dalam sana.
"Eh tapi dia mana? kok belum muncul juga? hmm mungkinkah dia lupa? masak iya? seorang Bani tidak seingkar itu Fauziah?"batin mulai bergejolak, kegelisahan mulai menyeruak.
"Ih...Telpon aku juga gak di angkat? kemana sih dia? apa dia ketiduran?huft"Fauziah memainkan ponsel di tangannya.
Gadis itu melangkah anggun dg heelsnya yg kebetulan tidak terlalu tinggi hanya beberapa cm saja, memang kaki jenjang yg memikat dan tersangat anggun kala dia melenggok.
"Mana sih Bani?"Fauziah membuka pintu rumah, dan menatap ke arah depan, berharap mungkin sang pangeran menungguinya di pekarangan sana.
"His mobil siapa lagi? parkir sembarangan aja?"gadis itu menggerutu melihat sebuah mobil terpampang menutupi pekarangan.
Mata gadis yg lincah melirik kian kemari, memperhatikan keadaan malam, cukup senyap entah di mana para penghuni komplek berada.
"Eh kau kah itu? oh my God, by????"mata Fauziah melebar, nyaris jatuh kelantai, mulut nya hampir saja berbentuk huruf O besar.
Sosok yg dari tadi di tungguin nya ternyata terlelap tanpa dosa, polos melompom kacang polong, di kursi teras rumah baru nya itu.
Fauziah mendekati pria tsb, dan berjongkok di depannya, rasa tidak tega untuk membangunkan dia.
Sepertinya dia kelelahan, sepenggal cerita dia menyebutkan belakangan sering lembur di kantor, mungkin karna itu dia sampai seperti ini sekarang.
"Kenapa kak? tau capek masih juga memaksakan kehendak, ngajak dinner lagi, bilang kek sama aku butuh istirahat tau gitu aku ngajak kamu makan di rumah aja, atau gak aku yg datang kerumah kamu, sekalian ketemu sama papa dan mama, hmm kasihan kamu by"batin gadis itu, mata indahnya seketika menyendu.
"Kau keren kak? apa sekarang kamu banyak duit ya? kamu terlihat berbeda, kamu hot sekarang, aku suka tapi aku curiga, haaah?"pikir nya, memandang wajah polos yg tertidur.
Fauziah berusaha sekuat tenaga membopong tubuh kokoh sang kekasih ke arah kamar tamu rumah itu, tidak mungkin mengantarnya pulang Fauziah bahkan belum sekalipun menginjak rumah sang kekasih selama mereka menjalin kasih.
Wonder women memang, gadis perkasa dia berhasil membaringkan Bani di tempat tidur dan membuka sepatu pria itu lantas menyimpannya di samping ranjang.
"Good night sayang, i love u"Fauziah menyelimuti tubuh itu.
Namun saat ingin beranjak, langkah nya terhenti Bani tiba tiba menarik pergelangan gadis itu.
Fauziah tersentak, apa dia terbangun, gadis itu melirik ke arah kekasih nya, mengusap dada perlahan dan mendesah kasar, ternyata dia masih tertidur.
"Need you here....please, jangan tinggalkan aku lagi, cukup aku mohon"Fauziah kembali berhenti kala mendengar suara itu, apa dia bangun? gadis ini berbalik dan ternyata pria itu bicara sambil tidur alias ngigok.
dia tersenyum manis, mungkin lucu juga ekspresi pangeran tampan tidur sambil meracau tak jelas seperti ini.
"Aku ke kamar ku sendiri ya sayang, gak mungkin aku tidur sama kamu, nanti ada yg ikut campur kamu sendiri yg akan menyesal nantinya ok!"Fauziah berbisik di telinga sang kekasih yg terlelap itu.
"kamu pernah memaksaku, tapi kenapa sekarang kamu jual mahal ha"meski terlihat tidur kenapa dia masih bisa menjawab, aneh pikir gadis itu.
Fauziah lantas menggoyang tubuh Bani perlahan, namun pria itu tak bangun malah dia semakin terlihat nyenyak.
sebelum rasa aneh keburu meraja disana, lebih baik cepat kabur sebuah ingatan horor tiba tiba muncul di benak gadis ini.
*
"Haah, bahkan aku tidak pernah membayangkan akan serumah walaupun cuman semalam dg seorang laki laki, ya walaupun laki laki itu pria baik baik seperti dia"pikir Fauziah yg kini telah terbaring di ranjang nya sendiri.
Setelah bersusah payah mengenyahkan diri dari jeratan sang kekasih yg memaksa nya untuk tetap disana meski ia tak sengaja berbuat demikian, pria itu seperti berhalusinasi lewat mimpi.
"Kapan aku maksa dia coba? dia bilang aku jual mahal, ha siaaaaal, ngacok aja cowok keren ku itu hm?"gadis itu tersenyum miring.
Keduanya sama sama menapaki alam mimpi, malam membelai lembut bumi dalam sayupan angin dan Kerlipan bintang menemani rembulan separoh belum lah utuh.
*
"Terimakasih, telah menerima ku sebagai tunangan mu, dan menerima perjodohan ini dg ikhlas, aku mohon berusaha lah mencintai ku secara perlahan, jika tidak perlakukan aku dg baik layaknya wanita yg sudah memiliki tambatan hati"Fauziah mengoceh di hadapan seorang laki laki yg entah kurang jelas wajahnya tertutup tirai.
mereka seakan berbincang dari balik tirai masing masing.
Suasana disana sangat lah indah, rumah besar, kamar mewah tapi entah kenapa mereka di batasi oleh tirai tirai aneh itu.
Fauziah ingin sekali menyibak dan membukanya namun belum terlaksana ke inginan tsb, dia keburu bangun dari mimpi indah tadi.
"Lagi dan lagi, mimpi indah? bulsyet siapa laki laki itu? kenapa wajahnya selalu tidak jelas, tadi itu hampir saja aku melihat dia, eh malah kebangun, gak jadi deh ketemu pangeran impian hm"upat gadis itu.
Nampaknya bukan kali ini saja dia bermimpi dg seseorang yg di anggapnya pangeran itu.
Buktinya dia terlihat santai dan malah sedikit gregetan dg mimpi aneh nya sendiri, Fauziah kembali menenggelamkan diri dalam selimut berharap mimpi itu akan terulang kembali dan kali ini dia akan menemukan sosok pria yg ada disana.
Agak nya ini bukan mimpi deh mungkin saja ada kaitannya dg masa lalu? entahlah hanya semesta yg akan mengungkap segalanya .