Kumandang azan subuh memecah kesunyian di pagi buta dan hening, gadis itu terbangun dari tidurnya secara perlahan mata indah yg cukup banyak mendapat kan berbagai mimpi juga ke anehan yg di saksikan nya terbuka sempurna.
"Alhamdullilah, ya Allah malam ini tidurku cukup nyaman, terimakasih membangunkan ku melalui suara paling merdu di bumi"dia melangkah, membersihkan diri, membentangkan sajadah, menutup tubuhnya dg mukenah dan menunaikan kewajiban nya.
"Alhamdulillah ya Allah, ini subuh pertamaku di kota ini, hari ini aku akan mencoba memulai menapaki rezeki ku, bimbing aku ya Allah dalam menggapainya, tuntun langkahku ke arah yg benar, jangan sampai jurang yg ku tempuh dan jangan pula dinding yg ku bentur, ya Allah berkahi kedua orang tua ku, limpahkan, bukakan rezeki untuk mereka, jika di laut angkat lah, jika di langit turunkan, bukakanlah pintu ampunan bagi kami, ya Allah kabulkan permintaan ku ini, amin ya robbal alamin"
Fauziah menyeka air mata dg ujung mukenah nya, melipat kembali peralatan sholat itu dan duduk merenung di tepian ranjang .
"Semalam benar Bani tidur disini atau tidak ya? apa aku mimpi? ha hidup ku di penuhi dg mimpi yg gak jelas maksudnya, sampai aku sendiri bingung mana kenyataan dan mana yg mimpi?"
Fauziah melangkah pelan ke arah kamar tamu di mana semalam dia menempatkan laki laki itu disana, perlahan di bukaknya handle pintu kamar itu .
"Haaah benar dia masih saja tertidur lelap hm, kasihan, biarin deh"batin gadis itu kemudian, melihat sang pangeran masih pulas dalam selimutnya.
**
Matahari mulai tersenyum menyapa bumi, membelai indah cahaya kekuningan yg merembas melewati setiap celah.
"Oh my God? ini dimana?"Bani terjingkat nyaris saja melompat saat membuka mata menyaksikan tempat sekitar tampak berbeda dari biasanya.
"Apa aku mimpi?"pria itu menepuk pipi nya sendiri dg mata terbelalak sempurna.
"tidak ini nyata, tapi kok bisa aku ada di tempat ini?tunggu?"sejenak sang pangeran melirik ke arah sekitar, menyaksikan dg saksama,vdi cermin dia melihat pantulan dirinya sendiri, dan mulai memahami kondisi.
"Oh ssyet, semalam mau dinner kan bareng Fauziah? ini rumah Fauziah, berarti semalam aku tidur disini? apa yg telah aku perbuat?"Bani teringat kejadian tadi malam.
Di mana tanpa berdosa dia tertidur seperti orang mati saja, tak sadarkan diri dan entah apa yg terjadi selanjut nya dia tak mengingat sama sekali.
"Pendapat Fauziah apa ya? ha Bani bodoh?"upatnya lagi.
Dia mengacak rambut terawatnya sendiri, hingga berantakan menyembunyikan kepala di sela lututnya.
"Tiiin"notifikasi dari ponsel.
Bani gegas meraih dan membaca notif itu.
"What?? oh god? hari ini presentasi pertama aku, proyek besar, client terpenting sepanjang sejarah, no Bani jangan kacaukan usaha mu selama ini, oh tidak?"kembali laki laki itu megutuk diri sendiri.
Sang pangeran casual kembali melirik ponsel nya dalam wajah yg gusar dan panik.
"Ya baru jam 6:45 ok, go to office now, right"Bani tersenyum miring, manarik nafas dalam dalam dan hempaskan dg kasar.
Gegas sang pangeran mengenakan sepatunya lagi.
Bani berlarian keluar kamar, mendekati pintu utama namun urung berasa ada yg lupa
"Oh ssyet Ziah?"Bani kembali berbalik arah berlarian ke kamar sang gadis, mengetuk pintunya berkali kali, namun tidak ada jawaban dari dalam.
"Sepertinya dia sedang di kamar mandi, ah mending ke kantor dulu aja, aku kirim pesan aja nanti, ya, go Bani go..."kembali pria ini berlarian keluar rumah, tancap gas menyisakan asap, wah pangeran atau jin lampu ini?
**
"Kak, kamu udah bangun belum?"Fauziah menghampiri kamar yg di tempati kekasih nya semalam.
Namun gadis ini tertegun tak mendapati seorang pun di dalam kamar itu, dia juga membuka pintu bathroom namun juga nihil.
"Kemana dia?"pikirnya, sang gadis mengerinyit.
Fauziah lantas mengarah ke arah pintu depan di dapatinya pintu utama itu terbuka lebar, gadis itu menarik nafasnya kemudian menghempaskan nya.
"Hmm beginilah orang tak tau terimakasih"upat nya kemudian.
Fauziah mengambil ponsel, maksud hati ingin menghubungi kekasih nya itu namun ternyata sudah tertera sebuah pesan disana.
"sayang, maafin aku, semalam aku ketiduran, aku merasa bersalah bangat sama kamu, tapi aku janji lain kali aku akan menebus kesalahanku ini, oh ya maaf tadi aku udah ngetok kamar kamu, tapi kamu gak jawab, aku kira kamu lagi mandi, aku buru buru sayang ada pertemuan penting di kantor hari ini dan aku gak mungkin telat, kamu berangkat kekantor hari ini sendiri dulu ya aku udah kirimin alamatnya, kamu bisa naik taxi online kesana, sekali lagi maaf ya sayang, love you more"isi pesan yg dikirim Bani .
"Hmm okay lah kalau begitu"Fauziah kembali berdesah dg kasar.
*
Cantik nya Fauziah dalam balutan gaun formal berwarna abu tua lengkap dg blazer nya, rambut hitam lurus di biarkan terurai.
Kaki jenjang itu di tumpu oleh heels hitam runcing paku tembok.
Menjelma seperti wanita karier dalam nyata, siap tempur dg ribuan file dan berkas, kertas kertas penting dunia perkantoran.
"Bismillah, bimbing aku ya Allah"batin gadis itu melihat pantulan wajah cantik nya pada cermin meja riasnya.
"Pesan taxi online dulu deh"Fauziah membuka bag kecil yg akan menemani pertempurannya hari ini, lantas mengambil ponsel dari sana.
"Ok! tinggal tunggu taxi nya datang deh"gadis itu kini tersenyum manis sekaligus merasa gugup .
Betapa pun tidak ini kantor pertamanya dia, jenjang karier itu di depan mata, harus bisa melakukan yg terbaik agar di terima dg baik juga di tempat baru itu.
Filsafat rindu, semesta akan bekerja sesuai tugas nya, dia bicara tanpa bersuara, bukan juga menggaung berirama, semua memiliki konteks masing masing, kejaran memburu waktu, janganlah sampai meliarkan diri demi tujuan karna semua hanyalah sementara.