Chereads / amarah bahagia / Chapter 41 - Masih Virgin?

Chapter 41 - Masih Virgin?

Tak terasa air mata mengalir begitu saja, Fauziah diam terpaku di sudut kamar.

Mengingat masa lalu itu ada hal yg lebih menyakitkan dan lebih menjadi tanda tanya.

Hubungan masa lalu ternyata lebih dalam dan menyimpan rahasia besar, bahkan sang kekasih pun tidak mengetahui hal demikian.

Mungkin karna itu juga Fauziah bahkan Al belum saling melupakan meski saling menjauh hingga tersakiti sampai sedalam saat ini.

Fauziah tersentak dari lamunan itu, menyeka dg kasar air mata di pipinya, membenarkan dandanan dan merapikan diri, dia melangkah pergi dari tempat ternyaman nya tsb.

"Aku harus berani melakukan nya, selama ini aku diam, dan membiarkan masalah ini berlarut, menjadi duri di masa depanku dan Bani, aku harus membuktikan dan memastikan sendiri kebenaran kondisi harga diri ku yg sebenarnya, kamu tidak bisa merusak hidupku Al, tidak bisa"batin Ziah.

Gejolak batin mendera di antara deru angin, di antara helai helai Raven yg menutupi Dahi, namun telinga sedikit bising karna tertutup helm itu.

Scoter gadis ini berhenti tepat di depan sebuah rumah sakit, meskipun ragu Fauziah memberanikan diri untuk memasuki rumah sakit itu dan menemui dokter disana.

"Saya tidak yakin terhadap diri saya sendiri dok?"ucap Ziah menatap dg lekat wajah seorang dokter yg ada di hadapannya saat ini.

"Kenapa seperti itu? Apa anda butuh dokter Psikologi atau semacamnya?"Jawab dokter tsb sedikit bingung melihat wajah Ziah yg seperti putus asa.

"Tidak dokter, saya ingin tes Keperawanan?"tegas Ziah kemudian matanya sedikit ragu tapi tetap berusaha memberanikan diri.

"Baiklah, saya tidak akan bertanya lebih lanjut lagi, itu sepertinya masalah pribadi anda dan saya lihat anda belum mau membicarakannya, saya mengerti dan saya akan menuruti ke inginan anda."Jawab dokter itu seraya tersenyum Fauziah mengangguk dan tertunduk.

Dokter pun melakukan yg harus di lakukanya, Fauziah pasrah terhadap apa hasilnya nanti.

Fauziah merasa dirinya dan Al pernah melakukan kesalahan dan dosa besar di masa peralihan umurnya, emosi dan rasa yg bergejolak, mau sedewasa apa pikiran seorang anak SMP pasti hanya ingin bahagia dan malas berfikir selain dari pelajaran mereka.

Itu lah yg di dapati Fauziah dan Al waktu itu, mereka bersahabat tapi merasakan bumbu cinta dari persahabatan itu sendiri dan kebablasan melakukan hal yg tak pantas.

Tapi Fauziah sendiri tidak yakin apa benar itu terjadi atau tidak, apa benar dia melakukan nya atau tidak, karna menurutnya dirinya baik2 saja tidak ada rasa aneh di tubuhnya.

Ataupun sentuhan dari laki2, Fauziah juga merasa dirinya telah di jebak oleh Al, agar terikat, tapi tidak mungkin mereka terlalu ABG waktu itu belum lah berfikiran sejauh itu.

Tapi bisa jadi Al terpengaruh Film TV, tapi tidak Al tidak menyukai Film? Lalu apa?Kenapa waktu itu dia tiba2 terbangun diatas ranjang sebuah penginapan, tanpa sehelai benangpun bersama Al di sampingnya.

Bahkan mereka belum mengerti sama sekali apa yg telah mereka perbuat, namanya anak SMP masih belum mengerti tapi sok sok an jatuh cinta?

Dan apa benar Al sudah jatuh cinta semenjak kejadian itu? Apa mereka sudah paham apa itu cinta atau pun nafsu.

Fikiran Fauziah saat ini berkecamuk, bertanya tanya, kedewasaan membuatnya sadar, dulu meminta ampun pada sang pencipta.

Dan berbagai cara melunakkan hati Ariska yg mengetahui itu hingga akhirnya semua di lupakan begitu saja dan Fauziah bangkit melanjutkan hidupnya kembali berteman lagi dg Al.

Tapi saat menginjak SMA rasa itu tidak lah berubah Fauziah meyakini cinta itu dan mencoba sebijak mungkin.

Berbeda dg Al jatuh cinta tapi mengumbar nya ke semua orang, Fauziah terus berharap dan menunggu tapi tidak ada jawaban dan hal pasti karna Al tak kunjung mengutarakan cintanya dan malah mesra bersama gadis lain.

Bagi Fauziah kalau Al bisa bersama wanita lain kenapa tidak dg dirinya, dan Bani menjadi pelampiasan kekesalan nya saat itu.

Ulah Bani yg begitu baik, dewasa dan bijak berusaha terus memupuk hati dan menyirami nya dg cinta yg bertubi tubi, Fauziah larut bersama Bani dan menjadi kekasih sebenarnya hingga saat ini, lalu dimana posisi Al?

Jawabannya hanya pada hati Fauziah sendiri selain mimpi yg terus menghantui hubungannya dosa besar tanpa di sengaja itupun bahkan lebih merusak mereka di masa ini.

Fauziah terus mengingat masa lalunya, masa lalu yg tidak pernah ada habisnya menghantui perjalanan hidupnya, masalah demi masalah terus membayang di pikiran Fauziah saat ini.

"Saya sudah melakukan pemeriksaan, dan hasilnya anda masih Virgin, tidak ada tanda2 sentuhan atau goresan apapun, anda baik2 saja, jadi mulai saat ini berhenti lah menyalah kan diri sendiri, karna anda sebaik nya mencintai diri anda sendiri, anda harus yakin mulai saat ini kalau anda masih suci dan belum ternoda sama sekali"jelas dokter.

Dia tersenyum tipis, sepertinya dokter itu memahami perasaan Fauziah meskipun Fauziah tidak berbicara banyak mengenai masalah nya.

"Apa dok? Jadi saya baik2 saja, saya masih Virgin? Alhamdulillah ya Allah"Fauziah meneteskan air mata, perasaannya sedikit lega,btapi masih ada pertanyaan tentang apa yg terjadi di masa itu, siapa yg tega berbuat itu ke pada nya.

Dokter mengangguk dan Ziah mengucapkan banyak terima kasih kepadanya.

Pun meninggalkan rumah sakit itu dg perasaan melega, satu pertanyaan nya sudah terjawab yg mengganjal selama ini yg membuatnya ragu dg Bani dan merasa bersalah telah menyembunyikan nya dari sang kekasih.

"Hallo..Kak, apa kamu sibuk, datang kesini ya aku mau ngobrol sama kamu"Fauziah berbicara lewat tlp setelah sampai di rumahnya dan merebahkan diri di ranjang nya yg empuk itu.

"Maaf sayang, kakak masih sibuk, besok aja ya"jawab Bani dari ujung tlp itu, wajah seorang Bani tampak kusut dan sedikit kacau.

"Hmm ya udah deh"sesal Ziah, bibirnya mengerucut kecewa.

Bani dg kejam memutus tlp itu, entah apa yg ada di pikiran laki2 itu saat ini, sepertinya Bani begitu dingin seolah menjauhi orang terkasihnya tbs.

"Maaf Ziah, kakak harus belajar ikhlas, karna sebentar lagi aku akan benar2 kehilangan kamu, akan semakin sulit untuk aku melupakan kamu jika kita terus terusan ketemu"batin Bani.

Bani sepertinya putus asa dg apa yg menimpa nya saat ini, apalagi dokter Nira telah menghubungi nya dan menceritakan semua nya.

Si Alvino muda menelan Saliva dalam2 meski kepahitan itu harus di telannya tanpa bertanya lagi perasaan Ziah kepada nya.

"Saya sudah berusaha Bani, tapi kondisi Al benar2 sudah parah, dan tidak ada cara lain selain Fauziah, benar Bani saya melihat cinta sejati di antara mereka dan sepertinya masa lalu mereka saling terhubung, hanya Fauziah yg bisa merawat dan membuat Al kembali sembuh, sekarang semua tergantung kamu, kamu berhak mempertahankan calon istri kamu atau merelakan dia, saya tau kamu bijak menghadapi setiap masalah yg datang"jelas dokter Nira lewat sebuah percakapan melalui ponsel.

Itulah ungkapan yg terus teringat di benaknya dan sampai bersikap cuek terhadap Ziah seolah ikhlas melepas gadis nya untuk cinta pertamanya itu.

"Kenapa dia tiba2 aneh dan cuek begini?"Ziah bingung dg kelakuan Bani yg lain dari biasanya.

"Ah sudah lah, mungkin memang sibuk, belum saat nya untuk jujur tentang semuanya, aku harus menunggu waktu yg tepat, semoga kak Bani tidak salah paham dg semua ini saat nanti dia mengetahui semuanya"batin Ziah kemudian.