Chereads / amarah bahagia / Chapter 43 - Kapan cinta itu mulai datang?

Chapter 43 - Kapan cinta itu mulai datang?

Bani merasa dilema, disisi lain dia ingin menjauhi Fauziah karna takut tersakiti saat kenyaataan Fauziah dan Al akan bersatu kembali, tapi di sisi lain sedikit harapan dari cinta yg sempat di lihatnya ada pada mata Fauziah masih menaruh harapan besar agar Ziah kembali setelah menuntaskan permasalahannya dg cinta pertamanya.

"Kak, aku mau ngomong please aku tunggu kamu di taman sekarang juga"sebuah chat dari Fauziah, Bani mondar mandir di kamarnya terus berfikir tak tentu arah setelah mendapat chat tsb, hatinya sebenarnya tak kuasa menjauh dari sang kekasih.

Lelah berfikir dan mondar mandir tak menentu Bani akhirnya memutuskan untuk menemui Fauziah.

Keadaan dan gayanya yg kacau tak di hiraukan Bani sama sekali.

Bani melihat Fauziah duduk sendiri di sebuah taman menungguinya dg cemas melirik kian kemari, rasanya hati Bani semakin teriris.

Alvino muda mempercepat langkahnya dan menghampiri sang kekasih, betapa senangnya Fauziah melihat kedatangan kekasihnya itu dan berlari memeluknya erat, Bani berusaha menutupi kegundahannya dg membalas pelukan itu dan tersenyum.

"Kakak kemana aja Ziah kangen sama kakak, akhir2 ini kita jarang sekali ketemu, apa kakak sesibuk itu?"Rungut Ziah dg nada manjanya, gadis ini sepertinya tak tau kalau kekasihnya itu galau merisau tingkat langit ketujuh.

"Ayo duduk dulu sayang, kakak bawa minuman buat kamu, kamu minum dulu ya"jawab Bani masih dg lembut, meski hatinya sedang kacau.

Ziah meminum minuman yg di berikan Bani, sebisa mungkin Bani tersenyum agar Ziah tidak mempertanyakan dirinya.

Bani bersikap seolah tidak terjadi apa2 pada dirinya, Alvino muda ini benar2 tidak ingin menyulitkan sang kekasih meski Ziah secara tidak langsung menyakitinya.

"Maaf ya, akhir2 ini kakak sibuk gak punya waktu buat kamu"ucap Bani kemudian, dia menatap Ziah dg lembut.

"Ya kak, aku ngerti kok, aku juga minta maaf sepertinya aku maksa kali ya pengen ketemu hari ini, ya habisnya aku kangen, kakak juga gak tlp chat aku juga gak di balas aku takut kakak kenapa2"Ziah menyandarkan kepalanya di bahu Bani.

Bani menggenggam jemari Ziah penuh perhatian dan cinta dalam keresahan hatinya.

"Apa aku menyakiti kamu Ziah?"

"Tidak kak, kamu tidak pernah menyakiti aku, aku mungkin yg sering menyakiti kamu, hampir 6 tahun kita pacaran kamu selalu mengerti aku, kamu sangat perhatian dan cinta sama aku ya walaupun terkadang suka berlebihan tapi aku menyukai nya, entah kenapa aku merasa akhir2 ini cinta aku ke kamu itu semakin besar semakin kita jarang ketemu semakin kuat rasa itu, aku semakin takut kehilangan kamu, aku takut kita tidak berjodoh"celoteh Ziah.

Bani melebarkan matanya pernyataan itu membuat hatinya semakin teriris dan hancur.

"Sejak kapan cinta itu datang? Apa benar sejak 6 tahun silam atau beberapa bulan belakangan ini? Atau aku hanya lah rasa takut kamu? Atau aku hanyalah penawar luka? Ayo jelaskan?"ucap Bani yg mulai putus asa, Fauziah terperangah mendengar hal itu.

"Kenapa kamu bicara seperti itu? Apa kamu meragukan aku? Kamu ragu aku mencintaimu? Gak habis pikir aku kak, kamu semakin aneh, semakin aku mencintai kamu semakin aneh sikap yg kamu tujukan, kenapa? Ada hal lain di fikiran kamu saat ini, aku menyadarinya, aku juga merasakan hati kamu sedang kacau, kenapa? Bicaralah?"tegas Ziah mata indah itu membulat menatap sang kekasih dg ribuan pertanyaan.

"Maaf Ziah, aku masih ada pekerjaan, aku harus pergi sekarang"jawab Bani dg cepat dan berdiri ingin melangkah segera pergi.

"Tunggu Bani, kenapa? Apa yg terjadi sama kamu? Apa kamu tidak mencintai aku lagi?katakan Bani? Katakan sejujurnya? Apa ada duri di antara kita ha?"Teriak gadis cantik itu.

Bani menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang dia menyaksikan sendiri kekasih nya terluka untuk pertama kali nya karna sikap yg tiba2 mendingin.

Bani kembali mengarahkan wajah nya kedepan menarik nafasnya dg kasar menunduk dan berbalik ke arah Fauziah lalu memeluknya, Fauziah meneteskan air mata

"Jauh dari kamu beberapa tahun belakangan ini, aku bahkan tidak pernah melirik sekalipun ke arah yg lain, sebisa mungkin aku menjaga hati untuk kamu, lalu kenapa saat kita sedekat ini kamu merasa ada duri di antara kita, dek jika ribuan bintang bersinar terang bahkan mengalahkan sang Surya lalu kamu hanya membawa sebatang lilin, aku akan tetap memilih lilin itu meskipun tangan ku perih karna tetesan nya, karna cinta ku tulus, aku tidak mengharapkan apa2 selain memiliki kamu selamanya, aku sayang sama kamu jadi tolong jangan mengulang kata kata itu lagi karna tidak akan pernah terjadi "jelas Bani dg lembut.

"Lalu apa kak? Apa yg terjadi bisakan kamu cerita sama aku?"Ucap Ziah yg melunak, dia pun memegang sebelah pipi Bani, Bani pun memegang tangan Ziah dan menggenggamnya erat.

"Tidak ada sayang, aku baik2 saja, aku hanya lelah, kamu jangan khawatir ya?"

"Lalu kenapa kakak bicara seperti tadi, seolah kakak tidak yakin sama aku?"

"Gak sayang kakak cuman salah bicara, kakak kecapean makanya kurang fokus maaf ya, kamu liat penampilan kakak apa seperti biasanya? Apa kamu gak perhatikan kakak lusuh dan kacau begini? Ini karna kerjaan yg semakin menumpuk sayang bukan karna ada yg lain"Bani kembali meraih kepala Ziah dan menyandarkan di bahunya, Ziah pun diam dan mengubur rasa curiganya.

"Maaf ya sayang, sekacau apapun kamu aku akan selalu ada buat kamu, ok! dan kamu harus percaya"oceh Ziah kemudian.

Bani hanya tersenyum dan menyimpan kegelisahan nya berharap Ziah benar dg semua yg di katakan ya.

Tiba2 ponsel Ziah berdering mereka pun sedikit terjingkat.

Ziah melirik ponsel nya dan disana Ariska yg sedang memanggil.

"Kak Riska, aku angkat dulu ya kak!"pinta Ziah kemudian, Bani mengangguk, jantung nya berdegup kencang.

Mungkin ini saat nya Ziah kembali ke tempat asalnya pikiran Bani semakin kacau rasanya benar2 tidak rela untuk melepas Ziah kembali.

"Ya kak, ada apa ?"ketus Ziah sepertinya dia sebal pada kakak nya itu.

"Ini ibu, apa kabar kamu?"ternyata Sarah yg menlp, nadanya juga terdengar kesal dan marah.

"Ibu, ya Ziah baik bu, kenapa bu? Apa ibu baik2 saja?"Ziah menjawab dg gelagapan

"Tidak semua tidak baik, kamu harus kembali sekarang juga, kamu lupakan mimpi kamu disana dan kembali kesini tempat asal kamu, apa kamu mengerti"bentak sang ibu.

Membuat Ziah melebarkan mata, terperangah kaget bahkan sedikit tertekan.

"Tapi kenapa bu? Apa yg terjadi? Kenapa ibu terdengar marah sama Ziah?"

"Pokoknya ibu minta kamu kembali dulu, nanti kamu akan tau apa yg terjadi, kalau bukan karna kamu semua ini tidak akan terjadi, ngerti kamu"tegas Sarah, tampak nya Sarah kecewa dan marah besar pada putrinya itu.

"Gak Ziah gak akan pulang, Ziah gak salah apa2, Ziah tau apa maksud ibu? Pokonya Ziah gak akan pulang "jawab Ziah melawan kehendak ibunya tsb, bibirnya bahkan mengerucut.

Bani tertagun sesaat mendengar Ziah melawan kehendak ibunya, padahal selama ini Ziah selalu hormat dan menuruti semua keinginan ortu nya.

"Sayang gak boleh ngomong gitu, apa itu ibu? Sini biar kakak yg bicara"ucap Bani dg lembut, Ziah yg kesal dan bibir yg manyun memberikan ponselnya itu.

"Hallo bu, ini Bani yg bicara, gak apa2 kan Bani ikut campur, bukankah Bani ini calon mantu ibu"ucap Bani, sontak membuat Sarah terkaget, merasa bersalah juga terhadap Bani yg begitu baik dan perhatian terhadap anaknya selama ini.

"Ya nak, ibu mintak tolong sama kamu, bujuk Ziah agar pulang ya nak, ada masalah penting yg harus Ziah ketahui, ibu mohon sama kamu"jawab Sarah sedikit gugup.

"Baiklah bu Bani akan usahakan ya"

"Ya nak, terimakasih"buk Sarah menutup tlp nya dg rasa bersalah pada Bani.

Bani berusaha tidak tau apa2, tapi sebenarnya hati itu hancur berkeping keping, selangkah lagi sang kekasih akan pergi darinya.