Chereads / amarah bahagia / Chapter 48 - Kau pergi, aku kembali.

Chapter 48 - Kau pergi, aku kembali.

"Kamu salah karna ternyata kenyataan nya, aku tidak selugu yg kamu kira, aku tidak se suci yg kamu kira, meski aku belum yakin apa yg sebenarnya terjadi, ha sabarlah dulu sayang aku berjanji akan memberitahu jika kondisi nya tepat "batin Fauziah, matanya menatap sendu sang kekasih yg tersenyum manis di hadapannya.

**

Fauziah telah enyah dari hadapan Bani, di bawa oleh supir yg tak lain adalah pasukan Kawaki yg pernah di perintah Bani untuk mencari tau tentang kondisi anak tuan tanah.

Jelas dia sudah tahu betul jalan dan seluk beluk menuju kampung tempat kelahiran Fauziah tersebut.

"Ha...Sayang...Entah bagaimana rasanya hatiku saat ini?"Bani mengelus dada kecewa dg kepergian kekasihnya, musik yg ada di mobil nya di setel ke volume paling tinggi berharap bisa menenangkan kegelisahan nya di pagi itu.

"Loh Bani dari mana kamu?"Hartawan yg bersiap untuk rutinitasnya yaitu lari pagi begitu terkaget mendapati mobil sang putra di depan istana megahnya pagi2 sekali Bani sudah turun dari mobil sport mewah yg harga nya menuju langit ketujuh itu.

"Eh pa, mau lari pagi ya?"Jawab Bani gelagapan, raut wajah murung nya membuat Hartawan memperlihatkan wajah penuh tanda tanya.

"Is everything all right? Boy?"Hartawan menatap Bani penuh kecurigaan.

"Yes, of course pap"Bani mengedikan bahunya, berusaha sebiasa mungkin, tapi Hartawan bukanlah sosok ayah yg bodoh dan mudah percaya begitu saja, secara ini masih pagi sekali pasti ada alasan kenapa Alvino muda tiba2 turun dari mobil pasti dia dari suatu tempat.

"Bagaimana dg mantu papa?"Hartawan memancing Bani, menurutnya apalagi yg membuat Alvino muda berwajah tak sedap selain masalah dg sang pujaan hati, di tambah pagi2 sekali sudah turun dari mobil.

"Owh, yeah, dia baik pap"Bani memutar bola matanya, semakin memperlihatkan raut gusar di wajah tampan itu.

"Are you sure?"

"Ya pap, kalau gitu Bani masuk dulu, mau siap2 ke kantor"Bani berpaling dari kecurigaan sang ayah, menyisakan raut bingung di wajah tuan Alvino, tapi dia membuang jauh fikiran buruk nya mengenai sang anak, dan melanjutkan olahraganya.

**

"Hallo, lu kapan balik ke kantor?"Bani berbicara dg seseorang lewat ponsel nya, sembari merebahkan tubuh galau nya itu di ranjang nya yg luas dan empuk.

"Yes bos, besok gue udah balik ke kantor, kenapa? Apa lu kangen sama gue?"jawab Farel santai dan cengengesan dari balik tlp itu, ternyata si Farel sedang mengemudikan mobilnya untuk kembali ke kota secepatnya.

"Kok cepat bangat lu balik nya? Bukankah jatah cuti lo masih ada?"Bani mengerinyit.

"Ya iya, gue gak mau aja lama2 ninggalin perusahaan dan membiarkan lu sendiri ngurusin semuanya, ya itung itung gue kasian lah sama lu"jawab Farel dg senyum menyeringai yg menyebalkan itu.

"Baguslah, ternyata lu yg kangen sama gue"Bani tersenyum ketus, dan sekehendak hatinya menutup tlp itu tanpa memberitahu sang Alvino pungut.

Farel tidak marah dg kelakuan Bani itu, karna memang terbiasa di perlakukan demikian, apalagi hati Farel saat ini tengah di tumbuhi ribuan mawar tak berduri akibat mengetahui pujaan hatinya selama ini yaitu Arza ternyata adalah Fauziah, bukan perusahaan yg ia rindukan dan ingin urusi makannya cepat2 kembali, tapi Arza atau Fauziah seolah menghidupkan kembali kegersangan hati seorang Alvino pungut selama ini, Farel tersenyum senyum sendiri membayangkan kenyataan itu.

**

"Apa yg terjadi? Biarlah, tapi aku yakin dg hatiku sendiri, tujuanku bukan cinta tapi tentang kemanusiaan bagaimanapun dia sempat menjadi bagian penting dalam kisahku"perang batin terjadi pada fauziah saat ini, lantunan lagu klasik yg di putar supir pada mobil yg ia tumpangi membuat Ziah semakin galau merisau.

"Pak ganti lagunya, please"mohon Ziah kemudian, sepertinya dia terganggu dg musik menghanyutkan itu.

"Baik nona, maaf ya"jawab supir yg tak lain pasukan khusus Alvino yaitu Kawaki sungkan.

"Lagu apa yg harus saya putar nona?"Tanya supir itu kemudian, mata dan tangannya tetap fokus mengemudi.

"Terserah apa aja, asal jangan yg mengiris hati seperti barusan"jawab Ziah, mata bulat itu melirik ke arah luar, menyaksikan pemandangan perjalanan yg ia lalui dg hati gelisah.

Sang supir tergelak kecil mendapati sikap aneh nona Alvino tsb, ralat calon nona Alvino muda maksudnya, tiba2 netra indah berbola putih coklat itu terhenti saat melihat sebuah mobil yg sepertinya sangat ia kenal, melaju dari arah yg berlawanan.

"Seperti mobil nya pak Farel? Eh masak i Ngapain dia melalui jalan ini?"Fikir Ziah,mobil itu pun berlalu dari pandangan Fauziah.

"Ah mungkin kebetulan sama, semua orang kaya bisa aja punya mobil begitu "elak Ziah kemudian yg tidak mau ambil pusing dg apa yg ia lihat, Ziah tersenyum manis karena saat ini sang supir memutar lagu kesukaannya, dia merasa puas hingga akhirnya memejamkan mata dan mencoba terlelap.

**

"Papa sudah mengira, kamu pasti sedang tidak baik2 saja"Hartawan tiba2 datang ke kamar Alvino muda, langsung berkata demikian, Bani yg hanyut dan berhayal entah berantah itu pun terkaget bahkan nyaris melompat dari sofa santainya.

"Pap?"ucapnya gugup, matanya jelas gelisah dan tak tenang.

"Boleh kok bercerita sama papa hm?"Hartawan mendekat menepuk pelan tengkuk Bani,sang anak pu merunduk dan jadi serba salah dalam bertingkah.

"There is not enything, pap"jawab Bani pelan dan merunduk jelaslah tuan Alvino semakin penasaran apa masalahnya, kening Hartawan sampai berkerut di buatnya.

"Come on, boy?"

"Ok, ok, papa maksa, baiklah Bani akan cerita"jawab Bani yg akhirnya menyerah pada sang ayah.

"Ok! say boy, what is your problem?"Hartawanpun duduk berdampingan dg anak nya itu dan menatapnya serius.

"Fauziah pa, dia telah kembali ke desanya

seseorang dari masalalu dia hadir kembali

seseorang yg pernah Bani ceritain sama papa dan yg Bani takutkan itu sekarang benar2 terjadi pa, Bani gak tau apakah Fauziah memegang janjinya atau tidak"jelas Bani dg nada pelan dan menampakkan raut putus asanya.

Hartawan mengangguk paham, dia juga mengetahui bagaimana kejadian yg menyebabkan Fauziah masuk rumah sakit waktu itu.

"Menurut papa, dia pasti kembali, kamu jangan khawatir apalagi sampai meninggalkan AA seperti ini, kamu boleh gelisah tapi ingat kontrol diri kamu jangan sampai kamu seperti mereka yg akhirnya jatuh sakit dan menyerah pada keadaan, papa tau kalian saling mencintai dan bisa jadi mereka juga saling mencintai, tapi Tuhan punya rencana kamu harus ingat jodoh itu Allah yg mengatur yg papa minta kamu jangan larut tetap fokus sama impian kamu, ingat betapa sulitnya kamu mengejar impian itu dulu dan sekarang kamu mau sia siakan begitu saja, itu jelas sangat tidak keren Bani"Khotbah Hartawan pada putra nya itu membuat Bani semakin memelas,nbukan menemukan solusi masalahnya, Bani juga ingkar dari pekerjaannya hari ini dan memilih merenungi kemalangan nya dan bermurung diri di kamar.

"Thanks pap"jawab Bani kemudian yg tidak mau memperpanjang obrolan mereka, Bani sangat malas nanti tuan Alvino kembali mengulang khotbah nya yg menurut Bani sangat membosankan untuk di dengar hari ini.