Chapter 7 - Part 3

Dan begitulah, seorang manusia, seorang werebeast, dan seorang elemental itu dipaksa pergi ke dunia lain.

"ini pertama kalinya aku melihat sesuatu seperti ini selain di buku."

Ikki melihat-lihat sekeliling dan mengagumi interior di kanan kirinya. Sesuatu yang mewah seperti lukisan atau lantai emas atau patung 1:1 itu pasti sesuatu yang mahal. Sungguh pemandangan yang tidak biasa, hal yang tidak bisa kau lihat setiap hari— sebuah bangunan besar yang disebut kastil kerajaan.

Roh pohon, dryad.... mungkin karena alasan itulah banyak tanaman dan pepohonan tumbuh di sekitar dan di dalam kastil, yang hampir semuanya adalah tanaman asing yang tidak diketahui oleh Ikki.

Ada banyak seraphim berkumpul di luar. itu seperti pemandangan saat orang-orang berkumpul untuk konser band terkenal atau saat para prajurit berbaris sebelum perang. Ketiga enfinity yang sedang di bawa paksa saat ini dipandu untuk berjalan dalam sebuah lorong menuju ke aula kerajaan. Dalam lorong itu—tidak, bahkan sebelum mereka berada di lorong itu, Ikki, Zen, dan Fylia merasakan satu hal yang sama-- tatapan mata itu.

Tatapan mata yang diisi dengan kebencian dan rasa jijik, yang hanya akan kau keluarkan ketika melihat sesuatu yang tidak kau sukai, sesuatu yang memuakkan, dan sesuatu yang kau benci. Pada saat itu, semua orang menyadari satu hal yang sama, satu hal yang telah Edea tunjukkan—sebuah kenyataan bahwa seraphim sangat membenci enfinity.

Tidak satupun dari ketiga enfinity itu yang mengetahui alasan di balik tatapan mata dan rasa benci tersebut, bahkan Zen Cruzer yang telah membacanya dari buku juga hampir tidak tahu apapun tentang mereka.

Sebenarnya, apa salah enfinity sampai mereka melihat kami seperti itu? apa yang telah kami lakukan pada mereka? Apa yang telah terjadi di masa lalu? Dari awal, aku tidak tahu apapun tentang seraphim. Kenapa pengetahuan tetang mereka dan tentang dunia ini hampir hilang dari Verdernia? Ikki berpikir keras tentang hal itu. Tapi sangat jelas memang ada sesuatu yang terjadi di masa lalu. Semua orang di sini memahami apa itu enfinity meskipun kami tidak tahu apapun tentang mereka. Zen Cruzer merupakan kondisi khusus; enfinity biasa bahkan tidak tahu apapun tentang keberadaan mereka.

"Fylia yakin ini bukan saatnya untuk merasa kagum." Fylia yang duduk di pundakku dalam wujud elementalnya segaja membisikkan hal itu sambil menjaga perhatian prajurit yang sedang berbaris di sisi lorong.

Itu wajar untuk tidak ingin mata busuk itu melihatmu, Fylia, tapi mata busuk lain malah saat ini memandangi mereka. pikir Ikki saat melihat Zen yang membuat tangannya seperti sandaran kepala sambil terus berjalan.

"kenapa kau ketakutan begitu, Fylia? Bahkan jika seisi kerajaan ini menjadi musuh kita, mereka tetap tak akan menang bahkan setelah bersusah payah."

"a-apa yang kau katakan, Zen...." Ikki mengatakan sesuatu dengan suara yang lemah, tapi masih dalam tingkat yang dapat Zen dan Fylia dengarkan.

"Itu, itu sudah keterlaluan bagaimanapun juga." Fylia juga melakukan hal yang sama.

Tidak salah jika menganggap apa yang baru saja Zen katakan tidak berbeda dengan 'majulah saat kalian mau' atau 'seperti kalian bisa menang saja' atau semacamnya. Seharusnya itu sudah lebih dari cukup untuk para prajurit bergerak karena kata-kata itu. meski begitu Zen tetap tidak terlihat cemas sama sekali, dia hanya melanjutkan sikap santai dan tidak sopannya.

Berkat itu, semua prajurit bahkan Edea sendiri yang memimpin di depan para enfinity hanya bisa menggertakkan gigi dan mengepalkan tangannya sekuat mungkin sampai-sampai hampir terdengar sebuah suara dari tindakan itu; mereka tidak melakukan apapun bahkan untuk sekedar protes.

Hanya ada satu alasan untuk terjadinya situasi seperti ini, alasan yang membuat Zen sampai berani melakukan hal seperti ini.

Buku itu benar. Zen membuat garis lengkung di pipinya. Seperti yang kuduga, mereka lemah.

Enfinity unggul dalam satu poin.

Beberapa langkah, beberapa detik berlalu, pintu besar yang menghubungkan lorong dan aula kerajaan terbuka.

~**~

Terompet ditiup. Tiga enfinity yang secara paksa mengikuti Edea berjalan memasuki ruangan. Mereka menginjak karpet merah yang kualitasnya sama sekali berbeda dengan yang ada di lorong tadi, mencium wangi misterius dari sumber yang tidak pernah mereka ketahui, dan perasaan aneh yang tidak pernah mereka rasakan.

7 seraphim berbaris, satu seraphim yang terlihat seperti ratu dryad berdiri dari singgasananya. Di tempat ini, hampir semua orang mengarahkan satu pandangan yang sama—kebencian. Tapi jauh dari yang Ikki temui sebelumnya, mereka tidak berusaha menyembunyikannya kali ini, mungkin karena keberadaan 8 seraphim beraura misterius itu.

Setelah berjalan beberapa langkah, mereka mencapai tempat dimana ratu dryad berdiri di hadapan mereka, dikelilingi 7 seraphim di kanan dan kiri. Edea tiba-tiba membuat sikap setengah berdiri seperti ksatria yang melayani rajanya, kemudian berkata:

"Seperti perintah yang mulia, saya membawa beberapa enfinity dari Verdernia."

Dia kemudian melirik ke arah kami dan membisik: "berlutut pada yang mulia, bodoh!" dengan nada yang memaksa.

"et-too..." Ikki membuat senyuman kecut sambil melihat ke arah dua orang yang sedang dalam kondisi yang sama dengannya

"hueee...." Fylia menahan tinggi suaranya untuk tidak terlalu menarik perhatian.

Hanya Zen yang memulai tindakan yang jelas. "haah..." Dia menghela napas, kemudian maju beberapa langkah. Terdengar suara yang tidak terduga dari pikiran Ikki.

『 katakan padanya, "lakukan itu, Zen!" 』

Apanya? Apanya yang dilakukan? Ikki yang merasa bingung bertanya-tanya dalam pikirannya.

"haaah..." Zen menghela napas sekali lagi, kemudian memasukkan tangannya ke saku celana. Dia melanjutkan tindakan selanjutnya dengan berkata:

"nah, kau pemimpin di sini, benar kan?"

Ratu Dryad tersenyum dengan baik hati, itu adalah satu-satunya senyuman tulus yang mereka terima setelah masuk ke dunia ini. kemudian, dia membuka mulutnya perlahan-lahan, menjawab:

"aku ratu dari semua dryad, Ethena. Di samping kalian adalah masing-masing pemimpin dari semua ras di Tenebris. Dari kanan kalian adalah ratu sylph, raja gnome, raja salamander, dan ratu undine. Di kiri kalian adalah ratu zephyr, ratu puca, dan raja spriggan. Kamu memilki hak untuk bicara, enfinity—tidak, aku seharusnya tidak membeda-bedakanmu, Zen Cruzer."

"yah, aku terkejut kau tahu namaku. Bagus juga pemimpin lain ada di sini, ini jadi makin cepat." Zen terus bicara dengan tidak sopan. Dia membuat sejenis senyuman seperti sedang melihat sesuatu yang menarik. Namun setelah kata-kata baru akan dimulai, senyuman itu lenyap, ekspresi di wajahnya menjadi lebih gelap, dia kemudian membuka mulutnya, kemudian membentuk kata-kata:

"dari awal, jika kalian ingin memohon dengan gratis, berlututlah di depanku."

Matanya serius. Zen bukanlah tipe orang yang suka merendahkan dirinya seperti keinginan Edea. Semuanya terjadi tanpa dia sadari, tubuh dan mulutnya bergerak dengan sendirinya. Tentu saja semua orang terkejut atas tindakan itu. Terutama Edea yang tiba-tiba berdiri mencabut pisau dan mengarahkannya pada leher Zen.

Zen tidak menghindari tindakan itu meskipun dia bisa menghindarinya dengan mudah, ataupun membalasnya dengan mudah, itu karena dia tidak ingin terlihat sebagai pihak yang melakukan kejahatan. Benar, satu-satunya pihak yang melakukan kejahatan sampai sekarang adalah seraphim yang dengan paksa menculik mereka, tidak lebih dari itu. Jika para seraphim itu ternyata menunjukkan perlawanan dengan kekerasan dan niat membunuh, barulah saat itu Zen mengambil tindakan. Tapi jika tidak, dia tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan kedua belah pihak.

Edea menggeram dan menggertakkan giginya dengan marah. Tidak hanya itu, pemimpin lainnya sepertinya marah besar. Dapat terdengar kebanyakan orang berkata "beraninya makhluk rendahan sepertimu!!" atau "jaga mulutmu bedebah!!" atau "akan kubunuh orang ini!!" atau sesuatu semacam itu.

Sangat jelas untuk pihak yang menganggap pihak lain sebagai kotoran tiba-tiba direndahkan, tidak salah lagi mengundang ketidaksenangan bagi banyak orang. Berkat itu, semua prajurit mengarahkan tombaknya, dan semua pemimpin mengeluarkan niat membunuh dari dalam lubuk hati mereka yang paling dasar.... semuanya, kecuali satu. Dia memerintahkan para prajurit untuk mumdur, dan meminta setiap pemimpin untuk tenang.

"Sebelumnya aku minta maaf karena telah memaksa kalian memasuki dunia ini. Tenebris mungkin bukan tempat yang baik dalam menerima enfinity—tidak, aku tidak bisa menyalahkan Tenebris untuk itu, lebih tepatnya adalah kami, para seraphim itu sendiri yang terlalu egois. Mohon maafkan sikap tidak sopan kami."

"ratu dryad, anda tidak seharusnya meminta maaf pada enfinity." Salah satu pemimpin ras dengan tidak bersalah menegurnya. Itu adalah seseorang yang sebelumnya sang ratu dryad perkenalkan sebagai raja salamander. Semua orang memperlakukan enfinity seperti keberadaan yang menjijikan, makhluk hina yang tidak sepantasnya ada dan diciptakan. Mereka bahkan tidak mempedulikan hak-hak para enfinity sebagai makhluk hidup.

Namun, bahkan di antara para seraphim sekalipun, ada juga di antara mereka yang setidaknya masih dapat berpikir dengan logis. Ratu dryad, Ethena.... satu-satunya alasan kenapa dia meminta maaf pasti karena mereka sangat membutuhkan bantuan kami saat ini. dia mengesampingkan semua rasa benci dan meminta dengan merendahkan kepalanya agar enfinity setidaknya bersedia untuk meminjamkan kekuatannya pada mereka. Dan bahkan setelah enfinity tiba di dunia ini sekalipun, ratu dryad berusaha menjaga hubungan antar kedua belah pihak.

Dia membuat gesture seolah menyuruh semua pemimpin ras untuk diam. Entah itu karena mereka berkumpul di wilayah dryad atau memang karena rasa hormatnya terhadap sang ratu, tak satupun dari mereka berbicara setelah itu. Kemudian, ratu dryad melanjutkan.

"aku yakin kalian hampir tidak mengetahui apapun tentang keberadaan kami, jadi mungkin ada banyak hal yang ingin kalian tanyakan, tapi tolong tanyakan itu setelah aku selesai menjelaskan. Pertama, di dunia ini, Tenebris ditinggali oleh 9 ras. Seperti yang kalian bisa lihat, setiap pemimpin memiliki warna rambut yang berbeda, yang juga sudah menjadi salah satu simbol dari ras mereka. roh pohon dryad memiliki rambut warna hijau seperti daun; roh air undine memiliki warna rambut biru cerah seperti laut; roh tanah gnome memiliki warna rambut coklat yang sesuai dengan tanah; roh api salamander memiliki warna rambut merah yang melambangkan kekuatan api; roh petir loic memiliki warna rambut kuning seperti aliran listrik; roh angin sylph memiliki warna rambut hijau yang menenangkan seperti angin; roh musik puca memiliki warna rambut keunguan seperti kepribadian mereka yang ceria; roh cahaya zephyr memiliki rambut putih sebagaimana cahaya; dan roh kegelapan spriggan memiliki rambut hitam yang cocok dengan kegelapan."

"tunggu sebentar." Ikki mengangkat tangannya untuk menarik perhatian semua orang dan menyela. Dia kemudian mengajukan pertanyaan yang hampir semua orang bahkan para seraphim itu sendiri ingin tanyakan. "aku tidak melihat satupun orang berambut kuning sejak datang ke dunia ini, bahkan di luar kastil sekalipun."

Rambut kuning, roh petir, loic. Seperti yang Ikki baru saja katakan, tak seorangpun yang memiliki warna rambut seperti itu terlihat sebagai pemimpin ras petir. Malah, jumlah pemimpin ras yang ada di tempat ini tidak lebih dari 8, bukan 9. Yang berarti, pemimpin roh petir loic tidak menghadiri pertemuan yang seharusnya dia ikuti.

"memang benar, raja loic, Loki tidak ada di pertemuan kali ini. kita hanya bisa menganggap raja Loki sedang ada urusan penting yang tidak bisa dia tunda bahkan untuk sesuatu seperti ini."

"Jangan bercanda!" raja salamander meninggikan suaranya seketika. "ratu dryad, anda tidak seharusnya menutupi kebenaran yang sudah ada."

"hei, pria berkumis aneh yang di sana, apa maksudmu dengan kebenaran yang sudah ada?"

Seorang werebeast yang tidak seharusnya ikut campur dalam masalah internal seraphim mengangkat suaranya. Dia bahkan menunjukkan ketidaksopanan lain dengan memanggil raja salamander sebagai 'pria berkumis aneh'. Semua orang jelas tidak menduga sikap seperti ini, bahkan jika dia adalah seseorang yang menyuruh semua pemimpin ras berlutut beberapa saat yang lalu.

Prajurit yang mungkin adalah pengawal pribadi sang raja menggeram karena marah, sedangkan prajurit lain mencoba yang terbaik untuk menahan keinginan tertawa mereka. meski begitu, beberapa pemimpin lain yang memiliki kedudukan setingkat dengan raja salamander tertawa seperti hal itu adalah sesuatu yang wajar untuk ditertawakan.

"bedebah!! Berani-beraninya kau menghina salah satu pimpinan seraphim! Aku adalah raja roh api salamander, raja Ifrit yang bijaksana!"

"sudahlah, Ifrit, itu cuma kumis henbelar." Seseorang yang tiba-tiba menepuk pundak Ifrit adalah pemuda berambut hitam, tidak salah jika mengatakan pemuda itu raja dari roh kegelapan, Spriggan.

"itu bukan HENBELAR tapi HANDLEBARS! Kumis indah yang berkelas dan penuh martabat, PETIT HANDLEBARS!"

Bentuk yang ramping dan melengkung pada ujungnya memberikan sentuhan klasik yang cukup berkesan. Jenis kumis yang menampilkan pemiliknya sebagai sosok yang bermartabat, berkelas tapi juga bisa terlihat sangat menyeramkan. Akan lebih baik berhati-hati jika pemilik kumis jenis ini sedang ada di dekat Anda, itu akan membuat diri Anda seperti sedang bertemu dengan orang bodoh.

"kumis aneh, yah.... kau punya nyali juga ya, bocah." Seorang kakak perempuan cantik dengan buah dada yang besar mengatakan itu dengan nada menggoda. Dengan rambut biru panjang menuruni pinggang langsingnya, tidak salah jika menganggap dia adalah eksistensi yang disebut sebagai ratu undine. "tapi kebodohan kadang-kadang juga bisa membunuhmu." Katanya.

Kakak cantik itu—ratu undine, mengelus dada Zen dengan elusan pelan dan menggoda. sesaat ketika dia melakukan itu, pemuda werebeast berambut hitam itu merasakan sesuatu merinding di punggungnya. apa yang ada dalam pikiran Zen Cruzer adalah rasa takut dan ngeri atas apa yang akan terjadi jika ratu undine terus melakukan itu bahkan sampai ke tahap berikutnya.

"jangan terlalu menggodanya, Aqua. Dibandingkan masa hidup mereka kita sudah seperti leluhur di masa lalu atau semacamnya."

Kali ini giliran raja spriggan yang menepuk pundak ratu undine, Aqua, dan menariknya jauh dari Zen.

"anoo.... jadi apa maksudnya dengan kebenaran yang sudah ada?" tanya Ikki.

"raja loic itu sedikit unik." jawab pemuda berambut hitam. "selain cerdas dan disukai ras loic lain, dia juga seseorang yang bisa diandalkan, kalau tidak percaya tanyakan saja pada Zadius."

"jangan tanyakan itu padaku."

Nama Zadius mengacu pada seorang pemuda lain berambut putih—raja dari roh cahaya Zephyr, Zadius, yang dari tadi cuma memasukkan tangannya ke saku celana.

"ada dimana kata 'bisa diandalkan' itu kau letakkan." Raja salamander memprotes. "pemalas itu hanya orang licik yang Cuma menggunakan otak untuk kemalasannya."

Beberapa lusin menit berlalu. Setelah pembicaraan yang tidak berguna itu akhirnya berakhir, ratu dryad kembali menjelaskan.

"kedua, inti dari pembicaraan ini, aku—bukan, kami, seraphim ingin kalian melakukan sesuatu untuk dunia kami. pohon dunia Aragorn.... apakah kalian pernah mendengar kata ini?"

"pohon dunia..... aragorn." Zen mencari-cari dalam ingatannya.

"po-pohon dunia?" Fylia juga terlihat berpikir akan hal itu.

Tidak tidak tidak. Ikki menggelengkan kepalanya dua, tiga kali. Bukan berarti karena aku mengalahkan aether penjaga itu dunia ini sekarang berada dalam masalah besar, ya kan?! Apa yang harus kulakukan jika itu benar? Apa mereka akan membunuhku? Tidak, ada saatnya aku harus berpikir dengan positif. Mungkin mereka hanya akan— yah, bukan, seraphim bahkan tidak bisa melakukan itu. bagaimanapun juga, mereka terlalu lemah.

"semua ini berawal sejak 2 tahun yang lalu."

"fiuh~" Ikki menarik napas lega. Sepertinya bukan. Pikirnya.

"seorang enfinity tiba-tiba datang ke dunia ini. dia mengunjungi satu per satu pemimpin untuk meminta pada kami hal yang sama: "jadilah milikku" tentu saja kami menolaknya. Tidak ada alasan bagi kami untuk menjadi milik enfinity yang tidak kami kenal sebelumnya. Setelah dia mendatangi semua pemimpin dan mendapati penolakan yang sama, enfinity itu menggunakan semacam sihir untuk mengumpulkan kami di satu tempat. Pusat Tenebris, dimana pohon Aragorn tumbuh. Di tempat itu, dia mengeluarkan sebuah gulungan misterius kemudian memanggil seekor aether tingkat tinggi—salah satu dari jenis naga. Sudah jelas kalau kami bukanlah tandingan dari aether itu. bahkan tanpa satu kalipun mencoba, kami memutuskan untuk tidak mendekati tempat itu untuk sementara waktu. Tapi, lama-kelamaan, kekuatan Aragorn untuk memulihkan life dan aether melemah. Dan pada hari ini, kekuatan itu menghilang seperti tidak pernah ada sebelumnya. Apa yang akan kami minta dari kalian adalah...."

Ratu roh pohon dryad, Ethena, tidak hanya menundukkan kepala, tapi juga berlutut di depan Ikki, Fylia, dan Zen dengan kerendahan yang intens.

"kumohon pada kalian, untuk membunuh naga itu. kumohon selamatkanlah dunia ini.