Chapter 5 - Part 1

Terlepas dari gender, usia, motif, atau alasan apapun, setiap pertemuan pasti berakhir dengan sebuah perpisahan.

Orang-orang berkata bahwa itu adalah bentuk terburuk dan paling mengerikan dari sebuah pertemuan yang pernah ada, tapi itu benar-benar suatu kebohongan besar. Hal itu bukanlah apa-apa selain bagian dari kehidupan. Setidaknya, itu adalah apa yang pemuda berambut biru muda itu yakini sejak saat itu.

Kehilangan memberikan sebuah pelajaran berharga akan adanya pertemuan baru. Sama seperti sesuatu yang akhirnya terhubung, takkan ada perpisahan yang berlangsung selamanya. Dengan terus menjaga kenangan satu sama lain, langkah awal untuk mencari kehidupan baru akhirnya dimulai.

"tidak peduli seberapa banyakpun nyawa yang kita miliki, tetap saja akan mustahil, ya kan, Aria?! apa kau yakin monster ini benar-benar akan mati dengan cara itu?!"

『 gerakkan tanganmu dan tutup saja mulut berisikmu. Aether itu bahkan bisa membunuh seratus ksatria tingkat atas hanya dengan berdiri dan membuka mulutnya; mana ada cara lain yang bisa orang sepertimu pakai untuk membunuhnya selain dengan cara itu. 』

"AARH! Apapun yang mau terjadi biarlah terjadi nanti!"

Meninggalkan kalimat seperti itu, Ikki mengaktifkan buff penambah kecepatan sebelum membuka second floor labirinth boss door hanya untuk dengan cepat melemparkan sebuah botol ke dalam ruangan itu seperti nyawanya sedang dipertaruhkan melalui tindakan tersebut. Ia dengan sekeras yang dia bisa menutup kembali pintu labirinth boss yang sebelumnya terbuka sebelum sebuah laser cahaya sempat sedikitpun menyentuhnya. Laser cahaya yang setelah itu menembak pintu labirinth boss adalah apa yang baru saja ditembakan oleh salah satu dari sepuluh lingkaran cahaya dimana aether itu telah keluarkan sejak 30 menit yang lalu.

Pertama, apa-apaan itu kekuatan tak masuk akal dari aether mirip aragami dari series God Eater itu?! itu benar-benar sudah di luar akal sehat namanya!

Aragami itu—bukan, aether itu, di balik pintu labitinth boss itu adalah sosok wanita tanpa pakaian—jika kau melihatnya dari ukuran wanita itu maka kata wanita raksasa akan lebih tepat untuk menggambarkannya.

bola mata merah yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, rambut putih yang memanjang dari kepala sampai kaki menutupi kulit telanjangnya.

Tidak ada perasaan hidup dari sosok yang berbentuk seperti wanita itu. seolah patung itu terbuat dari warna mineral yang ada antara abu-abu pucat dan warna kulit yang seharusnya. Itu bukan tipe aether rank D atau C yang biasanya ia hadapi. Tapi jelas ada kekuatan luar biasa yang memancar dari dirinya.

Sial! aku belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya. Seekor aether biasa memerintahkan kekuatan tak terkendali, kekuatan misterius. Kekuatan seperti itu bukanlah sesuatu yang seharusnya dimiliki aether di dunia ini! bahkan jika dia adalah seekor aether yang dipanggil dari dunia lain, itu tetap saja tidak mungkin! Aether menerima kekuatan dari dewa saat ia diciptakan. Seekor aether tidak pernah memiliki kekuatan sang dewa itu sendiri!

Itu benar. Aether adalah makhluk yang diciptakan dengan berkah dan elemen dari sang dewa-- atau yang saat ini enfinity sebut sebagai diktator kehidupan. Itu tidak akan menyamai kekuatan sang dewa itu sendiri.

Itu adalah aether dengan berkah dan elemen yang telah dikembangkan. Ini mengendalikan gagasan yang tidak terkendali, mengubah realitas dan mengubah dunia ini yang diciptakan oleh sang dewa seperti sebuah tuas. Monster di balik pintu itu lebih besar dan lebih menakutkan daripada yang pernah laki-laki berambut biru itu lihat sebelumnya.

Aku belum pernah mendengar ada aether yang memiliki kekuatan seperti itu, kemampuan seperti itu. tak satupun aether di dunia ini yang memiliki kekuatan tidak masuk akal seperti itu. tidak ada sama sekali.

Tapi dimana orang itu... bagaimana...

--- Argonaut, Aria Horizon.

Seluas apa pengetahuan orang itu yangi sebenarnya?

Ikki memikirkan banyak hal secara berlebihan hanya untuk berujung pada rasa takut dan kekhawatiran yang tidak perlu.

『 apa kau harus ketakutan seperti itu...? Itu cuma aether rank SSS. 』

"Cuma?! Apa aku barusan mendengar kata 'cuma'? orang normal pasti sudah mati ketakutan sejak pertama kali melihat yang seperti itu!"

『 aku bahkan pernah mengalahkan yang seperti itu sendirian, tentu saja dengan cara yang jujur. dibandingkan denganku kau sudah tahu bagaimana cara membunuhnya hanya dengan melempar botol, apalagi yang kau keluhkan? 』

"bahkan meskipun itu hanya melempar sebuah botol kakiku tidak bisa berhenti gemetar, kau paham?!"

『 karena itulah tadi sudah kukatakan, kan? Itu cuma aether rank SSS. 』

Seberapa kuat orang ini yang sebenarnya?! Apa Aria memang sekuat itu atau dia hanya sudah gila, yang mana yang benar?!

Dalam pikirannya Ikki mencari-cari alasan di balik sifat meremehkan yang Aria tunjukkan, meskipun ia sudah tahu jawaban atas pertanyaan itu, bahkan tanpa berpikir.

Aria Horizon adalah salah satu dari kelima puluh dua Argonaut yang pernah bertarung dengan sang dewa, sesuatu seperti aether rank SSS sudah pasti bukan apa-apa baginya.

"Kumohon padamu, Aria Horizon, bertukarlah tempat denganku!"

『 itu mustahil. 』

Seperti saat Ikki hampir mati melawan Zell, jiwa Aria mengambil alih tubuh Ikki untuk sementara waktu dan menggunakannya secara bebas. Tapi jika ditanyai tentang apakah dia bisa melakukannya kembali atau tidak, maka jawabannya akan seperti『 itu mustahil 』『 tidak mungkin 』『 lakukan saja sendiri 』atau sesuatu seperti itu.

『 seperti yang sudah kukatakan padamu, saat itu bisa terjadi karena kemunculan pintu besar yang tiba-tiba terbuka. Yang kulakukan hanyalah memasuki pintu itu dan semuanya sudah jadi seperti yang kau lihat. 』

"tapi menahan pintu boss labirin ini benar-benar menguras banyak sekali tenagaku... aku tidak bisa melakukannya sendirian!"

『 kubilang, percayalah pada kekuatan dari pintu itu; kau bahkan tidak perlu melakukan apapun. 』

Pintu raksasa yang menjadi simbol dari labirinth boss door tetap mengeluarkan bunyi keras seolah itu didobrak dari bagian dalam ruangan, bahkan setelah Ikki menahannya menggunakan kedua tangan untuk mendorong pintu.

"Aku merasa sesuatu akan segera keluar jika aku melepaskan pintu ini sebentar saja! kumohon selamatkan aku sebelum bagian atas tubuhku menghilang karena laser itu!"

『 haah... kau tahu? Aku sudah mencoba cara ini beberapa ratus tahun yang lalu dan berakhir dengan keberhasilan. menurutku kau hanya perlu melepaskan peganganmu dan semuanya akan berjalan baik-baik saja. percayalah padaku, Ikki, menurutku pintu itu bisa menahan setidaknya satu tembakan laser tanpa masalah. 』

"baiklah, aku akan segera melepas—tunggu, menurutmu?! Jadi kau pikir aku hanya perlu bertaruh pada sesuatu yang setingkat dengan 'menurutmu'?! dan juga tadi kau bilang itu sudah beberapa ratus tahun yang lalu, kan?! Kau bilang begitu, ya kan?! siapa yang tahu kalau pintu ini ternyata sudah sangat tua dan tiba-tiba dihancurkan oleh laser itu, hah?! sesuatu yang berikutnya dihancurkan adalah aku, kau tahu—ah."

Bunyi dobrakan berhenti. Gaya dorong yang masing-masing pihak berikan juga berhenti, seakan bunyi itu adalah sebuah aba-aba berakhirnya ronde pertama atau semacamnya.

".... apa dia sudah mati?"

Ikki membuka sedikit labirinth boss door dalam tingkatan yang tidak bisa disebut dengan membuka.

『 apalagi yang kau tunggu? Aether itu sudah mati.... mungkin. 』

-- mungkin? Ikki terkejut dalam hatinya seakan tidak dapat mempercayai apa yang baru saja seseorang dalam pikirannya itu katakan.

"kau seharusnya lebih sering mengatakan sesuatu yang meyakinkan, Aria Horizon."

Apa yang salah dengan kata 'mungkin'? Kau hanya tidak tahu betapa hebatnya arti sebuah kemungkinan dalam hidupmu, Ikki.

『 kau tahu? setiap orang pada dasarnya hidup dalam sebuah ketidakpastian. Semakin besar kemungkinan kau bahagia, maka justru semakin tidak bahagia yang kau rasakan. Jadi tak ada salahnya mencoba semua kemungkinan yang ada. Karena dengan mencoba kita mendapatkan jawaban yang akurat, bukan hanya sekedar terkaan atau menebak-nebak. 』

Kemungkinan memiliki sebuah mimpi yang menjadi nyata, membuat hidup jadi semakin menarik. Dengan menantang sebuah ketidakmungkinan, manusia menjadi lebih kuat bahkan saat mereka gagal.

"kau mengatakan sesuatu yang menarik, Aria. dengan begitu kau bisa dipastikan kehilangan semua pilihan yang kau punya untuk menghindari sebuah resiko besar dari kemungkinan yang kecil."

『 apa yang kau bicarakan, Ikki? Kemungkinan dan ketidakmungkinan itu ibarat dua sisi koin yang berbeda. Kamu hanya perlu membalik ketidakmungkinan untuk menemukan kemungkinan di sisi satunya. Bahkan jika kau sudah kehabisan semua kemungkinan yang bisa kau pikirkan, ingat saja kata-kataku ini—kau belum benar-benar kehabisan. 』

"siapa juga orang bodoh mau percaya pada hal itu! memang kau terlihat lebih meyakinkan dengan memainkan beberapa kata dan kalimat, tapi mempercayai kata-katamu sama saja dengan menuntunku untuk bunuh diri. Tolong jangan katakan sesuatu seperti itu lagi lain kali."

Setelah kelelahan berdebat dengan suara misterius di kepalanya, Ikki memasuki Labirinth Boss Room dengan hati-hati.

"baiklah, apa yang harus kita lakukan setelah ini...?"

Ia melihat sekeliling untuk memastikan apakah tidak ada jebakan atau sesuatu yang mengancam lainnya. Pandangannya jatuh pada sosok wanita raksasa yang tertidur lima-enam langkah di depannya.

Aether yang mengambil wujud sebagai wanita raksasa itu tidak sedikitpun menunjukkan reaksi bahkan setelah Ikki menusuknya dengan pedang tiga, empat kali tusukan.

".... apa dia sudah mati?" Ikki bertanya-tanya dengan suara yang dipelankan seperti sedang menunggu jawaban dari seseorang yang mungkin tidak pernah ada.

"kurasa, dia sudah mati. Siapa yang bisa mengira bom garam itu benar-benar berguna. Jadi apa yang harus aku lakukan setelah ini, Aria?"

Pernah sekali, seorang teman Aria menganalisa bangkai aether tersebut di masa lalu. Ada banyak hasil dari penganalisaan tersebut, yang salah satunya adalah metode pembunuhan sang aether dengan suatu zat khusus—garam. Seperti apa yang telah Ikki lemparkan sebelumnya.

Aria memberikan jawaban seperti telah menunggu saat-saat seperti ini.

『 tidak, dia belum mati. 』

Ikki merespon dengan menyipitkan matanya untuk membuat pose berpikir yang serius. Dia kemudian menyadari sesuatu yang berbahaya. "tunggu, apa? Tidak ada bunyi peningkatan level sama sekali, bahkan setelah aku membunuh aether sekuat ini, itu artinya..."

- aether itu masih hidup. Tidak salah lagi. Sesaat ketika dia akan kembali ke pintu keluar, kakinya dihentikan dengan perkataan 'aku belum selesai' dari Aria.

『 kau lihat itu? di tengah dadanya ada sebuah core yang mengeluarkan cahaya hijau. Yang perlu kau lakukan hanyalah menyentuh core itu dengan tanganmu, rasakan ether yang terkandung di dalamnya, dan pohon itu menjadi milikmu. 』

- pohon itu, Aragorn.

Salah satu dari kumpulan tanaman terlarang di Verdernia yang Aria Horizon sebut sebagai[pohon dunia]. pohon yang menyimpan kekuatan tersembunyi dan juga salah satu yang paling tidak masuk akal di dunia.

Ikki yang merupakan perintis dalam hal ini mengikuti instruksi Aria setelah memantapkan seluruh tekadnya.

Ikki menelan ludahnya sekali, sesuatu yang disajikan dihadapannya ini tidak salah lagi adalah pemandangan yang mustahil bagi orang sepertinya dapat temukan tanpa bantuan dari orang lain.

Aku.... mengalahkan aether rank SSS. Menggenglengkan kepalanya, Ikki sedikit berpikir tentang hal itu. tidak, yang kulakukan cuma mengikuti apa yang Aria katakan kepadaku, ini bukan benar-benar kekuatanku. Lebih parahnya lagi yang kulakukan cuma melempar bom garam itu seperti orang bodoh yang mengikuti perintah. bukan sesuatu yang hebat sama sekali.

Setelah satu detik, cahaya hijau kecil perlahan terbang dari core yang Ikki sentuh dengan tangan kanannya. Cahaya hijau yang berputar-putar di sekitarnya untuk tiga, empat kali putaran, perlahan berhenti di depan Ikki.

"ini..."

Mengulurkan tangannya di bawah cahaya itu, sinar hijau yang sama terpantulkan pada mata Ikki. Di depannya terletak apa yang menjadi tujuan utamanya mendatangi labirin.

"ini adalah..."

Ikki mengulanginya sekali lagi.

"bibit pohon dunia, Aragorn."