Tian-tian berdiri di depan sebuah tempat seperti halte menunggu kedatangan Wang che , mereka baru saja mengubah tempat perjanjian mereka. langit terlihat mendung hari itu, di temani dengan angin sepoi-sepoi yang mengibarkan rambut nya yang terlihat kusam dari dekat. Dia menunggu dengan wajah penuh senyum.
" Manager Li…, aku punya pekerjaan khusus untuk mu" Luhan menelpon manager Li
" Lagi? Aku selalu punya firasat tidak menyenangkan saat kau menelpon ku"
" Lakukan saja apa yang ku perintah kan.., jangan sampai Tian-tian memasuki salah satu kamar hotel dengan pria itu"
Dua puluh menit berlalu sejak Tian-tian berdiri di sana, menunggu lelaki tersebut. kelihatan nya dia terlambat .., sudah memasuki jam makan siang.. apa dia sangat sibuk? Apa aku harus menanyakan nya? Apakah dia akan terganggu? Akh… apa yang harus ku lakukan? Tian-tian berdiri di sana sambil memandangi ponsel jadul nya, beberapa kali ia mengetik pesan dan menghapus nya, ia tidak ingin menganggu ataupun mendesak Wang che…
Sementara Manager Li dari kejauhan di dalam mobil mengawasi Tian-tian yang terlihat terus memandang penuh harap ke sisi jalan. " ya.. bagaimana bisa lelaki itu terlambat dua puluh menit dari waktu yang telah di janjikan?"
Waktu terus berjalan.., dari menit berjalan menuju jam.., Tian-tian mulai merasakan kedua kaki nya pegal tak karuan, beberapa kali ia mengerakkan kaki nya, mengangkat kaki nya bergantian, hingga.. terakhir ia duduk di tepian jalan sambil terus memandang ponsel nya.
Sudah dua jam berlalu, apa aku sebaik nya menelpon nya? Apakah dia lupa? Sebaik nya aku mengirim nya pesan. Tian-tian memberanikan diri untuk mengetik pesan… sampai tiba-tiba mata nya tertuju pada seseorang di sebrang jalan tersebut… ia mengenali sosok tersenyum dan ia langsung bangkit dari duduknya, wajah nya mulai bewarna kembali..di hiasi dengan senyuman.
Sudah ku duga.. dia akan datang.. pikir nya dalam hati.., lelaki itu tersenyum lembut.., ya dia Wang Che, lelaki yang di tunggu nya dua jam lalu. Tian-tian melambaikan tangan nya kearah Wang che Dan senyuman lelaki itu semakin merekah… ketika seseorang menghampiri nya, seorang wanita yang sangat cantik dan seksi mendekati Wang Che dan langsung merangkul tangan nya.
Tian-tian menurunkan tangan nya dengan perlahan, menyipitkan mata nya.. terus memandang Wang Che.. ia memandang nya dari atas hingga bawah, dan mengfokuskan pandangan nya ke wajah lelaki tersebut, sesekali menggosok mata nya.. apa kah yang ia lihat benar-benar Wang che..atau hanya orang yang mirip dengan lelaki tersebut. ia terus memandangi wajah lelaki tersebut.. masih belum yakin apakah lelaki itu memang lelaki yang ia tunggu.
Wangche berjalan menyeberangi jalan dengan wanita itu.., semakin dekat dengan Tian-tian.., semaki dekat.. dan semakin dekat, hingga kedua pasangan itu benar-benar berada di depan nya.. berjalan melewati diri nya.., sedekat itu hingga ia bisa merasakan hembusan angin ketika mereka berdua ketika melewati nya. Tian-tian hanya bisa berdiam tanpa berbuat apapun.. ia memandang mereka berdua yang menjauh dari nya. Ia yakin sekali jika mata mereka berdua sempat bertemu..
" Ya!!! Apa yang di lakukan Tian-tian? Dia harus nya menarik lelaki tersebut dan meneriaki nya" Manager Li membuka pintu mobil nya dan melangkahkan kaki nya keluar dari mobil tersebut.
Wanita polo situ dengan bodoh nya masih berdiri menatap mereka berdua sambil terus berpikir apakah itu Wang che? Atau dia tidak mengenal diri ku? Karena berpakaian biasa saja?Untuk memastikan lelaki tersebut adalah Wang Che.. ia mencoba menelpon lelaki tersebut.
Dan benar saja.. ponsel lelaki itu berbunyi.., dan lelaki itu mengeluarkan ponsel nya sambil membalikan kepala nya memandang sambil mengangkat ponsel tersebut. mereka berdua saling menatap.. dan dari seberang sana .. lelaki itu menyapa nya " Hallo.."
Dia mengenali ku…., dan itu memang dia… Wang Che.. aku tidak salah orang.., perlahan tangan Tian-tian yang mengenggam ponsel tersebut turun dengan lemas.., kecewa.. sakit.. dan dendam.. ia menghabiskan waktu dua jam sia-sia untuk menunggu lelaki itu. Ia mengeratkan genggaman nya..
Manager Li yang ikut merasa kesal, berjalan dengan cepat sekali kearah Tian-tian.., ia ingin sekali memberikan lelaki itu pelajaran dengan memukul sekali tepat di hidung nya.. dan mematahkan hidung nya. Dengan penuh amarah ia berjalan semakin cepat.. semakin cepat.
PLAKKK… terdengar suara keras
Tian-tian melepaskan salah satu sepatu nya.. dan melemparkan nya dengan keras tepat kekepala Wang Che… nafas nya memburu.. setelah menahan segala emosi , puas dengan apa yang ia lakukan..,Tian-tian membalikkan badan nya.. dan dengan cepat Manager Li ikut membalikkan badan nya.. berjalan sangat cepat untuk kembali ke posisi awal nya.. jangan sampai ia tertangkap sedang mengintai diri nya. Sesaat ia lupa akan tugas nya dan dengan penuh emosi hampir saja menghampiri lelaki berengsek itu.., jantung manager Li berdetak dengan sangat cepat ketika ia hampir tertangkap basah.. tapi senyum nya mengembang dengan cepat ketika mendapati sepatu wanita itu terbang dengan sangat indah nya.. dan mendarat dengan mulus.
Sadar akan perbuatan nya akan membawa masalah.. Tian-tian tanpa melihat kearah mereka , tanpa tahu apa yang terjadi.. ia segera lari dengan sebelah sepatu masih menempel di kaki nya.. ia berlari dengan sangat cepat.. , dan di saat yang tepat hujan turun membasahi diri nya.., sial.. aku harus tetap berlari sekalipun kaki ini sangat sakit.
Sesekali Tian-tian menatap kebelakang untuk memastikan lelaki itu tidak mengejar nya, langkah kaki nya yang cepat mulai melambat, memelan hingga ia berhenti untuk berlari.. dan berjalan di tengah hujan lebat dengan gontai.. , sampai tertuju pada pintu kumuh yang sangat ia kenali.
Krek…. Krek..
Suara pintu itu masih belum berubah dari awal sampai sekarang.., entah bagaimana pintu itu masih bertahan bergelantung aman di tiang pintu. Luhan yang sedang duduk di ruang serba guna yang berada di tengah ruangan tersebut menatap Tian-tian yang basah kuyup
" Seperti nya kau sangat menikmati kencan basah mu…" Luhan mengambil menyerumput segelas teh hangat dengan wajah yang datar.
Tian-tian berjalan masuk tanpa menatap Luhan sama sekali, ia tertunduk dengan rambut yang benar-benar lepek menutupi wajah nya, namun Luhan tau persis.. jika wajah itu sama sekali tidak menunjukan sedikitpun raut kebahagiaan.
" Apa yang terjadi?" Luhan berdiri dan berjalan mendekati Tian-tian
Tian-tian hanya berdiam diri tanpa menjawab Luhan sama sekali. Ia tetap berjalan perlahan dengan wajah yang menunjukan kesedihan yang dalam.
" Di mana laki-laki itu?" Tanya Luhan kembali sambil menarik tangan Tian-tian agar langkah wanita itu terhenti
" Aku lelah Luhan" Tian-tian melepaskan genggaman tangan Luhan. Ia hanya ingin mengeringkan diri nya dan menenggelamkan tubuh nya di atas ranjang.. berharap hari ini cepat berlalu dan ikut tenggelam
" Tunggu.., jawab aku.." Luhan langsung menarik kuat tangan Tian-tian.. hingga wanita itu langsung berbalik arah kearah nya, Luhan langsung menutupi wajah Tian-tian dengan handuk milik nya yang tergantung di dekat mereka. tangan lembut Luhan menyentuh ujung kepala Tian-tian dan bergerak lembut untuk mengeringkan rambut dan tubuh Tian-tian
" Di mana lelaki itu tinggal..? apa aku perlu memberinya sedikit pelajaran untuk membayar apa yang ia perbuat pada mu?"
" Menghabiskan waktu…, benar-benar menghabiskan waktu.., menyukai seseorang itu hanya menghabiskan waktu"
" Kau hanya belum bertemu orang yang tepat.., hingga kau merasa waktu mu tidak pernah cukup untuk nya"
" Aku bahkan bisa menghasilkan 50 yuan dengan waktu yang ku habiskan hanya untuk membalas pesan dan menunggu nya…, dan menghabiskan uang ku hanya untuk membeli hal yang seharus nya tidak penting untuk ku"
Luhan menyelimuti tubuh Tian-tian dengan handuk tersebut dan menarik handuk itu dengan cepat, dan memeluk tubuh Tian-tian sambil menepuk-nepuk pundak nya perlahan, hal yang sangat di perlukan oleh Tian-tian.., perlahan rasa amarah , kesal yang memuncak itu perlahan meredah, mata nya tertutup pelan.. menikmati tepukan beritme milik Luhan.
Suka… benar-benar suka dan nyaman.., hingga ingin rasa nya tangan ini ikut merangkul dirinya.., aku memerlukan nya.. sangat memerlukan nya.. hingga air mata ini hampir tidak terbendung lagi. Hangat.. tubuh Luhan sangat hangat dan besar.. benar-benar kokoh.. tempat bersandar terbaik
" Kau tidak perlu menjadi orang lain untuk di sukai lelaki seperti itu…, kau hanya perlu menjadi diri mu sendiri…, setiap wanita itu cantik dengan cara nya sendiri"
" Kau bicara apa? Aku tidak dengar" bohong.. Tian-tian mendengar jelas semua perkataan Luhan, ia hanya ingin mendengar kembali apa yang di katakana Luhan sekali lagi.. itu terdengar seperti pujian.
" Aku bilang .. kau hanya perlu menjadi diri mu sendiri.. walau seperti nya untuk khasus diri mu seperti nya sulit..hm.." Dan Luhan terlalu malu untuk mengulangi perkataan nya, ia melepaskan pelukan nya dan berjalan kedapur untuk mengambil air minum
" Tidak… seperti nya aku mendengar sesuatu yang lain…. ,perkataan setelah menjadi diri mu sendiri"
" Aku tidak mengatakan apapun selain itu"
"Apa itu tadi.., setiap wanita…" Tian-tian masih pura-pura bodoh dan berusaha untuk mendengar perkataan tadi
" Ya… itu berarti kau benar-benar mendengar semua nya" Kesal Luhan,
Tian-tian tersenyum sangat lebar melihat Luhan yang kesal " Terimakasih Luhan…" senyuman Tian-tian benar-benar tulus. Membuat Luhan hanya terpaku memandang wajah manis Tian-tian dan senyuman nya yang membuat dirinya melted.