Chereads / Terjepit Umur / Chapter 25 - Tertangkap Basah

Chapter 25 - Tertangkap Basah

" Andai saja Tian-tian melihat wajah nya saat itu.., aku benar-benar menikmat nya" Luhan mengulung lengan baju nya sambil berjalan senang

" Boleh ku tanyakan satu hal pada mu Luhan?"

" Apa?"

" Untuk siapa kau lakukan ini? diri mu atau Tian-tian?" tanya manager Li dengan makna yang sangat dalam

" Untuk apa kau tanyakan itu? Kau tau persis jawaban nya" Luhan berhenti berjalan dan menatap bingung manager Li

" Tidak…, aku rasa kau melakukan nya untuk diri mu sendiri…" Senyum manager Li dan berjalan melewati Luhan begitu saja.

***********************************************************************

" Tian-tian… kau tahu hari ini hari apa?" Luhan menyerumput kopi hangat nya di pagi hari itu sambil menatap kalender yang bewarna merah

" Selasa.." Tian-tian sibuk mengikat rambut nya sambil berbicara pada Luhan.

Luhan membalikan kepala nya menatap Tian-tian " bukan itu maksud ku… kau tahu hari ini tanggal merah?"

" Owh.. aku tahu… itu tanda nya upah ku akan naik dua kali lipat hari ini… , pengunjung akan sangat ramai hari ini.., jadi kau bisa memanaskan makanan di panci" Tian-tian terlihat buru-buru, ia mencari-cari karet rambut nya yang terjatuh..

Luhan berdiri dan mengambil karet tersebut, mendekati Tian-tian.. mengelus kepala Tian-tian dan sebelah tangan nya lagi memegangi tangan Tian-tian yang sedang memengang rambut nya yang telah rapi. Perlahan Luhan mengikatkan rambut Tian-tian yang sudah siap untuk di ikat.

Tian-tian menatap wajah Luhan yang memandang kearah rambut nya, sangat dekat.., hingga ia menyadari jika wajah nya memerah di balik kaca tersebut, dengan cepat Tian-tian memalingkan wajah nya , menjauh dari cermin.. agar wajah nya yang memerah tidak terlihat oleh lelaki yang berada di belakang nya.

" Apa .. yang kau lakukan Luhan?" tanya Tian-tian sambil sekali-kali mencuri pandang dari balik cermin

" Mengikat rambut mu…, kau tampak lebih baik saat rambut mu terurai…"

" Dan meninggalkan jejak di setiap mangkuk pelanggan" Lanjut Tian-tian.. yang menyatakan rambut nya akan rontok dan memasuki setiap mangkuk pengunjung.

" Kau tahu hari ini .. hari kunjungan orang tua? Kau tidak pulang menemui mama mu?"

" Asalkan tiap bulan lancar…, bagi ibu ku.. semua aman-aman saja tanpa harus mengunjungi nya.. bagaimana dengan mu sendiri?"

" Aku tidak punya orang tua…" Luhan masih menatap Tian-tian di depan kaca, memastikan ikatan rambut nya terlihat rapi.

Tian-tian yang dari tadi sibuk memalingkan muka, langsung menatap Luhan dengan tatapan kaget, dan merasa bersalah, ia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang Luhan. Mata nya masih menatap lelaki itu… merasa kasihan .. mungkin karena itu lah dia mencari cinta seorang ibu dengan mengencani para wanita itu?

" Jangan menatap ku seperti itu..? jangan mengasihani ku.. aku bahkan tidak merasakan apapun soal itu" Luhan langsung menutupi mata Tian-tian dengan tangan nya, karena terganggu dengan pandangan milik nya

" Maaf.., aku tidak tahu apapun " Tian-tian baru saja tersadar jika dia harus segera berangkat ke kantor, dia segera berlari mengambil tas nya di dalam kamar…, langkah kaki nya tiba-tiba terhenti.. tepat di meja kecil yang sangat penuh dengan barang-barang dan berkas. Mata nya melirik sebuah berkas amplop bewarna cokelat, dan langsung mengambil nya.

" Kau tidak sarapan?" Luhan berdiri di depan pintu kamar yang terbuka itu

" aku akan sarapan di perjalanan nanti.., sampai malam aku tidak berada di rumah, jadi pastikan rumah ini terjaga dengan aman"

" Tidak ada yang akan terjadi pada rumah ini… bahkan tidak ada yang tertarik untuk mendatangi nya.., kau tenang saja.. tempat ini paling aman dari pencuri… maka kau akan mendapatkan bantuan dari pencuri yang mengkhasiani mu"

" Aku sudah tidak punya waktu lagi…" Tian-tian berlari melewati lengan Luhan yang menyender di kusen pintu kamar, karena badan nya yang kecil dan pendek.. ia melewati nya dengan gampang.

" Ternyata ada untung nya bertubuh kecil " gumam Luhan menatap Tian-tian yang telah melewati nya dan membuka pintu rumah.

Tian-tian membuka pintu nya dengan sangat cepat.., ia melangkahkan kaki kiri nya keluar dari garis pintu, hingga tiba saja tubuh nya menegang kaku.. saat menatap ada seseorang yang tepat berdiri di depan nya, mata nya menatap lelaki tersebut.. dari kaki hingga kepala pria tersebut, tepat di depan nya, lelaki itu tersenyum sambil mengarahkan tangan nya untuk mengetuk pintu

" kebetulan sekali … aku baru saja mau mengetuk pintu .. dan kau sudah membuka kan nya"

Tian-tian menahan nafas nya dalam-dalam, sedalam mungkin hingga urat-urat di leher nya menonjol keluar, ia menarik lagi kaki kiri nya yang keluar dari garis pintu dengan sangat perlahan, dan menutup pintu dengan gerakan slowmotion, mengunci nya perlahan…, ia membalikkan badan sambil menyenderkan tubuh di depan pintu yang tidak tahu apakah kuat menahan bobot tubuh nya, dan menggigit kepalan jari nya untuk menahan teriakan yang hampir keluar dari mulut nya.

" Kau kenapa?" Tanya Luhan bingung.. dan mendekati Tian-tian yang sibuk memberikan tanda pada Luhan untuk tidak berisik, ia terus saja meletakkan jari telunjuk di depan bibir nya dan mengusir Luhan.

" Jie jie? Kau tidak akan membuka kan pintu untuk ku?"

Tian-tian berlari langsung ke Luhan dan menutup mulut Luhan sambil berjinjit dia membisikan kata-kata yang membuat tubuh Luhan ikut menegang. " Adik kandung ku di depan pintu" bisik Tian-tian.

" Apa yang harus ku lakukan?" Tian-tian masih terus berbisik, jantung mereka berdua berdetak saling menyaut.

" Aku hitung sampai tiga jie.. jika kau tidak membuka nya… aku akan menendang pintu ini"

" Se.. Sebentar…." Tian-tian langsung mengambil seluruh barang Luhan, di bantu dengan Luhan.. membuang nya keluar apartemen… hal itu yang terpikirkan oleh mereka berdua. Luhan hanya dapat menatap perlahan-lahan seluruh barang nya berterbangan.. dan pasrah dengan hal itu.

Tiba-tiba saja Luhan merasakan sensasi aneh di bawah kaki nya , sebuah sentuhan yang membuat bulu kuduk nya berdiri.., ia menatap kearah sensasi tersebut, dan mendapati Tian-tian memeluk kaki nya, sambil berusaha sangat kuat untuk mengangkat nya, beberapa kali ia mengangkat tubuh nya.

" ya.. ya.. ya.. apa yang kau lakukan?" Luhan berbicara dengan sangat pelan

" Membuang mu.., kau tidak ingin menyusul barang-barang mu?"

" Kau ingin aku mati?"

" Lebih baik kau mati dari pada aku di bunuh ibu ku" Jawab Tian-tian polos.

Braaaak...…

Suara sangat besar terdengar.. , mereka berdua menatap suara tersebut… dan menemukan jika pintu itu sudah tidak lagi berada pada posisi nya.., mereka bertiga saling menatap.. jantung mereka berdua serasa sudah tidak berdetak lagi…. Tertangkap basah..