" Dia bahkan tidak menghubungi ku sama sekali untuk meminta maaf" Tiba-tiba Tian-tian kembali teringat kejadian tadi dan merasa kesal sendiri.
" Berikan ponsel mu?" Luhan mengulurkan tangan nya menadah kea rah Tian-tian
" Kau akan menelpon nya? Memaki nya untuk ku?" dengan polos nya Tian-tian meletakkan ponsel di tangan Luhan dan mempercayai nya seratus persen. Lelaki itu akan membantu nya meluapkan perasaan nya.. memikirkan nya saja sudah membuat Tian-tian tersenyum kecil
" Tidak.., itu hanya akan menghabiskan tenaga dan waktu ku" Luhan mengangkat tinggi-tinggi ponsel Tian-tian, di ikuti arah bola mata Tian-tian yang terpaku menatap ponsel nya di angkat ke udara setinggi mungkin
" Yang perlu kau lakukan adalah melupakan nya…, karena dia tidak penting untuk di ingat" Luhan membanting ponsel Tian-tian dengan kuat.. kedinding.., pupil mata, retina serta syaraf bola mata Tian-tian langsung bergetar , berkedut-kedut.. hingga ia merasa mata nya mulai berkunang-kunang dan menangkap gambar yang salah dengan apa yang ia lihat.
Ponsel tua itu menghantam dinding dengan sangat kuat.. hingga mendarat sempurna di lantai dengan keadaan lcd yang pecah seribu dan penyot hingga membentuk lipatan dua. Tian-tian masih terpaku menatap ponsel nya di lantai.. ia kehilangan kata-kata… hal terbodoh yang ia lakukan adalah mempercayai lelaki yang ada di depan nya
" Dengan begini dia tidak akan dapat menganggu mu.. dan kau juga tidak akan dapat menghubungi nya kembali.
" Luhan…" Suara Tian-tian hampir tidak terdengar.. " Kau hanya perlu memblokir nomor telpon nya…" Tian-tian terduduk lemas sambil merangkak kearah ponsel nya, bergetar memegang ponsel nya yang telah tiada.
" Ah… benar juga.., aku tidak berpikir sejauh itu tadi" Luhan mengaruk kepala nya, sadar tindakan nya berlebihan.. tapi ia tidak menyadari seberapa menderita Tian-tian
" Di bandingkan dengan lelaki itu…, tinggal dengan mu jauh lebih buruk" Teriak Tian-tian yang hampir menangis karena kantong nya akan terkoyakan.
" Tian-tian ah.., apa kau pernah mendengar itik buruk rupa?" Tanya Luhan
" Siapapun pasti akan tahu akan cerita itu.., ada apa dengan nya?"
" Bagaimana menurut mu tentang itu? Apa yang kau dapatkan dari cerita itu?"
" Seseorang yang harus merasakan proses sebelum berubah menjadi cantik…, ia harus melewati semua proses sampai suatu saat dia benar-benar menjadi sangat indah"
" Salah….,di jaman sekarang.. kau hanya perlu menggunakan make up untuk menjadi cantik" Tawa Luhan
" Maksud mu… aku adalah si itik buruk rupa itu!!!! Sialan.." Tian-tian melempar baju-baju Luhan yang tergantung di pengeringan kea rah nya karena kesal. Dan Luhan sibuk tertawa sambil menghindari lemparan Tian-tian. Ia melompat kesana-kemari di ruangan kecil tersebut.. hingga terakhir tidak ada lagi benda yang bisa Tian-tian lempar.. dan menemukan vas bunga tua yang berada di dekat nya.. dan mulai mengangkat vas tersebut
" Tu.. tunggu dulu…" Luhan langsung berlari kearah Tian-tian dan menahan tangan Tian-tian " kenapa kau semakin menyeramkan? Harga vas bunga antic itu sangat mahal.. kau bisa menyesali nya nanti"
" Oh…" Tian-tian menurunkan vas bunga nya kembali kemeja, dan tiba-tiba saja dia teringat ponsel yang di hancurkan oleh Luhan dan kembali mengangkat vas bunga tersebut " jika ponsel saja aku berani untuk mengganti.. apa lagi hanya sebuah vas"
" Tunggu….!!!!! " Luhan langsung menaiki nada suara nya dan mengeluarkan sesuatu dari balik sofa yang sekaligus tempat tidur nya, sebuah kotak kecil.., ia baru menyadari jika Tian-tian memiliki sisi pendendam yang menggerikan. Luhan berdiri didepan Tian-tian dan membukakan kotak tersebut
" untuk mu…" tutup kotak tersebut terbuka dan memperlihatkan sebuah benda kecil bewarna hitam
" i.. ini untuk ku?" tanya Tian-tian.
Bagaimana bisa ia dengan cepat mengubah ekspresi wajah nya.. dari kesal menjadi kaget.. dan tidak percaya.., padahal dia memang mengharapkan diri ku untuk menggantikan nya " ponsel mu sudah terlalu tua… sudah saat nya menggantikan yang baru"
Tangan Tian-tian menyentuh ponsel tersebut , wajah nya terlihat lebih cerah daripada tadi , tiba-tiba tangan nya terhenti dan kembali menarik nya " Apa yang kau ingin kan? Ini pasti tidak gratis, tidak ada yang gratis di dunia ini" aku tidak ingin dengan bodoh mempercayai nya kembali..
" Wah…bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Aku memberikan mu dengan sangat tulus.., bukankah ini juga yang kau harapkan? Aku mengganti ponsel mu"
" Tidak…, aku hanya berpikir.. kau seharus nya meminta maaf pada ku.. atas kejadian itu.. tapi kau sama sekali tidak mengatakan apapun ataupun merasa bersalah atas tindakan mu. aku tidak mengharapkan kau menggantikan nya.. karena aku tahu kau miskin…"
Deg.. deg.. deg
Jantung Luhan berdetup pelan tapi setiap detupan memiliki tendangan yang kuat.. hingga ia bisa menyadari jika ia memiliki jantung yang kuat. Perkataan Tian-tian membuat nya merasa takjub.. , wanita di depan nya benar-benar orang yang memiliki hati tulus.. , di antara semua.. dia hanya memerlukan perkataan… " Maaf"