" Manager Li ayo kita beraksi" Luhan menggunakan pakaian jas nya dengan sangat rapi.., bahkan rambut nya pun di sisir dengan sangat rapi, beda dari biasa nya, ia memilih jam tangan yang terlihat sangat mahal untuk orang awam.., mereka berdua berdiri di samping mobil milik Luhan sambil menatap kesatu arah.. dan memutuskan untuk berjalan kearah tersebut.
" Sudah ku tunggu.." Manager Li mengibaskan kemeja saat memulai langkah pertama nya, kedua lelaki itu berhasil mencuri perhatian orang-orang di sekitar nya, sangat tampan dan kaya.. itu pikiran mereka.
Mereka berdua memasuki sebuah hotel yang termasuk berbintang empat, bukan selera Luhan untuk memasuki bintang empat tapi ada sebuah misi yang ingin dia lakukan, tepat di depan resepsionis.. mereka memesan kamar termahal yang ada di sana.., kecurigaan orang-orang makin besar.. ketika menatap manager Li yang memiliki wajah rupawan dan Luhan memesan kamar termahal hanya untuk mereka berdua… apa yang akan di lakukan dua lelaki itu di dalam kamar mahal dan privat.., resepsionis tersebut sempat menelan air ludah nya ketika menyadari fakta tersebut..
Seorang pengawai mengantarkan mereka menuju ruangan tersebut, dan membukakan pintu, pemandangan serta fasilitas yang di tawarkan tidak lah buruk.. malah sangat luar biasa, namun tidak untuk Luhan, mereka berdua langsung merancangkan aksi nya.
" Aku punya sedikit penyakit kebersihan.. aku punya alergi terhadap sesuatu yang kotor.. karena itu aku akan memastikan semua nya sangat bersih.., manager Li kau boleh memulai nya" Luhan langsung memakai sarung tangan dan masker n91, begitu pun dengan Manager Li. Pengawai tersebut terdiam sejenak, ia mencengkram kedua tangan nya sendiri.. dengan perasaan penuh harap.. tidak ada apapun yang akan terjadi.
Manager Li mengeluarkan lampu infrared yang memang khusus di buat untuk mendektesi bateri, dan kuman, lampu di kamar di matikan, Manager Li mulai berkeliling ruangan untuk mendektesi semua nya.
" Sungguh sangat menjijikan.. bagaimana bisa di sini sangat berdebu?" Luhan menyentuh ujung terdalam dari ranjang tersebut dan memperlihatkan sarung tangan nya yang penuh debu.
" Bahkan gorden ini sungguh banyak kuman.." Teriak Manager Li " kapan terakhir kalian membersihkan gorden ini?"
" Aku sudah membayar uang cash untuk tinggal sehari di sini.. dan ini adalah kamar termahal yang kalian punya? Apa kalian sedang bercanda dengan ku?" Bentak Luhan
" Ma.. maafkan kami…, kami akan kembali membersihkan nya kembali.., mohon waktu nya untuk menunggu … kami akan membersihkan nya sebersih mungkin" lelaki itu langsung berlari kebawah dan memanggil cleaning service mereka.
Setelah menunggu setengah jam pembersihan , mereka berdua kembali menaiki ruangan tersebut, dan sekali lagi mereka memeriksa nya dengan menggunakan lampu khusus. Mereka berdua akan terus mencari kesalahan-kesalahan kecil dengan sengaja dan dengan kesenangan yang luar biasa.
Manager Li berhenti di sofa dan langsung menatap cleaning service tersebut dengan tatapan mengerikan, hingga beberapa cleaning service tersebut tidak berani menatap nya dan menundukan kepala nya, sambil mulut berkomat-kamit membacakan sesuatu.. entah itu mantra, doa, atau umpatan kebenciaan
" Panggilkan manager kalian ke sini.." lanjut Luhan
" Anu pak.. jika masih belum memuaskan anda…, kami bisa kembali…"
" Ssstttt…" Luhan memotong perkataan lelaki tersebut " kalian tidak akan pernah bisa… , karena itu panggilkan manager mu.." benar.. kalian tidak akan pernah bisa.. karena yang kami perlukan adalah manager kalian
" Tapi .. pak"
" Manager…" Jawab Luhan singkat.
Pengawai tersebut saling menatap ketakutan, namun mereka tetap mengikuti perintah Luhan dan memanggil manager nya untuk datang menyelesaikan masalah. Langkah manager tersebut mantap sambil memperbaiki jas nya.., senyum Luhan terhias begitu melihat manager itu datang dengan muka serius,masih dengan perlengkapan yang ia gunakan.., Luhan mendekati manager tersebut.
" Maaf pak.. saya telah mendengar nya dari pengawai saya. Saya akan mengganti kamar anda.. dan membersihkan nya dengan sangat bersih" Manager tersebut bicara sambil tersenyum " berikan kami sedikit waktu.."
" Ah.. aku sudah mendengar perkataan tersebut sebelum nya.., benarkan manager Li?"
" Kali ini kami akan bersungguh-sungguh mengecek semua nya hingga membuat anda tidak meragukan pelayanan hotel kami"
" Bersungguh-sungguh? jadi sebelum nya kalian hanya bermain-main dengan uang ku? " Luhan membesarkan mata nya.. seolah-olah kaget.
" Maksud ku bukan seperti itu.."
" Ssst…" Sekali lagi Luhan memotong pembicaraan nya , berjalan mendekati Manager tersebut, tangan nya terulur sambil memegang sebuah plat yang tergantung di sebelah kiri jas nya " Wang che…, kau tahu.. aku punya alergi yang sangat berat.., jika alergi ku kumat.. kau bahkan tidak punya waktu untuk membawa ku kerumah sakit.., bagaimana bisa.. kamar semahal ini hanya akan di bersihkan ketika ada seseorang seperti ku datang.., atau memang hotel ini tidak pernah membersihkan nya? Cukup terlihat bersih oleh mata telanjang.., cukup terlihat rapi.., dan cukup untuk menghemat biaya pembersihan.."
" Tidak seperti itu pak.. kami selalu membersihkan kamar kami mimimal sehari sekali.., kami akan menyenprotkan disenfektan di seluruh ruangan dan mengganti semua nya dengan kain baru dengan teknologi pemanasan yang akan mematikan semua bacteria, kuman dan jamur"
"Kau sendiri yang akan melakukan nya untuk ku? Karena aku tidak percaya dengan tim kebersihan mu…, aku telah memberikan kesempatan mereka untuk membersihkan sekali lagi… namun apa yang ku dapat..? aku bahkan tidak berani untuk duduk di sini.. walau kaki ku sudah sangat pegal.., bagaimana? Aku memberikan mu sekali lagi kesempatan.. tapi aku ingin kau yang melakukan nya"
Wang che perlahan menarik nafas nya yang terasa berat ketika mendengar perkataan tersebut, ia mengepalkan kedua tangan nya yang tersebunyi di belakang punggung nya,ia menahan amarah, kesal dan penghinaan menurut nya.., seorang manager melakukan tugas pembersihan..ia merasa harga diri nya sekarang di injak-injak.. di depan pengawai nya. Tapi jika ia tidak melakukan nya.. ia akan kehilangan omset yang sangat besar untuk menutup poin. Kepala nya terus berpikir.. hampir sebagian besar dari diri nya menolak untuk melakukan nya..
" Baik.. akan ku lakukan"
" Bagus.., aku akan menunggu mu" Luhan tersenyum sangat lebar.. dan memperhatikan Wang che dengan langkah berat mulai membuka seprai dan semua kain..,ia merasa sangat puas dengan apa yang ia lihat.
" Pak Luhan…, kamar anda sudah saya bersihkan sepenuh nya.." Wang Che bercucuran keringat, jas nya yang tadi rapi.. telah hilang dari tubuh nya, dasi merah gelap itu telah longgar dari ikatan nya, kemeja yang tadi nya rapi terlihat semerawut, ia juga menggulung lengan kemeja nya yang panjang
" Oke.. aku percaya pada mu… aku tidak akan memeriksa lagi.. tapi tiba-tiba saja aku berubah pikiran untuk menginap di sini.., seperti nya bintang lima memang lebih top"
Wang Che langsung naik darah.. ia langsung berjalan mendekat ke Luhan.. sangat cepat.
" Tunggu.. aku belum selesai" Tangan Luhan menghentikan langkah Wang che " Aku akan tetap membayar nya…" Luhan mendekat kan wajah nya ke samping wajah Wang Che " kau boleh menggunakan hasil kerja keras mu… upah bersih-bersih mu" Luhan menarik wajah nya menjauh kembali dan tersenyum sangat lebar.
" Ah… kau mungkin berpikir begitu sial bertemu dengan ku. Kau ingat seseorang bernama Tian-tian?"
" Tian-tian? Ah…" Wang che mulai mengingat nya
" Seperti nya kau sangat senang bermain-main dengan wanita.. tapi kali ini kau salah mempermainkan orang.., aku juga sangat suka sekali bermain-main…., aku hanya memberi istri ku sedikit kesenangan untuk bermain –bermain dengan lelaki lain… tapi dia seperti nya tidak terlalu pandai….dan menemukan orang berengsek seperti mu." Luhan menyerah kan kartu nama nya, dan Wang che langsung menatap nya… tertulis Ceo di sebuah perusahaan yang tak mungkin orang tidak mengenali nya
"Jangan pernah mempermainkan istri ku.. Tian-tian.., kali ini aku hanya membuat mu membersihkan kamar.. besok.. bisa jadi aku akan membeli hotel ini.." Luhan dan manager Li langsung berjalan pergi meninggalkan Wangche yang mulai gemetar karena rasa amarah, takut, malu, semua orang melihat mereka bertiga dan mendengar