" Owh… kau sudah pulang Luhan? Aku baru saja memanaskan bubur jagung" Tian-tian sedang membereskan meja lipat kecil mereka.
" Tidak…, aku baru saja makan…" Luhan menatap sup beras jagung di atas meja lipat kecil dan kehilangan selera makan begitu saja
" Benarkah? Padahal aku baru saja di beri cakwe.., masih hangat dan garing.. cocok sekali untuk di makan dengan bubur di cuaca begini" Tian-tian mengoyangkan sangkek yang berisi cakwe di depan Luhan..
" Tidak.. kau makan saja semua nya.." Luhan menyingkirkan sangkek tersebut dari depan nya.
Tian-tian menatap Luhan dari atas sampai bawah dan menyadari suatu hal.." Luhan…" Nada suara Tian-tian berubah.. lebih berat dan terdengar waspada
Luhan terdiam sebentar ketika mendengar nada suara yang terdengar berat dan mengancam " Baik… baik… aku akan memakan nya.. kau tidak perlu mengeluarkan suara seperti itu" Luhan segera berbalik menatap Tian-tian
"Dari mana baju mu itu…? Itu terlihat mahal.."
" Ba.. baju?" Luhan menatap pakaian nya dan menyadari jika dia lupa untuk mengganti pakaian nya.. dan terkutuk lah kau manager Li.. kau bahkan tidak mengingatkan ku tentang hal ini.. jelas-jelas aku sudah menyuruh mu untuk menggingatkan ku..
" Luhan ah…" Tian-tian mendekati Luhan, ia memutari Luhan dan memperhatikan setiap detail nya. Baju ini sangat pas dengan tubuh nya.. dan dia menawan menggunakan nya.., pantas saja para wanita itu rela membayar nya. Wajah nya yang rupawan.., tubuh yang bagus.., dia terlihat seperti orang kaya sungguhan. Tian-tian mengangguk-anggukan kepala nya sendiri
Luhan menelan ludah.. ia semakin gugup ketika Tian-tian mendekati nya dan memutari nya.. , pikirkan apa yang harus ku katakan soal pakaian ini.. " Tian-tian.. ini tidak seperti yang kau pikirkan.. soal baju ini.. aku hanya.."
" Ssstttt… kau tidak perlu malu Luhan..,aku tahu.. kau tidak perlu mengatakan nya" Tian-tian memengang jas Luhan, dan merasakan tekstur bahan pakaian tersebut
" Kau.. tahu kalau aku…" Luhan mengeluarkan keringat dingin ketika mendengar bahwa indentitas nya di ketahui.., belum sempat Luhan menyelesaikan perkataan nya , Tian-tian telah memotong nya
" Luhan ah.. aku tahu mereka membayar mu dengan harga tinggi… tapi apa kau tidak berniat untuk mengubah profesi mu? masih banyak pekerjaan yang dapat kau lakukan.. kau bisa mencuci piring atau apapun"
" Hah?"
" wah.. lihat jam tangan mu.. ini terlihat mirip dengan bos ku.., berapa kau di bayar ? mereka membayar mu perjam?"
" Tunggu.. apa maksud perkataan mu?"
" Kau senang yang seperti apa….? Kalian berfantasi?" tian-tian langsung mengelus bahu dan lengan nya , merinding ketika mengatakan fantasi.., pikiran nya tiba-tiba saja membayangkan fantasi yang sedikit menjijikan
" Fan… fantasi?" Luhan memiringkan kepala nya karena bingung.. namun bersyukur karena Tian-tian sedikit bodoh.. tidak menyadari hal yang penting
" Apa kau menikmati nya..? apa itu berfungsi dengan baik?" Tiba-tiba saja Tian-tian menjadi penasaran.. mata nya menatap kearah bawah milik Luhan. Luhan mengikuti arah mata Tian-tian dan menyadari tatapan nya berada tepat di milik nya .., membuat Luhan juga menatap milik nya , dan berpikir tentang apa yang di katakana oleh Tian-tian.
Bodoh nya.. mereka berdua menatap di sana cukup lama.., satu sama lain sedang berpikir , asyik dengan pikiran nya sendiri-sendiri..,mereka tersadar dan saling tatap.., Luhan segera menutup selangkangan nya..
" Ya… apa yang kau lihat!!!"
" Maaf… aku tidak bermaksud.." Tian-tian menutup mata nya dengan kedua tangan dan mengelengkan kepala nya dengan cepat. Memurnikan kembali pikiran nya
" Apa yang kau pikirkan? Kau pikir aku serendah itu.. hingga menjadi pelayan nafsu mereka…"
" Jadi.. maksud mu. mereka yang melayani nafsu mu?" Mereka langsung terdiam ketika kata-kata itu meluncur mulus dari mulut Tian-tian
" Ya….!!!!!! Kau gila.. aku tidak mungkin bekerja seperti itu…"
Tring… Tring… suara ponsel Tian-tian berbunyi..
" Tunggu… " Tian-tian mengangkat telp nya.
" Hallo mama…, ada apa menelpon ku?"