Bayar woi! Bukan pake duit, tapi pake vote! Selamat membacaaa!
_______________________________________
"CYANEEEE !!! ITU APAAAA !?!?"
*Wuuuusss*
*Bletak!*
*Brugg*
Aku melompat ke hadapan Cyane. Lalu kujitak kepala Cyane dengan kuat sampai dia jatuh menungging di lantai. Dagon tidak akan terluka hanya dengan jitakan selevel itu.
"Adudududuh... Sa-sakit, Tuan Arka... Te-terima kasih!"
Apa yang sudah dilakukan ikan laknat itu? Kenapa restoran di aula Guild ini jadi berantakan seperti ini!? Dan, itu... Kenapa bisa ada tumpukan kotoran sapi?
"Kenapa kamu ngancurin restoran ini!? Aku harus membayar kerusakan yang kamu bikin kan jadinya... Aduhhh."
"Hihihi... Yang dipikirin Arka cuman biaya perbaikannya aja. Coba tanya baik-baik dulu alasannya kenapa bisa jadi begini..." Ren memberiku saran.
"Tuan Arka, mereka yang duluan memulainya. Tuanku bisa tanya Aesa..." Kata Cyane sambil menggosok-gosok kepalanya yang kujitak tadi.
"I-iya, Kak Arka... Mereka yang me-menggoda kami duluan..."
"Oh, gitu... Ya udah, gih bayar minuman kalian. Aku mau ganti rugi kerusakan meja, kursi, dan jendelanya." Kataku sambil memberi sekeping Balvaran Gold (BG) dari kantong celanaku.
"Ini, Arka." Ucap Ren sambil memberikanku sekantong BG.
"Thanks ya, Ren."
Aku berjalan ke arah meja Admin Guild untuk membayar ganti rugi perbaikan restoran. Semua orang melihatku berjalan, dengan ekspresi takut bercampur bingung. Mereka tercengang. Kenapa mereka? Padahal aku tidak melakukan apa-apa terhadap mereka.
"Halo! Berapa kira-kira biaya perbaikan semua kerusakan yang dibuat teman saya?"
"Hii-! Eh- ma-maaf, Tuan... S-s-sebentar s-saya hitung..."
Sampai Admin Guild pun ketakutan melihatku. Padahal aku tak melakukan apapun! Cyane lah yang merusak semuanya...
"Te-terima kasih sudah menunggu, Tuan... I-ini perkiraan bi-biayanya..." Kata Admin Guild sambil memberikan kertas bertuliskan perhitungan biaya perbaikan.
"Ok, berarti ini cukup."
*Criik*
Aku meletakkan segenggam BG yang kuambil dari kantong yang diberikan Ren barusan, di atas meja.
"I-ini t-t-terlalu banyak, T-Tuan!"
"Sisanya kalian bagi-bagi saja."
"Te-terima kasih banyak, Tuan!"
Aku tak menghiraukan Admin itu lagi, langsung berjalan menuju pintu guild.
"Yosh, ayo kita berangkat ke perbatasan!"
"""Ok!"""
Kami akan menyelesaikan Misi Khusus terkait pemberantasan Sindikat Perampok Perbatasan antara Balvara dan Elysium ini dengan secepat mungkin, lalu mengambil misi lainnya.
Karena kami sudah menjadi Petualang Plat Diamond, kami memiliki kebebasan tak terbatas lagi dalam memilih misi di Guild. Dengan kata lain, kami bisa mengambil misi apapun yang kami inginkan. Perkara meningkatkan Plat Petualang Aesa dan Cyane agar bisa menjadi Diamond juga, itu urusan belakang.
Karena ada hal lain yang ingin kudapatkan terlebih dahulu.
***
Setelah kepergian Dark Edge dari Aula Guild...
"Shina! Bagi aku duitnya!"
"Aku juga mau!"
"Aku juga! Aku juga!"
"Nanti duluuuu! Kita hitung duluuu terus dibagi rata!"
Para Admin Guild dan Petugas Guild lainnya berebutan sisa BG yang diberikan oleh Arka tadi. Bagaimana tidak? Biaya perbaikan paling hanya seperempat dari jumlah BG yang diberikan oleh Arka.
"Oi... Kau lihat Petualang Plat Diamond yang baru tadi?"
"Siapa dia?"
"Ada desas-desus yang kudengar, bahwa terdapat sebuah Party Petualang yang dengan mudah mengalahkan serangan ratusan ribu massa Demihuman yang dulu menyerang Arvena. Jangan-jangan, itu mereka?"
"Tidak ada yang bisa memastikan. Karena sekelompok orang itu diberitakan bahwa semuanya memakai topeng hitam."
"Terlepas dari sekelompok orang bertopeng hitam... Siapapun mereka, aku yakin kekuatan mereka sangat besar."
"Ya. Kau lihat kan itu? Setumpuk korban di pihak Petualang Plat Gold akibat dihajar oleh seorang perempuan dari ras manusia ikan?"
"Apakah Petualang Plat Diamon memang sekuat itu?"
"Kau lupa? Dua orang perempuan tadi hanyalah plat Iron dan Copper!"
"A-ah... Kau benar. Dan yang turun tangan hanyalah yang Plat Iron, sudah seperti ini jadinya."
"Dan pria tadi itu, kau lihat? Dengan sekali pukul saja, perempuan yang menghajar dua puluhan Petualang Plat Gold barusan, langsung kalah!"
"Apa Tuan Rogard dan Tuan Erazor sekuat itu juga?"
"Aku tidak tahu..."
"Menurutku, mungkin mereka sekuat itu?"
"Kalau menurutku, mereka berdua tidak sekuat orang-orang barusan."
"Tapi yang jelas, mereka tidak lebih lemah dari Tuan Rogard dan Tuan Erazor."
"Kalau itu... Aku tak bisa membantahnya..."
Tak berapa lama, Erazor dan Rogard berjalan turun dari tangga yang menuju lantai 2 Guild. Dan semua orang terkejut melihatnya.
Erazor dan Rogard berbicara dengan suara pelan yang hampir berbisik.
"Oi, Rogard... Sialan kau. Kenapa aku yang harus menguji 2 orang dan kau hanya 1?"
"Hehehe... Erazor... Jujur, aku takut. Aku sudah melihat kekuatan mereka sebelumnya. Lebih dari apa yang kau sudah lihat. Kalau bukan karena formalitas, aku sudah akan menyerah sebelum sesi Pertarungan Uji Coba dimulai."
"Ya... Aku juga. Aku harus menguji 2 orang gadis dengan kekuatan yang tidak waras. Bahkan gadis Merchant itu... Ahh... Aku tidak ingin mengingatnya. Harga diriku hancur jika mengingat itu..."
"Ya... Ya... Aku paham maksudmu. Bahkan pedang kualitas tertinggi milikku dibuat bengkok oleh Arka karena menahan pukulan tangan kosongnya. Untung dia mau meluruskan lagi pedangku yang sudah dibengkokkannya tadi."
"Demon Crusher itu, kan!? Ahh... Sudahlah. Semakin diingat akan membuat kita semakin stres. Ayo kita bergegas ke tempat Priest terdekat untuk menyembuhkan luka dan memar di tubuh kita dulu..."
"Ya. Aku juga berpikir yang sama. Ahh... Kenapa mesti kita yang menguji mereka? Seandainya aku kemarin segera berangkat mengerjakan misi baru..."
"Haha... Aku malah baru pulang dari misiku, Rogard..."
Lalu mereka pergi meninggalkan Guild untuk menemui Priest. Wajah mereka dipenuhi luka dan memar yang sudah dibersihkan agar tidak terlalu kotor oleh darah dan debu.
"Itu tadi... Tuan Rogard dan Tuan Erazor? Dua Petualang Plat Diamond yang sangat disegani di Kerajaan Balvara?"
"Mereka... Babak belur?"
"Apa yang mereka lakukan sampai seperti itu?"
"Jangan bilang kalau... Mereka babak belur karena menguji Petualang Plat Diamond yang barusan itu?"
"Ha? Bukannya Ujian Kenaikan Tingkat Petualang bagi Plat Gold masih 4 bulan lagi?"
"Benar..."
"Mungkin mereka babak belur seperti itu karena misi mereka yang sebelumnya?"
"Ah, tadi pagi aku melihat mereka masih baik-baik saja..."
"Entahlah... Hari ini benar-benar hari yang aneh..."
***
"Untung yang nguji tadi Paman Erazor dan Paman Rogard, yah!" Ujar Syla.
"Hahaha... Iya... Mereka tadi nggak serius kayaknya." Kata Ren.
"Masa di tengah-tengah tadi Paman Erazor nyerah..." Ren berkata dengan nada yang sedikit kecewa.
"Hehe... Mereka memang nggak serius kok itu..." Ucap Ren menanggapi Syla.
Kami sudah berada di Hutan Goturg. Dekat dengan perbatasan Balvara dan Elysium. Kami melihat ribuan pasukan dari Kerajaan Elysium sudah mulai bergerak dari camp mereka menuju Hutan Zurg dan Hutan Goturg.
"Darkness Sense.... Di sana ada lebih dari 50 orang. Kayaknya mereka di dalam gua."
Aku melacak keberadaan banyak orang yang kurasa agak ganjil di sekitar Hutan Goturg ini. Aku bisa melebarkan panca inderaku dengan menggunakan dark magic. Jarak maksimal yang bisa kujangkau adalah radius 1 km.
Kami berlari menuju lokasi tersebut. Aesa yang sudah mendapatkan efek blessing Dark Alliance dan Dark Vassal, sudah bisa mengikuti kecepatan lari kami walaupun masih sedikit lebih lambat. Dua buah Blessing ini memberikan tambahan pada seluruh status mereka sebanyak 15% dari maksimum total Int milikku.
Aku memiliki lebih dari 1.000 poin Int. Berarti semua status Aesa dan Cyane sudah bertambah sebanyak lebih dari 150 poin. Andaikata Aesa baru level 10, dengan dua Blessing tadi, maka sekarang Aesa sudah memiliki kekuatan setara orang dengan level 160.
Padahal maksimum level manusia biasa di dunia ini hanyalah 100. Yang bisa melebihi level 100 hanyalah Hero dan orang-orang tertentu yang diberkati Dewa-Dewi. Eh? Syla, Ren, dan Ruby udah level berapa, ya sekarang? Nanti sajalah kutanyakan setelah sampai kamar. Tapi aku bisa melihat status Ruby.
"Perlihatkan status."
******
Nama : Arkanava Kardia
Ras : Manusia
Kelas : Darkness Doctor (Anti-Hero)
Level : 103 (Silver)
Str : 111 +153
Int : 999 (Max) +25 +153
Dex : 96 +153
Agi : 105 +153
Vit : 103 +20 +153
Blessings
1. Nyx's Blessing : Memiliki potensi dark magic yang sangat tinggi.
2. Multiverse Language : Dapat memahami dan berbicara dengan menggunakan semua bahasa yang ada di seluruh alam semesta.
3. Dark Heart : Kemampuan memanipulasi energi dark magic di dalam tubuh untuk menjadi apapun yang diinginkan.
4. Dark Alliance : Semua anggota party termasuk pemilik blessing ini, mendapatkan tambahan seluruh status sebanyak 10% dari total magic power pemilik blessing.
5. Dark Vassal : Semua pengikut, bawahan, dan pasukan, mendapatkan tambahan pada seluruh status sebanyak 5% dari total magic power pemilik blessing. Dark Alliance mendapatkan tambahan 5% lagi.
6. True Dragon's Shadow : Memiliki kemampuan untuk melakukan necromancy dan curse. Seluruh anggota party mendapatkan Eternal Youth.
Skills
1. Darkness Grip : Manipulasi dark magic untuk mencengkram target dari jarak jauh.
2. Darkness Creation : Manipulasi dark magic untuk menciptakan sebuah benda.
3. Darkness Sense : Manipulasi dark magic untuk meneruskan panca indera pemiliknya.
4. Darkness Enhancement : Manipulasi dark magic menyelubungi seluruh tubuh dengan lapisan energi dark magic untuk meningkatkan Str, Agi, Dex, dan Vit secara sangat drastis sesuai dengan kekuatan dark magic yang dimiliki.
5. Darkness Reins : Manipulasi dark magic untuk mengendalikan, mengintervensi, dan menguasai seluruh bagian fisik dari makhluk hidup atau sisa makhluk hidup targetnya.
6. Defective Natural Element Magic : Kemampuan natural magic yang rusak dan tak dapat dikembangkan.
7. Basic Swordplay - Katana
8. Advanced Medicine.
9. Teleportation Gate.
10. Devil's Glare : Skill curse yang membuat semua makhluk yang menatap pengguna skill menjadi ketakutan dan tunduk kepada pengguna skill.
11. Death Fate : Skill Curse yang memberikan kematian instan kepada makhluk non-undead dengan persyaratan yang ditentukan pengguna skill.
12. Raise Zombie: Necromancy untuk membangkitkan Zombie
13. Raise Death Knight: Necromancy untuk memanggil Death Knight.
14. Deep Slumber: Skill Curse yang membuat targetnya tertidur dalam.
Pet
Nama : Ruby Cimot
Ras : Naga Api
Level : 95
Str : 100 +153
Int : 101 +5 +153
Dex : 79 +153
Agi : 91 +153
Vit : 104 +153
Skills :
1. Fire Breath : Menembakkan bola api dari mulut.
2. Mega Flame : Menyemburkan api besar yang padat energi secara terus-menerus dari mulut.
3. Human Transformation : Mengubah wujud menjadi menyerupai manusia.
4. Dragon Transformation : Mengubah wujud menjadi naga berukuran kecil.
5. Full-Scale Dragon Transformation : Mengubah wujud menjadi naga berukuran besar.
6. Darkness Alliance (Pet).
7. Cursed Dragon Fist : Skill pukulan dengan ledakan energi dark magic yang sangat kuat, ketika mengenakan Cursed Dragon Claw.
******
Bah! Statusku sama sekali tak berubah! Ruby naik 1 level. Oh, jadi nama skill pukulan Ruby yang kuat itu adalah Cursed Dragon Fist. Tapi skill itu sepertinya merupakan skill bawaan dari senjata knuckle Cursed Dragon Claw yang diberikan oleh Vioraze dulu.
Sudah lama aku tidak melihat statusku.
Dan kami sudah sampai di sebuah bukit yang kuduga merupakan lokasi gua persembunyian para Perampok Perbatasan.
"Darkness Sense."
Ah, di sana pintu masuknya. Lumayan cerdik juga mereka dalam mengkamuflasekan pintu masuknya.
Pintu masuknya berada di balik air terjun, tertutup rapat dengan batu besar, dan disembunyikan secara natural dengan semak-semak rapat yang terbuat dari tanaman rambat yang masih hidup.
Orang awam hanya akan melihatnya sebagai dinding batu yang ditumbuhi semak belukar. Sangat natural, memang. Tapi di hadapan Arka-sama, itu hanyalah tempat persembunyian anak TK. Arka-sama memang sugoi. Tsaahh...
"Sa, coba tes kekuatan magic-mu yang baru ditambahin itu. Itu batu gede di balik air terjun, adalah pintu masuk ke gua."
"K-Kak Arka bisa tau? Ba-baiklah, Kak. Aku juga mau coba skill magic yang baru kudapetin. Meteor-"
"O-oi!" Ucapku pelan.
"-Shower."
*Whuuuurrrrrffffff*
*DEBUMM DEBUMMM BLEGAARRR*
Baru saja aku ingin menghentikan Aesa, tapi dia sudah menyelesaikan casting Meteor Shower yang baru didapatnya. Skill magic elemen tanah yang menjatuhkan batu-batu besar dari langit.
Dulu, di game MMORPG yang kumainkan sebelum dikirim ke dunia ini, ada juga skill yang menyerupai Meteor Shower. Namanya Meteor Storm. Di game itu, Meteor Storm memiliki elemen api.
Tapi di dunia ini, tidak seperti itu. Meteor Shower memiliki elemen tanah. Karena yang dijatuhkan dari langit adalah bongkahan batu. Batu itu, mendapatkan tambahan efek api karena adanya gesekan antara batu dengan udara di atmosfer yang menyebabkan meningkatnya suhu permukaan batu tersebut, menjadi bongkahan batu yang terbakar. Tapi, tetap saja judulnya batu.
Kali ini, batu yang jatuh memang hanya 3 bongkahan. Karena Aesa belum terlalu mahir dalam menggunakannya. Maklum, dia baru bisa mengakses skill tersebut pagi ini. Tapi, 3 bongkahan batu yang jatuh dari langit itu memiliki ukuran yang sangat, sangat, sangat besar. Lebih besar dari Meteor Shower milik Alex (Mage reinkarnator di volume 1).
Entah karena memang bakat anak itu memang ada di magic elemen tanah atau apa, yang jelas batu yang jatuh dari langit itu ukurannya luar biasa besar. Apa yang terjadi? Pastinya, gua tersebut hancur lebur dan hanya menyisakan kawah ledakan yang besar.
Untung aku dan Syla bisa cepat mengeluarkan skill pelindung menggunakan magic kami, sehingga seluruh party bisa tetap aman tanpa lecet sedikitpun.
Semua Perampok yang ada di dalam gua itu, ada yang terkubur hidup-hidup. Ada juga yang tubuhnya hancur. Bagian-bagian tubuh yang sudah termutilasi kecil-kecil berserakan di sekitar kawah yang dibuat oleh Aesa.
"Eh?" Wajah Aesa pucat.
"Hahahaha! Apa kubilang tadi, Aesa! Kamu punya kekuatan yang besaaar!" Teriak Dagon lacur ini, tidak bisa mengendalikan dirinya yang terlalu bahagia melihat genosida yang baru saja dilakukan oleh Aesa.
Hahhh... Cyane tidak bisa membaca mood.
"A-Aesa... Membunuh... Mereka semu--!"
Aesa langsung kupeluk erat. Hanya itu yang terlintas di pikiranku. Aku tidak tahu bagaimana lagi cara menghadapi seorang gadis yang sedang mendapatkan hantaman keras di jiwanya.
"Aesa, aku yang salah karena nggak menghentikan kamu padahal aku tau efeknya bisa seperti ini."
"Aku... Pembunuh..." Wajah Aesa semakin suram, awan gelap melingkupi wajahnya.
Ren mendekati kami, lalu ikut memeluk Aesa dari belakangnya.
"Aesa, semua akan baik-baik aja. Kami akan selalu ada di sampingmu. Nggak peduli seburuk apapun yang udah kamu lakukan, kamu tetap adik kami yang paling baik."
"Kak Ren... Huhuu... Huaaaaaaa! Huaaaaaaaaaaaa!"
Aesa menangis sejadi-jadinya untuk beberapa menit. Kami biarkan Aesa menangis sepuasnya. Tak apa menangis. Menangis bisa melepaskan semua beban yang menyesak di dada. Menangis bisa meluapkan emosi yang terpendam.
Dan menangis, membuktikan bahwa dia masih seorang manusia biasa.
Aku malah meragukan kemanusiaanku. Mungkin Cyane memang bukan manusia, jadi dia merasa bahagia dan puas melihat pembunuhan yang sudah masuk dalam kategori massal ini. Tapi, di lubuk hatiku yang paling dalam, aku juga merasakan sedikit kepuasan tanpa ada rasa sedih ataupun penyesalan sedikitpun.
Tapi tak masalah. Aku hanya ingin menikmati kehidupanku yang sekarang.
Akhirnya Aesa berhenti menangis. Aku melepaskan pelukanku. Begitu juga Ren.
Tadi, selama Aesa menangis, Syla membakar seluruh area kawah beserta sisa-sisa potongan mayat yang berserakan dengan Flame Apocalypse Rain. Skill Magic Archer tingkat atas yang menghujani area sangat luas dengan ribuan panah magic yang berkobar. Ditambah dengan Mega Flame milik Ruby. Membuat seisi kawah menjadi debu arang.
Untuk memastikan bahwa semua Perampok Perbatasan sudah dimusnahkan...
"Darkness Sense........ Sip. Nggak ada lagi yang masi idup. Tapi harta rampokan mereka masih ketimbun di sana. Ah, biarin aja diambil sama pasukan kerajaan. Yuk, kita balik ke Arve--"
"Arkaaaaa! Arkaaaaaaaa!"
Kudengar suara seorang wanita memanggilku dari kedalaman hutan. Suara yang familiar. Mirip suaranya... Grista?
*Srekk srreek ssreek*
Benar saja. Itu Grista. Dia keluar dari semak-semak dan berlari ke arahku.
"ARKAAAAAA !!!"
*Boiinnkk*
"Hei hei pelan-pelan, Gris... Tenang..."
Grista langsung melompat dan memelukku. Untung ada bantalan empuk di dadanya yang dapat meredam efek benturan ini.
Dipeluk Grista dengan pelukan sekuat tenaganya yang membuat payudara Grista menjadi penyet di dadaku... Hm. Not bad.
"Nggak bisaaa! Aku nggak bisa tenang! Aku rindu kamu, Arkaaa!"
"Eeeeeh... Ma-maaf, ya. Aku udah nggak nepatin kata-kataku sendiri yang bilang kalo kalian boleh selalu ngikutin aku."
"Huhuu... Arka! Arka! Arkaaa! Huhuhuu... Arkaaaa!" Grista menangis sambil terus-menerus meneriakkan namaku.
Duh... Perempuan ini... Dia jatuh cinta kepadaku atau bagaimana sebenarnya? Kenapa sampai sebegininya?
"Iya, Gris..."
"Huhuu... Tolong... Aku mohon... Jangan tinggalin aku lagi... Huhuhuu..."
"Heeee... I-iya... Maaf, ya..."
*Ssssrrrreeekk ssssrrreeeekk sssssreekkk*
"Ah! Grista! Jangan lari dulua-- Arka!? Apa yang terjadi di sini!?"
Lukas bersama ribuan tentara yang mengikutinya datang menyusul Grista. Alangkah terkejutnya mereka melihat sebuah kawah besar yang hangus terbakar di tengah-tengah Hutan Goturg.
"Oh... Itu... Semua Perampok Perbatasan udah kami bunuh." Jawabku dengan santai seolah-olah tidak ada peristiwa penting yang terjadi.
***BERSAMBUNG...***
_______________________________________
Vote vote vote ya! Terima kasih!