Halo halo... Vote dan komen ya!
Baru dapat info kalau hp yang saya masukkan ke bengkel waktu itu, ternyata servisnya dikirim ke Jakarta dulu. Aduhhh... Pasti lama ini... Ya nasiiiib...
Ok, silahkan dibaca...
_______________________________________
"Sambil nunggu deadline buat nganterin Princess Tsundere Liviara, kita nyicil nyari 4 monster elemental spirit dan 1 Superior Dragon. Monster elemental spirit-nya adalah Dryad untuk elemen tanah, Undine untuk elemen air, Sylph untuk elemen angin, dan Salamander untuk elemen api. Berhubung Salamander masuk dalam kategori Superior Dragon, kita bisa sekali tepuk, 2-3 pulau terlampaui." Jelas Arka.
"Ngomong apa sih, Ar?" Tanya Syla, bingung.
"Maksudnya apa, Arka?" Ren juga bingung.
"Arkaaa! Itu monsternya kuat? Kuat kan mereka???" Ruby juga tidak mengerti, tapi hal lain lebih membuatnya tertarik.
"Tuan Arka memang pemberani sekali! Hamba ingin memeluk Tu--ghaaakkk!"
"No." Aku memotong kata-kata Cyane sambil kutendang selangkangannya.
Kami, Lunar Eclipse, baru diperkenalkan secara resmi oleh Dark Edge kepada dua anggota barunya. Cyane dan Aesa. Aesa adalah Earth Mage. Sedangkan Cyane adalah monster Dagon. Peliharaan Arka sudah bertambah saja...
"Te-terima kasiiiiih~" Ucap Cyane dengan wajah kesakitan tapi mesum.
"Ar, sebaiknya kita di kota ini dulu minimal sehari. Aku harus bikin obat-obatan dan kimia lainnya untuk dipake di perjalanan." Grista berpendapat.
"Eh, bener juga. Ya ya ya. Kita butuh item-item buatan Grista. Aku juga udah lama kehabisan persediaan obat."
"Makanya jangan tinggal-tinggalin aku lagi, Arka jahat! Hehehe..."
Dan... Grista akhirnya tersenyum lagi. Grista yang kukenal telah kembali. Aku merasa bahagia, tapi sedikit sedih. Entah kenapa ada sedikit perasaan sedih di hatiku melihat Grista tersenyum lagi. Apa karena senyuman Grista diciptakan oleh kehadiran Arka, dan bukan aku?
Argh! Berhenti! Berhenti berpikir seperti itu! Garen tolol! Aku harus fokus dengan yang ada di depanku. Ya. Arka memutuskan untuk memburu beberapa monster. Ya, itu!
"Eng... Arka? Mana dulu yang mau kita cari?" Tanyaku kepada Arka.
"Itu... Hmm... Ayo kita ke Guild dulu. Liat-liat misi di sana, kita cari yang bagus buat Plat Gold dan bisa sekalian dikerjainnya. Kalian harus naik ke Plat Diamond juga kan..."
"A-Arka... Kami semua... Ikut sama Dark Edge, kan?" Tanya Fiana.
"Iyalah... Aku udah janji kan dulu. Tapi kemaren aku lupa sama janjiku supaya kalian bisa ikut kemanapun kami pergi. Itu, aku minta maaf."
"Tidak masalah buat kami. Paling, Grista aja yang stres. Hehe..." Aku membalas permintaan maaf Arka.
"Ok, kita langsung ke Guild Pusat Syndas." Perintah Arka, melangkah duluan menuju Guild.
***
"Bahhh! Kenapa Dark Edge cuman bisa ngambil Misi Plat Iron hanya karena ada anggota yang masih Plat Iron!? Cyaneee mati aja sanaaa!"
"U-umm... Berarti... Aesa ju-juga beban buat K-Kak Arka, ya..." Ujar Aesa sedih.
"Eeeehhh Aesa mah nggak apa-apa..." Jawabku.
"Ma-maafin Aesa... Aesa cuma beban..."
"Nggak nggak, Aesa nggak beban! Aduhh aku salah ngomong gara-gara Cyane."
"Arka oon ih dasar. Makanya kalo ngomong itu diayak dulu, disaring dua kali, sayang..." Syla malah semakin menyalahkanku.
"Kamu pikir aku mau masak, apa? Pake diayaklah, disaringlah..."
"Arka... Sudah sudah... Mending Arka diam aja. Semakin Arka bicara, semakin buruk situasinya..." Ren menenangkan kami.
"Hahhh... Iya iya... Salah terus aku tuh."
"Tuanku... Apakah hamba perlu membunuh perempuan yang menghambat urusan Tuan Arka tadi?" Kata Cyane sambil menunjuk Admin Guild yang tidak mengizinkanku mengambil Misi Plat Gold barusan.
"Daripada goblok, gimana kalo kamu ngelayani aku di kasur, Cy? Yuk?"
"T-T-Tuan Arka! Hamba bersedia! Hamba bersed--khaakkk! Susu hamba sakit Tuankuuu! Aaakkkhhh~"
Payudara Cyane kucengkram kuat dan kutarik supaya dia keluar dari Guild. Daripada membuat keributan lagi seperti yang di Guild Pusat Kota Arvena sebelumnya. Selain untuk menghukumnya, aku juga menikmati balon air raksasa milik Cyane ini, menggenggamnya seperti ini memberikanku kepuasan tersendiri.
"Hadehhh... Arka, Arka... Dasar mesum! Hihi..." Syla hanya mengejekku lalu tertawa.
Kalau sudah begini ceritanya, tidak ada pilihan lain. Aku harus segera meningkatkan Plat Petualang Cyane dan Aesa. Berarti dimulai dari Cyane. Setelah Cyane naik ke Copper, mereka berdua bisa sekaligus meningkatkan Plat Petualang mereka menjadi Silver, lalu Gold.
Ketika sudah Gold, aku bisa melepas mereka bersama Lunar Eclipse. Nanti biar mereka bersama-sama menyelesaikan 20 Misi Plat Gold dan ikut ujian kenaikan tingkat. Mungkin aku akan meminta bantuan Raja Arthos atau Ratu Marca untuk mengizinkan ujian khusus seperti kami sebelumnya.
Untuk sementara begitu dulu. Cyane dan Aesa harus gas pol menyelesaikan semua misi plat Iron setiap harinya. Kubantu juga dengan Teleportation Gate supaya pergerakan mereka jadi lebih cepat. Kalau jalan kaki, bisa-bisa butuh waktu 1 tahun untuk sampai ke Plat Gold.
Aku juga menyuruh Garen, Lukas, dan Fiana untuk membantu mereka. Pokoknya, jika bisa mempercepat penyelesaiannya 1 detik saja, aku gunakan itu untuk mengejar target.
Alhasil, dalam 5 hari, Cyane sudah naik ke Plat Copper. Langkah berikutnya, Misi Plat Copper. Untuk tingkat kesulitannya, bagi Cyane dan Aesa, aku yakin masih sama dengan Misi Plat Iron. Kekuatan mereka sudah sangat besar, sehingga tidak ada bedanya lagi antara monster kelas F, E, ataupun D.
Misi yang diambil hanyalah misi subjugasi. Bukan misi pengawalan, karena lama. Dengan begitu, mereka sudah mencapai Plat Silver dalam waktu 5 hari juga.
Misi Plat Silver sedikit lama pengerjaannya. Karena walaupun yang diambil adalah misi penaklukan monster, mencari monster yang menjadi misinya lebih susah. Karena lebih jarang ditemui.
Waktu yang mereka butuhkan adalah 15 hari. Tersisa 2 hari lagi sebelum misi pengawalan selesai. Karena saat ini kami sedang berada di Kota Arvena, aku meminta bantuan kepada Raja Arthos untuk memberikan Aesa dan Cyane izin khusus Ujian Kenaikan Plat Petualang.
Nasib baik, Sang Raja memberikan surat rekomendasi dan besok mereka bisa melaksanakan Ujian Kenaikan Tingkat Petualang khusus dengan membuat janji terlebih dahulu kepada Guild Kota Arvena.
Kami langsung menuju Guild untuk mendaftarkan Cyane dan Aesa. Besok pagi, ujian akan dilaksanakan.
Singkat cerita, ujiannya berjalan terlalu lancar. Terlalu. Cyane hampir saja membunuh Pengujinya. Untung masih bisa segera kutangani luka dalam dan luar yang diderita seorang Petualang Plat Gold yang mengujinya tersebut.
Dengan skill Darkness Reins serta sedikit ingatanku tentang ilmu kedokteran yang pernah kupelajari, kuperbaiki kerusakan-kerusakan pada tubuh orang itu sebisaku. Setelah itu, langsung dibawa ke Priest terdekat untuk mendapatkan Heal dan Recovery.
Heal adalah skill penyembuhan instan, tapi hanya bisa digunakan pada luka ringan. Sedangkan Recovery, adalah skill penyembuhan yang berlangsung terus-menerus dalam waktu lama dan bisa digunakan untuk luka sedang hingga berat.
Karena itu, Cyane kuhukum dengan menjepit kedua puting susunya menggunakan jepitan jemuran khusus yang kubuat dengan dark magic, selama 12 jam. Kubuat khusus agar jepitannya menjadi sangat kuat. Karena jepitan jemuran biasa tidak akan mempan terhadap Dagon, bukan?
Setiap dia bergerak, dia akan merasakan nyeri pada puting susunya. Membayangkan rasanya saja, sudah membuatku ikut merasa ngilu. Tapi ada rasa puas tersendiri yang kurasakan dibalik rasa ngilu tersebut. Aku... Ternyata aku memiliki bakat sadochist. Gara-gara Dagon sialan ini...
Di sisi lain, Aesa juga lulus dengan terlalu lancar. Ya, dia masih belum bisa mengontrol penuh, kekuatan magic miliknya. Stone Bullet yang ditembakkannya, meninggalkan bolong besar pada dinding arena ujian. Untung Pengujinya sempat menghindar. Aku lagi yang harus membayar ganti rugi kerusakan. Baik Cyane atau Aesa, tidak jauh berbeda. Sama-sama membuatku harus mengganti rugi sesuatu.
"K-Kak Arka... Maafkan aku..."
"Udah, nggak apa-apa. Tapi kamu harus sering latihan mengontrol magic-mu. Mulai sekarang, kalian udah jadi Plat Gold. Berikutnya, kalian harus benar-benar kerja sama dengan Lunar Eclipse untuk menyelesaikan Misi Plat Gold. Aku ikut, tapi aku nggak bakal bantuin. Kalian harus bisa sendiri."
"I-iya, K-Kak Arka..." Jawab Aesa.
"Hamba akan mematuhi semua perintah Tuan Arka! Mau di luar ataupun di ranj...ang? Eh? Tuan Arka tidak memukul hamba?" Cyane, sudah bersiap-siap menutup kepalanya dengan tangan.
"Ayo kita balik ke penginapan. Istirahat yang cukup. Besok perjalanannya lumayan, karena aku nggak mau pake Teleportation Gate untuk mengantar Putri Liviara itu." Kataku.
"Khuhhh... Hamba diabaikan... Keberadaan hamba sudah tak dianggap lagi... Fufu... Ini... Fufufu..."
"Asyiiik! Naik Ruby kan? Aye aye!" Ruby bersemangat.
"Hihihi... Arka mau menunjukkan pemandangan indah dan pengalaman naik naga kepada Tuan Putri, ya? Baik banget..." Ucap Ren.
"Ah-! eh-!? Ng-nggak gitu kok..."
"Arka mau masukin Putri Liviara ke dalam harem-nya Arka juga? Hayooo... Aku juga Tuan Putri, loooh... Kapan dinikahiiin???" Syla ikut menyudutkanku.
"E-eh! I-i-itu! Ada daging bakar! Ruby suka, kan? Yuk beli yang banyak buat makan siang! Hahaha!"
"Hihihi... Arka lucu kalau lagi grogi. Pakai mengalihkan pembicaraan, lagi..." Ren membaca maksudku.
"Kebaca, ya... Hahh... Ya udah ayok beli makan siang. Bungkus terus bawa ke penginapan."
"Arka... Mau nemenin Grista beli baju, nggak? Tapi... Be-berdua aja..."
"Nanti sore, ya... Aku mau boci dulu."
"Boci?"
"Bobok ciang."
"Ih Arka, aku geli dengernya!"
Grista semakin berani. Dia mengajakku jalan berduaan saja. Ini kan... nge-date. Tidak apa-apalah. Sesekali ganti suasana.
"Nggak jadi kalo gitu." Kataku dengan ekspresi datar.
"Eehh! Nggak, nggak! Gitu aja ngambek. Jadi ya? Jadi ya ya ya?" Grista langsung panik.
"Yaaa..."
"Ok, itu janji yaaa!"
"Yaaa..."
"Ehehehee..."
"Umm... A-Arka... A-aku boleh minta tolong?" Fiana menyela pembicaraan.
"Apa, Fi?" Jawabku dengan santai.
"Umm... I-ini..." Kata Fiana sambil menunjukkan betisnya.
Hmm... Luka lecet yang tidak dirawat dengan baik, akhirnya jadi bernanah. Sekitarnya hanya bengkak dan merah sedikit. Sepertinya hanya infeksi kulit ringan. Tidak sampai abses atau selulitis.
"Ok, nanti ya di penginapan." Jawabku.
"Te-terima kasih sebelumnya, Arka!"
"Nggak usah, Arka. Biar aku aja. Biar kusiksa cewek sok imut najis ini." Ujar Garen.
"Woy Garen brengsek, ganggu aja! E-ehh!"
Fiana tersadar kalau dia baru saja menunjukkan sifat aslinya yang tomboy dan kasar di depanku. Aku biasa saja. Aku juga sudah tahu kalau Fiana memang seperti itu.
"Ha! Keluar juga aslinya. Gini baru Fiana namanya! Ahahaha!" Kata Garen sambil menepuk punggung Fiana.
"Uugggghhh..." Fiana menahan emosinya terhadap Garen.
Untuk sementara, urusan kenaikan Plat Petualang ditunda dulu. Karena besok, selama sebulan lebih, kami harus mengawal Putri Liviara. Menjadi pengawal dari putrinya Raja Kerajaan Balvara. Berat juga ini. Tidak bisa lengah.
Tapi, aku harus membersihkan luka yang terinfeksi dari Fiana dulu.
"Fiana, yuk masuk kamar mandi."
"E-eh? A-Arka mau ngapain sama aku di k-kamar mandi??"
"Kan mau dibersihin lukanya..."
"O-ohh... Itu... Iyalah... Mau bersihin luka aja kan... Haha..." Entah kenapa, wajah Fiana terlihat sedikit kecewa.
Kami masuk kamar mandi. Aku mulai mengamati luka di betis Fiana. Terdapat luka kira-kira ukuran sekitar 4x5 cm. Luka itu tertutup krusta. Di bawah krusta itu sepertinya bernanah.
Berarti krusta tersebut harus dibuat menjadi lunak dulu. Untuk melunakkan krustanya, kusiram dengan air secara perlahan sekitar 5-10 menit.
Setelah krusta itu melunak, kuambil kassa steril basah untuk menggosoknya dengan kuat agar lepas dan lukanya bersih. Kalau tidak ada kassa steril, kain bersih apapun juga bisa.
"Tahan sakitnya, Fi. Sebentar aja, kok."
"I-iya... Akkk! Aduh! Aduduh! Mmmppfff!" Fiana berusaha menahan sakitnya.
Tidak sampai 1 menit, aku sudah membersihkan semua krusta dan nanah di permukaan luka betis Fiana. Permukaan yang sudah bersih itu akan berwarna pink, tanpa ada lapisan kecoklatan/kehitaman yang menutupinya. Setelah itu, dicuci dengan sabun atau antiseptik. Kali ini aku hanya menggunakan sabun.
Sedikit berdarah, itu biasa. Cukup dengan menekan lukanya sekitar 5-10 menit agar darahnya berhenti. Setelah itu, dikeringkan lukanya beserta area sekitar luka menggunakan kassa steril atau kain bersih kering. Kalau ada salep antibiotik, berikan ke seluruh permukaan luka yang sudah dibersihkan.
Terakhir, ditutup lukanya dengan kassa steril, kemudian diplester atau dibalut. Sebaiknya, hindari menutup luka dengan kapas. Kapas bisa digunakan untuk membersihkan luka. Tapi kalau digunakan untuk menutup luka, ketika sudah saatnya diganti, akan membuat lukanya sulit dibersihkan karena banyak serabut kapas yang menempel di lukanya.
Tujuan dari pemberian kassa steril adalah untuk menyerap cairan serum dan darah yang masih keluar dari luka. Selain itu, juga bisa membantu melindungi dari debu dan kotoran yang ada di lingkungan sekitar.
Tindakan ini diperlukan untuk mengurangi resiko infeksi kulit yang lebih berat, mempercepat penyembuhan, serta supaya salep antibiotik yang diberikan dapat meresap dan membunuh bakteri yang ada pada luka tersebut. Jika krusta tidak dibersihkan, salep antibiotik tidak bisa menembusnya untuk membunuh bakteri yang ada di balik krusta.
Semoga benar. Karena aku sudah agak lupa tentang detail prosedur perawatan luka.
"Dah, Fi. Selesai. Setiap hari kita ganti perbannya. Yang berikutnya nggak sesakit ini, semoga."
"E-eh? S-semoga?"
"Udah jangan manja. Laki nggak boleh manja!"
"Ke-kenapa Arka juga menganggap aku lakiiiii!!! Aku punya susu loh, Arkaaa!"
"Oh, ya? Kupikir rusuk yang sedikit menonjol."
"Uugghh... Garen dan Arka sama-sama jahat..."
"Haha... Yuk keluar. Udah selesai."
"Uuu..."
Sore hari, aku menemani Grista ke toko baju. Ya, biasa saja, tidak ada hal spesial yang terjadi. Tapi setelah itu, mood Grista terlihat meningkat pesat.
Sisa waktunya, kami gunakan hanya untuk istirahat. Persiapan untuk perjalanan besok. Grista juga menyiapkan bahan-bahan untuk alchemy.
***
"Putriku, apakah semuanya sudah siap? Tidak ada barang penting milikmu yang tertinggal lagi?"
"Sudah, Ayahanda. Semuanya sudah Ananda masukkan ke dalam koper yang akan dibawa ke Kota Syndas, Kerajaan Elysium."
"Baguslah kalau begitu. Ayah sudah membuatkan surat kepada Ratu Marca. Sesampainya di sana, langsung temui dia dan berikan surat ini kepadanya." Kata Raja Arthos sambil memberikan sepucuk surat yang sudah diberi segel Kerajaan Balvara.
"Baik, Ayahanda. Kapan Ananda akan berangkat menuju ibukota Kerajaan Elysium? Apakah benar hari ini, Ayahanda?"
"Ya, kita tunggu saja. Mungkin sebentar lagi jemputanmu akan segera tiba."
"Baikla--"
"Yang Muliaaa!!! Kondisi darurat, Yang Mulia!!!" Teriak seorang prajurit yang baru saja tiba di hadapan Raja Arthos, sambil terengah-engah.
"Tenang! Suruh semua pasukan standby! Jangan ada yang menyerang jika tidak kuperintahkan!" Raja Arthos menginstruksikan tindakan yang harus dilakukan oleh prajurit tersebut secara tegas.
"Ayahanda... Apa yang terjadi?" Tanya Putri Liviara, cemas mendengar laporan kondisi darurat dari prajurit barusan.
"Tenang saja, putriku. Jemputanmu sudah tiba. Ayo, bawa semua barang-barangmu."
"Ba-baik, Ayahanda."
Dibawakan sebuah koper besar dan berat oleh pelayannya, Putri Liviara didampingi Raja Arthos berjalan menuju lapangan di depan Istana Kerajaan Balvara. Beberapa tentara pilihan mengawal mereka. Hingga akhirnya mereka berhenti di pintu depan Istana Kerajaan Balvara yang menghadap ke lapangan.
"Selamat pagi, Yang Mulia Raja Arthos. Kami datang untuk menjemput Tuan Putri Liviara." Sapa seorang pria dengan suara yang familiar.
Pria tersebut, seluruh tubuhnya, dari ujung kepala sampai ujung kaki, tertutup pakaian ketat berwarna hitam kelam. Terdapat 4 buah sayap hitam yang sedang terlipat di punggungnya. Hanya terbuka di bagian matanya saja. Memperlihatkan bahwa orang di balik pakaian dan topeng hitam itu adalah seorang manusia.
Raja Arthos paham mengapa orang-orang itu datang dengan pakaian seperti itu. Mereka sudah pernah membicarakan ini sebelumnya. Jadi, Raja Arthos hanya mengikuti alur settingannya saja.
"A-Ayahanda! Itu... A-a-apa itu!?" Putri Liviara bertanya sambil menunjuk sesuatu dengan suara gemetar ketakutan.
"Oh, itu jemputanmu." Jawab Raja Arthos dengan senyuman tenang di wajahnya.
"J-j-jemputanku... N-n-nagaaa???"
***BERSAMBUNG...***
_______________________________________
Thanks! Vote dan komentar, ya!
Medical Terminology
- Abses : kantong berisi nanah yang terdapat di jaringan atau rongga tubuh.
- Selulitis : infeksi bakteri pada jaringan kulit bagian yang lebih dalam, yang berpotensi serius.
- Krusta : kerak atau keropeng pada luka yang terbentuk dari cairan serum atau darah yang mengering.