Kakak Pembaca... Si-silahkan vote dan ko-komentar di bawah... Selamat me-me-membaca!
_______________________________________
"Itu daratannyaaa! Akhirnyaaa!" Teriak Syla kegirangan sambil memeluk kepalaku di belahan dadanya.
"Ubbffffbbbfffff!" Aku susah bernafas karena lubang hidung dan mulutku terjepit payudara Syla.
"Mana? Mana? Ruby mau liaaat! Waaaah iyaaa!"
"Tuan Arka... Hamba juga ingin memelu--bbffff!"
Kutahan Cyane dengan mendorong wajahnya menggunakan telapak kakiku.
"Bbbfffff--faahhh! Hahh... Hahh... Wajahku ditendang oleh Tuan Arka... Hahhh... Ini... Kasih sayang dari Tuan Arka... Aaakkhhh~"
"Sampai juga... Aesa udah bosan di kapal terus..."
"Kita nggak perlu ke kamar lagi. Aku sudah memasukkan semua barang-barang kita ke dalam Trans-Dimensional Storage."
"Makasih, ya, Ren..." Ucapku kepada Ren.
"Sama-sama, Arka..." Ren tersenyum, membalas ucapanku.
Daratan di cakrawala itu semakin terlihat dekat dan jelas. Kapal-kapal besar hingga yang agak kecil sedang berlabuh di dermaga tujuan kami. Tapi, semakin dekat ke dermaga, aku melihat sesuatu yang tidak biasa.
Mereka berbaris di tanah lapang dekat dermaga. Monster-monster kadal yang berukuran tidak kecil, bersayap. Berwarna coklat kehijauan. Dan di punggung masing-masing kadal itu, terdapat seorang ksatria bersenjatakan tombak, duduk di atas pelana yang terpasang pada kadal tersebut.
Dragoon!
Sesuatu yang tidak pernah kutemui di Kerajaan Balvara, tidak, di Benua Erith! Dragoon, ksatria penunggang naga yang legendaris itu! Banyak sekali Dragoon bersiaga di dermaga...
Eh, sebentar. Jangan katakan kalau mereka adalah pasukan yang menjemput Pangeran Tai Babi itu? Ada kemungkinan yang cukup besar untuk itu. Perasaanku tidak enak.
"Semuanya... Yuk ke kamar lagi. Cepet."
"Barang-barangnya sudah kubawakan, Arka..."
"Sekarang." Kataku dengan nada dingin.
Kami langsung berjalan ke kamar lagi. Sampai di dalam kamar, aku langsung menutup pintu.
"Ren, keluarin semua Exoskeleton."
"Baik. Trans-Dimensional Gate."
Ren mengeluarkan semua Exoskeleton yang disimpannya. Lalu memberikannya kepada semua orang. Mereka langsung memakainya tanpa perlu kuperintahkan. Mungkin mereka memahami maksudku, dan mengenali ekspresi seriusku.
Aku sudah membuatkan Exoskeleton untuk Aesa dan Cyane juga. Dengan bentuk yang serupa tapi tak sama. Aku juga sudah membuatkan topeng untuk dipakai Ruby, yang dapat menyesuaikan ukuran dan bentuknya ketika Ruby melakukan transformasi.
"Ok. Kita tunggu di kamar ini sampai semua penumpang lain turun dan menjauh dari dermaga. Kayaknya kita bakal disambut hangat."
Lima orang perempuan ini tidak menjawab, hanya mengangguk tanda mereka mengerti. Bahkan Cyane pun berubah serius. Tak kusangka Ikan Asin Berlendir juga bisa serius.
Setelah sekitar satu jam menunggu, dan semua penumpang sudah turun, aku memutuskan supaya kami juga turun sekarang. Aku berdebar-debar. Aku ingin melihat Dragoon dari dekat!
"Lucifer Mode."
Aku mengenakan Lucifer Mode hanya agar wajahku tertutup. Jadi tidak semua orang bisa mengenal siapa aku.
***
"Yang Mulia Lardyn! Apa yang terjadi pada Yang Mulia!?" Teriak Niona, Kapten Pasukan Udara Kerajaan Sandoria, kepada Pasukan Khusus Pengawal Pangeran Lardyn.
"Kami diserang oleh orang-orang bertopeng ketika masih berada di kapal, Kapten Niona!"
"Diserang!? Kalian tidak mampu melindungi Yang Mulia!?"
"Ma-maafkan kami... Kami sudah berusaha sekuat tenaga kami..."
"Sekuat tenaga kalian itu masih belum cukup! Pasukan Khusus apanya!? Harusnya kalian yang mati duluan sebelum Yang Mulia terluka! Bodoh!!!"
"Ugh..."
"Dimana orang itu!?"
"Mereka belum keluar, Kapten Niana..."
Lalu Niona berjalan sendiri menunggangi Minor Dragon berwarna coklat kemerahan menuju ke jembatan penghubung antara dek kapal dengan dermaga. Tiga orang Dragoon mengikutinya dari belakang.
"Hey!!! Komplotan bertopeng!!! Keluar kalian!!!"
"Ini kami sedang jalan!"
Niona sedikit terkejut mendengar teriakannya langsung dijawab. Dan tak lama setelah jawaban itu, terlihat enam orang yang seluruh tubuhnya tertutup oleh pakaian hitam yang ketat. Hanya bagian mata mereka yang tidak tertutup.
Mereka berenam berjalan dengan santai bersama-sama. Tidak tampak adanya rasa takut atau keraguan di setiap langkah mereka. Mereka terus berjalan santai menuruni jembatan penghubung. Sampai pada jarak hanya sekitar 5 meter di hadapan Niona, mereka berhenti.
Salah satu dari mereka, yaitu yang memiliki sayap hitam, maju beberapa langkah ke depan dan berhenti di depan Niona. Tangan Niona sudah siap menggenggam tombaknya.
"Kalian yang melukai Yang Mulia Pangeran Lardyn!?" Tanya Niona, berteriak penuh amarah.
"Waaaa! Dragoon! Kereeeeeen!"
Niona sedikit kaget, orang ini mengacuhkannya dan malah berbicara yang tidak jelas.
"Jawab aku!!!"
"Tombaknya lebih keren daripada di anime! Armornya lebih garang daripada di anime! Dan armor naganya juga lebih sangar daripada di anime! Waaaaaaaw!"
Untuk kedua kalinya, perkataan Niona diacuhkan. Amarah sudah mendidih di ubun-ubun Niana. Sebagai tentara yang memiliki jabatan dan harga diri cukup tinggi, membuat Niona tak bisa menahan kontraksi otot di kedua lengannya lagi.
"Kau mengacuhkanku!? Kurang ajar!!!" Niona berteriak sambil menghunuskan tombaknya ke arah sosok berpakaian hitam tersebut.
*Whuuuttt*
"Eh?"
Niona bingung. Sesaat sebelum dia menghunuskan tombaknya, orang itu masih berdiri di depannya. Dan di saat tombak itu seharusnya sudah menusuk dada orang itu, ternyata hanya menusuk udara kosong. Sosok itu malah berada di samping tombaknya.
Niona menarik lalu menusukkan kembali tombaknya dengan seluruh kecepatan yang dimilikinya. Berkali-kali, dan tetap tidak kena. Kemudian sosok orang itu lenyap dari pandangannya!
*Tek tek tek*
Kemudian, Niona merasa seperti ada yang menepuk-nepuk dadanya.
"Wah... Nona Dragoon galak juga. Ini armor di dadanya keras juga ya..."
Niona melirik ke dadanya yang seperti sedang dipegang dan diraba oleh seorang pria hidung belang. Dan dia menemukan bahwa sebuah tangan sedang menepuk bagian armornya yang membulat menutupi payudaranya.
Tanpa pikir panjang, Niona menarik tombaknya, memutar genggamannya, dan menusuk ke arah belakang dimana orang itu berada.
*Wuufff whuuutt*
Lagi-lagi, tombaknya hanya menusuk kehampaan. Dan sosok tersebut sudah tidak lagi berada di belakangnya.
Dimana dia? Niona tidak melihat siapapun di belakangnya. Lalu ketika Niona menolehkan wajahnya ke arah depan...
"Hii!"
Dia benar-benar terkejut karena wajah orang itu sudah berada 1 centimeter di depan wajahnya. Niona langsung berusaha memukulkan buntut tombaknya kepada orang itu.
"Kukhh!"
Tapi lengan Niona tidak bisa bergerak! Orang itu menahan lengan Niona dengan sangat kuat. Sekeras apapun Niona berusaha, tangan yang menahannya tak bergeming. Dan terlebih lagi, tangan satu lagi dari orang itu memegang dagu Niona.
Niona tidak mengenakan helm seperti Dragoon lainnya. Karena dia tidak menyangka sebelumnya bahwa musuh yang akan dihadapinya berada di level yang jauh berbeda daripada dirinya.
"Nona Dragoon, jangan marah-marah dong... Sayang loh wajah cantiknya, kalo cuman dipake marah..."
"Kugghh!"
Niona masih berusaha melepaskan tangan yang menahan lengannya. Tapi, wajahnya pucat. Dia dikalahkan dengan semudah ini. Bahkan dia sama sekali tidak melihat keseriusan dalam setiap pergerakan orang ini sejak awal tadi. Rasa takut pun menyelimuti jiwanya.
"""Kapten Niona!!!"""
Tiga Dragoon yang mengikutinya, langsung bertindak untuk menyelamatkan kapten mereka. Akan tetapi, sebelum naga mereka sempat melangkah...
"Stone Wall!"
*Grugrugrugruuk*
Empat tembok yang terbuat dari batu, muncul dari tanah dan mengurung Tiga Dragoon yang ingin membantu Niona.
Melihat yang terjadi di depan, barisan Dragoon yang standby di belakang langsung merespon situasi tersebut dengan maju untuk menyerang komplotan berpakaian serba hitam tersebut.
Dragoon, selain memiliki kemampuan bermain tombak yang cukup tinggi, juga memiliki kemampuan magic yang mendukung mereka bertarung di atas punggung naga. Yaitu magic angin. Mereka bisa saja menembakkan Wind Blade dengan mudah, tapi mereka mengurungkan niat tersebut karena Sang Kapten sedang berada di sana.
Sehingga mereka hanya bisa menyerang secara fisik. Mereka mengendalikan naga mereka untuk segera berlari ke lokasi pertarungan.
Mereka akan membantu Kapten Niona. Membunuh semua kriminal yang sudah melukai Pangeran Lardyn. Lalu memberikan jasad-jasad kriminal itu kepada naga piaraan mereka untuk dijadikan santapan.
Tetapi ada hal yang tidak mereka ketahui.
Mereka tahu persis kebiasaan dan hierarki makhluk yang bernama naga ini, karena sehari-hari mereka selalu mempelajari tentang naga agar dapat bersinkronisasi dengan lebih baik lagi dengan tunggangan mereka di medan pertempuran.
Mereka memahami bahwa semua naga akan tunduk kepada naga lain yang lebih kuat dari mereka. Naga memiliki intelijen yang jauh di atas rata-rata monster biasa. Bahkan bagi Minor Dragon yang mereka tunggangi. Seekor naga tidak akan berani menyerang naga lain yang lebih kuat karena mereka tahu bahwa itu adalah hal yang sia-sia.
Itu semua, mereka para Dragoon sudah mengerti. Tapi yang mereka tidak tahu adalah...
"Hiyaah! Full-Scale Dragon Transformation! ... GRRROOAAAAARRRRRR !!!"
Salah satu dari komplotan kriminal berpakaian hitam itu, melompat tinggi sekali. Bukan lompatan yang bisa dilakukan manusia biasa. Dan yang membuat mereka lebih terkejut dan ketakutan secara serentak adalah, perubahan wujud orang itu.
Ya, orang yang suaranya terdengar seperti suara seorang gadis kecil itu, tiba-tiba berubah menjadi Naga Merah yang sangat besar. Naga Merah itu duduk memenuhi lapangan kosong di depan barisan para Dragoon tersebut.
"""Guuurrr... Gurrr guuurrr..."""
Dengan sekali raungan keras dari Naga Merah raksasa tersebut, semua naga yang mereka tunggangi langsung menciut, merunduk, dan mengeluarkan suara yang mengindikasikan submisi mereka kepada Naga Merah itu.
Tapi yang anehnya, Naga Merah itu hanya duduk diam di sana. Sama sekali tidak menyerang. Dan semua Minor Dragon yang mereka tunggangi hanya meringkuk di lantai, seolah-olah mereka sedang berlutut di hadapan seekor pemimpin naga.
Melihat naga mereka tidak berkutik, mereka tidak hanya mematung.
"""Flight!"""
Skill magic angin milik Dragoon, yang bisa membuat mereka terbang di udara dengan bantuan dorongan dari angin di sekitar tubuh mereka. Mereka lepas landas dari sadel naga dan terbang menuju sekelompok orang bertopeng.
Di udara, mereka menghunuskan tombak mereka ke arah kelompok berpakaian hitam. Mengatur posisi tubuh mereka, mereka langsung meluncur melesat dengan cepat menusuk ke target mereka.
Akan tetapi, sungguh disayangkan. Belum sempat mereka melakukan skill Dragoon Jump tersebut, baru saja melayang setinggi 2 meter dari pelana naga, sudah ada yang menyambut mereka.
"Frozen Split Shot!"
Seorang Archer dari kelompok bertopeng, mengeluarkan skill yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Split Shot adalah tembakan yang membuat satu anak panah yang ditembakkan berpencar menjadi banyak secara magis. Itu skill biasa. Namun, Split Shot kali ini telah diimbuhi dengan elemen es yang terkonsentrasi.
Ditambah lagi, satu kali tembakan itu normalnya akan menyebar menjadi 5, paling banyak. Tapi ini, sebanyak 20 proyektil berenergi es tercipta dan tepat mengenai seluruh 20 Dragoon yang akan menyerang mereka. Pada kontak, membuat badan targetnya terbalut dengan es yang sangat keras. Mengimobilisasi pergerakan mereka.
Skill CC (crowd control) yang sangat akurat dan efektif untuk menahan pasukan Dragoon, hanya seperti menjentikkan jari. Pasukan kebanggaan Kerajaan Sandoria dilumpuhkan hanya seperti itu.
Semua Dragoon yang berada di udara tadi lantas jatuh terhempas dan masih terkekang oleh lapisan es yang menyelimuti seluruh tubuh mereka, kecuali bagian kepala. Mereka masih hidup, hanya menderita luka tusukan ringan, tapi tak bisa melakukan apa-apa lagi.
"SERAAAAAANNNGGG !!!"
"MAJUUUUU !!!"
Pasukan infantri dan kavaleri di belakangnya yang berjumlah total 300 personil, langsung maju menyerang dengan masing-masing dipimpin seorang Kapten Infantri dan Kapten Kavaleri.
Ha! Baru saja mereka mencabut pedang...
"Azzure Wave."
*BBRRRRUUUUUUSSSSSSSHHH*
Setelah anggota lain dari kriminal itu mengucapkan sebuah nama skill, dengan mengangkat trisula di tangannya, muncul sebuah garis magic panjang berwarna biru di awang-awang depan Tentara Sandoria. Tak perlu menunggu lama, keluar air bah besar dari garis magic itu.
Air dengan volume yang sangat banyak tersebut, menenggelamkan seluruh pasukan kavaleri dan infantri. Tidak sampai di situ...
"Low Voltage!"
Sosok tadi kembali melancarkan serangan kedua. Namun kali ini berbeda elemen. Dengan magic elemen angin, dia menyetrum semua tentara yang sudah terkena air berelektrolit tinggi. Hanya menyisakan tentara-tentara yang pingsan karena menerima kejutan listrik setelah gelombang air bah tadi berlalu.
"Ka-kalian... Siapa kalian!? Lepaskan aku! Lepaskan!"
Niona bertanya dan meminta untuk dilepaskan kepada pria bertopeng di hadapannya, sambil tak henti-hentinya memukuli pria tersebut dengan tangan kosongnya yang masih bebas.
Namun sungguh mengecewakan. Pukulan Niona hanya seperti pukulan anak kecil yang sedang merajuk kepada orangtuanya bagi pria bertopeng hitam tersebut. Bahkan, badannya tak bergetar sedikitpun menerima pukulan Niona.
"Hmm... Daripada nanyain siapa kami, mending kalian nyerah. Oh, ya... Satu lagi."
*Trang... Teng... Plang...*
Pria bertopeng itu, melucuti armor Niona dengan paksa. Melepaskan bagian-bagian dari armor yang terbuat dari logam di badan Niona seperti sedang mencabuti kelopak bunga mawar satu per satu. Kekuatan armor Niona terlihat begitu tak berdaya.
Setelah beberapa detik, pria itu sudah berhasil melucuti seluruh bagian armor di badan Niona. Meninggalkan Niona hanya terbalut pakaian dalam. Ukuran payudaranya tidak besar, tapi tidak kecil. Kulit coklat terbakar matahari dan mengkilat karena keringat, yang terekspos di bagian dadanya, membuat pria itu menelan ludah untuk beberapa saat.
"Waaaa! Aku selalu pengen ngelakuin ini! Bongkar pasang armor-nya Dragoon! Hahaha!"
Niona kurang memahami maksud dari perkataan orang itu. Dia hanya berusaha memberontak. Memukul dan menendang orang yang sedang menelanjangi ia dari armornya. Hingga kelelahan, ia tak dapat melawan. Dia menemukan badannya hanya tinggal terbalut pakaian dalam yang ia kenakan di balik baju zirah miliknya.
"Ohh... Ternyata di balik armor-nya Dragoon itu, mereka pake pakaian kayak gini, ya..."
"K-kau... Lelaki brengseeek!!!"
Niona berteriak dan kembali memukul dan menendangi pria itu seperti telah mendapatkan energi baru.
"Ah, kalo gini terus, kayaknya kalian nggak akan nyerah. Ya udah. Biar kalian nggak banyak bacot lagi... Deep Slumber."
Sebuah skill curse dilepaskan oleh pria berpakaian serba hitam tersebut. Skill curse yang membuat semua targetnya menjadi tertidur dalam dan tak dapat dibangunkan. Durasi efeknya sangat tergantung dengan keinginan dan kapasitas mana penggunanya. Kali ini, ia hanya memberikan durasi tidur selama 24 jam.
Perempuan yang lengannya masih ia genggam tersebut jadi tertidur, bersama semua pasukan Sandoria lainnya. Lalu ia meletakkan perempuan berkulit coklat tersebut ke lantai. Tidak lupa dia menikmati tekstur payudaranya yang cukup padat itu dengan kedua tangannya. Meremas, memutar, dan menariknya. Sambil meneteskan liur.
"Arka cabul." Kata Ren.
***BERSAMBUNG...***
_______________________________________
Si-si-silahkan vote dan komen... Te-terima kasih!
Nama penting di chapter ini :
- Azzure Wave : skill gelombang air Cyane
- Low, Medium, High Voltage : skill listrik Cyane.
- Deep Slumber : skill curse yang membuat targetnya tertidur dalam.
-
Flight
- Dragoon Jump