Yooosshh! Kondisi fisik sudah baikan. Here's a little fapstory for ya!
WARNING !!!
18+ ONLY !!!
ANAK DI BAWAH UMUR 18 TAHUN SILAHKAN SKIP KE CHAPTER BERIKUTNYA.
Melewati chapter ini tidak akan melewatkan poin penting untuk kelanjutan cerita secara keseluruhan.
Selamat membaca! Hentai time!
_______________________________________
"Ahhh... Nikmatnyaaa~"
Akhirnya aku bisa menikmati lagi mandi air hangat seperti ini... Di kapal pesiar kemarin memang ada air panas dan bath tub. Tapi sungguh berbeda sensasinya dibandingkan mandi di tempat yang luas seperti ini.
Bak mandi yang besar, bahkan sudah bisa dikatakan sebagai kolam renang. Atau pemandian air panas privat. Terdapat air panas yang mengalir keluar dari kendi milik sebuah patung Mermaid yang sedang menuangkan air.
Uap dari air panas yang mengalir tersebut membuat ruang menjadi sedikit berkabut. Kabut tipis yang melankolis tersebut menambah kenyamanan ketika sedang berendam di sana.
Ruangan ini memiliki empat tembok yang sangat tinggi mengelilinginya, memberikan rasa aman dari intipan orang-orang. Namun, atapnya terbuka, membuat kita dapat memandangi langit menjelang sore yang masih cerah. Beberapa gumpalan awan meramaikan suasana langit yang mulai kehilangan semangatnya.
Matahari sudah tertutup tembok tinggi. Jadi aku bisa menikmati pemandian air panas ini tanpa harus merasakan silau. Ahh... Nikmatnya...
Namun kenyamanan dan kenikmatan itu hanya bertahan untuk beberapa saat. Karena dari kejauhan, aku sudah bisa mendengar suara para wanita yang sedang berjalan menuju kesini dari ruang ganti. Mereka semua melikitkan handuk hanya menutupi bagian-bagian privat dari tubuh mereka saja.
"Mandi bareng~ mandi bareng~" Terdengar suara Ruby yang sedang bernyanyi senang.
"Hati-hati, ya, Ruby... Nanti terpeleset..."
"Tenaaang~ Ruby kan kuaaat~" jawab Ruby menanggapi Ren.
"Hihihi... Dasar, Ruby..." Ren tidak memperdebatkan masalah tersebut.
"T-Tuan Arka... Tuan Arka... Hamba tidak sabar, hamba tidak bisa menahan lagiiii!" Cyane, terlihat melangkah dengan cepat ke arahku.
"Arka sayaaang! Siap-siap, yaaa!" Teriak Syla kepadaku sambil tersenyum jahat.
Siap-siap? Siap-siap mau apa? Aku sudah mempersiapkan sabun, sampo, dan sikat gigi. Aku bahkan sudah menyiapkan handuk dan baju ganti untukku.
"Tuan Arkaaa--ghoookk!"
Cyane melompat dan ingin menerkamku dengan tatapan penuh birahi. Sebelum dia sempat menodaiku, langsung kutendang. Kalau Cyane, tendangan seperti itu tidak akan melukainya karena dia adalah monster kelas B.
"Dagon jelek jangan dekat-dekat!"
"Akkhhh~ kekasaran kulit telapak kaki Tuan Arka yang membelai payudaraku... Sangat merangsang! Akhaahhk~"
"Itu tendangan! Bukan belaian!"
Tak kusadari karena terlalu sibuk dengan Cyane, ternyata Ren dan Syla sudah memposisikan diri di sebelah kanan dan kiri tempatku berendam.
"Arka... S-sayang..."
Ren terlihat malu-malu memanggilku dengan 'sayang' di depan yang lainnya. Dia menunduk dan membenamkan wajahnya ke bahu kiriku. Ren menjadi gadis rubah yang saaaaaaangat imut!
"Sayang... Cupps!" Syla, kebalikan dari Ren, dengan santai mencuri kecupan pertama hari ini dari bibirku sambil menyelipkan lengan kananku di antara dua buah payudaranya yang besar.
"Wa-!" Jujur, aku kaget.
"Ruby ikuuuut!"
Belum selesai aku terkejut dari serangan ciuman mendadak Syla yang sangat berani, Ruby menerjang wajahku dan memeluk kepalaku di dada supel miliknya.
"Bhufffffppfffhh!" Hidungku tertutup, menjadi sulit bernafas karena Ruby memelukku terlalu kuat.
"Kaki... Kaki Tuan Arka... Hhammm..."
Eh? Jemari kaki kiriku... Aku merasakan geli dan seperti ada yang menghisap sekaligus menjilatinya... Sensasi ini... Aneh! Tapi... Enak!
"Uhh... Cy-Cyane... Kamu... Uhh..."
Bibir dan lidah Cyane, kurang ajar! Dia membuatku bisa menikmati sesuatu yang menjijikkan seperti itu!
"Ammhh!"
Baru saja aku bisa bernafas setelah Ruby melepaskan pelukan kuat darinya, dia sudah melumat bibirku seperti seekor kucing yang kelaparan.
"Hmmhhh..."
Rasa geli tiba-tiba kurasakan pada puting susu kiriku. Ren! Dia menjilatinya...
"Arkahhh..." Syla berbisik di telingaku.
Bisikan Syla itu diikuti oleh jilatan yang menyusuri setiap lekukan daun telingaku. Membuat rambut halus di sekujur tubuhku berdiri! Tapi, tidak hanya rambut halusku yang berdiri. Hercules Junior juga ikut berdiri setelah mendapatkan rangsangan erotis di empat titik sekaligus.
Luar biasa gila! Rangsangan yang diberikan oleh empat orang wanita di empat titik yang berbeda pada tubuhku... Benar-benar membuatku hampir kehilangan kontrol atas diriku.
"Hah! A-arkahmmhh..."
Untuk sesaat, Ruby terkejut ketika kuremas bokong mungil miliknya dengan kedua tanganku. Tapi dia hanya menikmatinya dan kembali mengulum bibir dan lidahku.
"Hahhhk..."
Aku melenguh tertahan ketika tiba-tiba ada jemari yang menyusuri kakiku. Sentuhan tipis jemari Cyane yang sedikit geli itu bergerak dari punggung kakiku, menuju betis, ke belakang lutut, lalu berlanjut ke bagian luar pahaku.
Kemudian, jemari dari kedua tangan Cyane melintasi bagian depan pahaku, mendekati selangkangan. Geli tapi nikmat rasanya. Sebentar lagi, dia akan menyentuh bagian yang akan terasa paling nikmat dari tubuhku jika disentuh! Ayo! Sedikit lagi!
"Mfufufu... Tuan Arka tidak sabaran..." Kata Cyane seolah mengetahui isi pikiranku.
Setelah mengucapkan itu, rute jemarinya berbelok menuju bagian dalam pahaku. Tidak jadi menyentuh kejantanan di area selangkanganku!
"Mmffhh..." Aku melenguh lagi menahan rasa geli yang membuat ketagihan di paha bagian dalam.
Lalu, Ruby menggenggam tangan kananku yang sibuk meremas bokongnya. Dia menuntunnya perlahan. Dan kemudian meletakkannya ke payudaranya. Payudara yang kecil milik Ruby ini rasanya lembut sekali!
"Hmh!"
Masih bercipokan denganku, Ruby menghembuskan nafas kencang saat jemariku mulai meremas payudaranya dengan agak kuat. Ruby menyukainya jika aku meremas payudara supel miliknya. Setiap remasanku akan menimbulkan hembusan nafas kencang dari hidung Ruby.
Ohh! Nikmatnya ini! Bercinta dengan empat wanita sekaligus!
Syla melepaskan lenganku dari payudaranya yang masih terbungkus handuk itu. Dan sesaat kemudian, aku merasakan sentuhan halus dan lembut yang familiar pada lenganku. Dia melepas handuknya! Dan... Menggosok-gosokkan belahan payudaranya pada lenganku. Menakjubkan, sensasinya!
Ren juga ternyata. Dia telah membuka handuknya yang sebelumnya masih menutupi tubuhnya dari dada hingga paha. Dan kini, tangannya menuntun tangan kiriku mendekati tubuhnya. Lalu ia menegadahkan telapak tanganku.
Tak lama kemudian, aku merasakan bagian bawah dari payudaranya yang proporsional itu, diletakkan di atas setangkup tangan kananku. Seperti seorang ratu yang menempati singgasananya. Seakan-akan di sanalah tempat seharusnya payudara itu berada.
"Arka, buat payudaraku merasa enak..."
"U-um..." Jawabku lalu langsung mulai memainkan gumpalan lemak yang kenyal di dada Ren.
Eh... Tunggu. Apa ini? Aku hanya ingin rileks dan melepas penat! Tapi kenapa aku diserang habis-habisan seperti ini? Dan aku merasakan ada cairan yang mulai menetes dari hidungku. Gawat! Kondisi itu muncul lagi! Aku... Mimisan... Shit, cupu.
Tapi kalau sudah begini, aku tidak boleh pingsan di saat seperti ini.
"Darkness Enhancement!"
Vitality-ku meningkat pesat. Mimisan yang keluar dari hidungku pun berhenti. Baiklah. Kalau sudah begini, aku hanya bisa menghadapi mereka semua, sekaligus!
"Yahhh!" Ren kaget ketika puting susunya yang imut itu kuplintir dengan sedikit cubitan lembut.
"Mhaah! Haammm!"
Kulepaskan cipokan Ruby, lalu kumakan payudaranya yang sebelah kanan. Payudara yang agak kecil itu, kumasukkan semaksimal yang bisa disedot mulutku. Di dalam mulut, lidahku berdansa dengan puting susu Ruby.
Dan Syla, takkan kubiarkan dia mengendalikan lengan kananku seperti yang diinginkannya. Tangan kananku dengan lincah menyusup melalui sela-sela labia mayora miliknya yang berada di dalam air, lalu kuserang gundukan kecil yang sangat sensitif miliknya. Klitorisnya, tak akan kuampuni.
"Hikkkhh! A-Arka! Ngghhh!" Bisikan seksi Syla di dekat kupingku.
Tangan kiri, tangan kanan, dan mulutku telah sibuk. Tapi, sebelum kakiku berhasil menyentuh titik erotis Cyane, dia sudah lebih dulu berpindah posisi ke area selangkanganku! Kurang aja ikan ini, cepat sekali gerakannya.
"Haaakkkk... Cy-cya-aaakkhhh..."
Aku tak kuasa menahan kenikmatan yang bersumber dari kuluman Cyane. Geli, ngilu, nikmat! Seluruh penisku masuk ke dalam rongga mulut jalang satu ini. Tapi, lidahnya bukanlah lidah manusia. Lidahnya menyelimuti batang penisku, membentuk spiral yang mengelilinginya.
"Mmmhhmm...mmmhh... Mmmmhm..."
Spiral lidah yang melilit penisku bergerak maju-mundur dengan ritme yang mengacaukan ritme permainan tanganku. Fokusku berkurang! Hisapan, jilatan, dan gesekan berlendir yang diterima penisku dari mulut Cyane benar-benar terasa nikmat! Dia bisa mengulum penisku di dalam air tanpa perlu keluar mengambil nafas!
Di saat aku mulai hanyut dalam arus kenikmatan blow job yang diperagakan Cyane, Ruby mendorong wajahku hingga terlepas dari payudaranya. Lalu dengan lincah, dia memutar badannya dan menyodorkan vulva miliknya ke depan wajahku dengan posisi menungging.
Oh... Vagina Ruby yang sudah dibanjiri dengan lendir cinta itu, menganga di depan wajahku. Aku bisa membaca apa yang diinginkan Ruby.
Ya, dia pasti menginginkanku untuk menyantap hidangan mentah tersebut. Aku pun tak pikir panjang lagi.
"Hhamm... Mmhh... Slurrp! Mmmhhmm..."
Kumakan bulat-bulan hidangan mentah yang disajikan Ruby khusus untukku. Lendir di vagina Ruby, sebagian kutelan. Sensasi rasa asin, gurih, dan manis bercampur menjadi satu. Rasa lendir vagina naga memang tidak ada tandingannya!
"Aahh! Lidah Arka... Lidah Arka menjilati vagina Ruby... Aahhh... Enaakk..."
Syla memposisikan tubuhnya di menyelip di belakangku. Lalu ia menjepit kepalaku dengan payudaranya dari belakang. Telingaku merasakan lembutnya payudara besar milik Syla yang ditekan dan diusap-usapkan oleh Syla ke kepalaku.
Ahhh... Surgawi...
"Ukhh... Aahhh... Syla... Kkhhh..."
Cyane beralih dari mengulum penisku, sekarang dia menjilati skrotumku. Sensasi geli yang luar biasa kurasakan di setiap jilatan lidah Cyane. Setiap jilatannya membuat seluruh otot ditubuhku berkontraksi karena menikmatinya.
"Slurrrpp... Mmmhh... Buah zakar Tuanku... Ammmhh... Enak, Tuan? Mmmhh..."
Ren, melihat penisku nganggur, langsung menerkamnya! Teknik oral sex Ren, ini yang kunantikan! Cyane mungkin memiliki anatomi mulut dan lidah yang sangat cocok untuk oral sex. Tapi, meskipun Ren hanya memiliki anatomi mulut yang sama dengan manusia, tapi teknik dan pengalamannya jauh di atas para gadis yang lain.
"Ahaaakkk... Ren... Cyane... Aakkkh..."
Seolah-olah, Ren mampu membaca pikiranku. Ren mengetahui seluk-beluk penisku secara detil. Ren memahami bagian penisku yang mana yang akan memberikan rangsangan maksimal bagiku, dan bagaimana teknik merangsangnya.
Jilatan Cyane pada skrotumku dan permainan Ren pada penisku, membuyarkan seluruh konsentrasiku. Aku kesulitan untuk menjilati vulva Ruby karena rangsangan bertubi-tubi yang diberikan oleh Cyane dan Ren langsung menyengat menuju otakku. Memberikan efek yang setara dengan kejang bagiku.
"Ahh! Cy-Cyane! Ukkhh! Hakk! Ren! Khahh!"
Rangsangan pada penis dan skrotumku benar-benar luar biasa! Menghalangi koordinasi jilatanku pada vulva Ruby dan elusan jemariku pada vulva Syla. Ini... Aku...
"Cyane! Ren! Terus! Ahh! Aku! Akhh! Khahh! Cepat! Cepat! Enak! Hahhh! Hahh! Aaaakkhhh!!!"
*Crooott croooottt croooottt crooott croottt crooottt*
Aku meledak! Aku keluar! Semburan pertama spermaku hari ini jatuh di kerongkongan Ren! Setelah semburan pertama, Ren langsung melepas kulumannya dan memberikan semburan berikutnya mengotori wajah cantik dan dewasa Cyane!
"Arka... Mani Arka terasa kental dan lezat!" Ucap Ren sambil tersenyum dan berkumur dengan maniku di mulutnya, lalu menelannya.
"Tuan Arka... Terima kasih atas berkahmu yang berserakan di wajah hamba ini!" Cyane, mengumpulkan maniku yang berserakan di wajahnya dengan jari telunjuk, lalu menjilatinya dan menelannya.
Setelah selesai ejakulasi, aku masih belum puas. Aku tidak akan puas begitu saja. Penisku masih mengacung dengan perkasa menghadap langit. Aku harus mengacak-acak empat orang perempuan ini!
"Kalian! Kita keluar dari bak mandi!"
"A-ahh... Tuan..."
"Uhm!"
"Okay!"
"A-Arka..."
Mereka melepas diri dari tubuhku. Lalu aku keluar dari bak mandi, diikuti empat orang wanita ini. Sebelum keluar, kugendong Ruby dan kemudian kuletakkan dia telentang di lantai, mengangkang.
"Ruby, siap-siap!"
"Iya, Ark--aahhhkk! Arkaa... Penis Arka masuk ke vagina Ruby... Vagina Ruby rasanya geli... Ahh... Enak Arka... Aaaahhh..."
Tak berlama-lama lagi, langsung kutancapkan penisku ke dalam lubang kenikmatan Ruby yang dari tadi sudah dibanjiri lendir cinta. Kami melakukannya dengan posisi misionaris.
Syla, duduk di belakang kepala Ruby, lalu memangkunya sehingga wajah Ruby menatap lurus ke wajahku. Lalu kedua tangan Syla mulai bermain dengan puting susu Ruby. Puting susu Ruby yang tenggelam itu perlahan muncul ke permukaan dan mengeras.
"Ahh, ahh, aah, aah, keluar masuk, ahh, ahh, penis Arka, ahh, aahh..."
Ruby terlihat begitu menikmati setiap gesekan permukaan kulit penisku terhadap dinding vaginanya.
Ren duduk di samping Ruby berbaring. Lalu dia melepaskan salah satu tangan Syla, dan mulai menjilati puting susu Ruby sambil meremasnya dengan satu tangan. Syla yang memiliki satu tangan bebas tersebut, memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam mulut Ruby yang menyambutnya dengan jilatan bernafsu.
"Tuan Arka... Silahkan menikmati ini..."
Cyane, berdiri di samping kananku, lalu membungkuk. Dua payudaranya yang memiliki ukuran besar tak wajar itu, ditempelkannya ke bagian kanan kepalaku. Lalu dia memegang payudara kanannya dan menyuapiku puting susunya yang sudah mengeras.
"Mmhh... Slurrp... Mmhhh..." Aku hisap dan jilat puting susu yang sudah disuguhkan Cyane untukku dengan kasar, sambil sesekali menggigitnya dengan gemas.
"Aaahh... Sabar, Tuan Arkahhh... Pelan-pelan... Ahhh... Kalau Tuan kasar seperti itu.. Putingku sakit... Sakiit... Tapi... Kenapa bisa nikmat sekali... Uuhhh..." Ucap Cyane sambil menikmati nyeri yang dirasakannya pada puting susunya.
Aku tidak mempedulikannya. Naga yang sedang kuentot dengan brutal ini, dan Dagon yang putingnya sedang kulumat ini, tidak akan terluka hanya dengan perlakuan kasar setaraf ini.
"Ugh, uhh, ukh, ugh, ugh, uhh, ugh, gimana Ruby? Enak? Hah? Mau yang lebih kasar lagi?"
"Ahh, aah, aah, ahh, enakhh, Arkahhh, lagihh, ahh, lebih kasar lagihh, ihh, ahh, ahh..."
"Kamu yang minta ya, Ruby! Darknes Creation!"
Dengan dark magic yang kumiliki, aku membuat penisku menjadi bergerigi dengan menyusupkan dark magic ke bawah lapisan kulitku dan memberikan tekstur bergerigi pada seluruh kulit penisku.
"Haakkhh! Arkahh! Apa ini!? Penis Arka semakin kasar rasanya! Kulit penis Arka menjadi bergerigi! Enakhh! Ahh! Enaakk! Akkhh! Arkahh! Ruby! Mau keluaarr!"
"Ugh, ugh, ugg, uhh, ugh, Ruby mau keluar!? Ugh, coba aja kalau berani! Kamu bakal nyesel! Ugh! Uhh! Uhh!"
"Ruby! Nggak bisa nahan! Ruby! Enak, Arka! Enaakk! Ke-! Ke-! Keluaaarr! Ruby kekuaaar! Aaaaaakkkkhhhh! Aaaaaakkkhh! Aaaaaaakkkhhhh! A-Arkaa! Udah! Ruby udah keluaaar! Aaakkkk! Aaaakkkh! Akkhh! Arkaaa! Udaaahhh! Ngilu Arka! Vagina Ruby! Aaaakkkk! Vagina Ruby ngilu rasanya! Aaaakkkk! Aaaaaakkkkh!"
Ruby sudah keluar. Aku merasakannya! Aku merasakan seluruh dinding vaginanya berdenyut, berkontraksi lalu relaksasi dengan ritmis. Diiringi dengan semakin basahnya vagina Ruby.
Tapi aku akan menyiksa gadis ini. Aku tidak akan berhenti meskipun dia sudah klimaks! Aku akan memeras seluruh tenaga yang ada dalam tubuhnya! Aku akan membuat klimaksnya tersiksa hingga ia merasakan ngilu pada vaginanya!
"Arkaa! Aaakk! Udah! Udah! Arkaaa! Aaakkh! Aaaakk! Ahakk! Udaah! Stop Arka! Berhenti! Aaaakkkk! Kepala Ruby mau pecah! Haaakkk! Udaahh! Ngiluuuu! Ahaakk!"
Aku tidak peduli. Aku akan terus menghujamkan penisku berulang-ulang dengan cepat. Kucengkram pinggulnya agar dia tidak bisa melepaskan vaginanya dari penisku.
"Aaakkk! Arkaaa! Aaaakkhh! Aaaaaa! Aakkk!"
Ruby terlihat tersiksa oleh orgasmenya sendiri yang tak kunjung reda. Dia kesulitan bernafas. Ruby mulai menggeliat untuk melepaskan dirinya dari rangsangan intens yang kuberikan kepadanya.
"Arkaa! Am-! Ampuun! Aaakkh! Khaaakkk! Ngilu sampai perut Ruby mau meledak rasanya! Aahhaaakk! Aaaaaaakk! Aaakkkk!"
Oh, sepertinya Ruby sudah tidak kuat lagi. Dia terlihat seperti mau pingsan. Hahaha! Baiklah, sepertinya ini cukup. Aku harus mengeluarkan maniku di dalam vaginanya!
"Ruby! Ruby! Rubyyy! Haaaakkkk! Haakkk! Aaaakkkh!"
*Croooottt crooooottt crooott croooottt crrroooott*
Ejakulasiku yang kedua, kumuntahkan di dalam vagina Ruby dengan hentakan pinggul yang sangat keras.
"Aaahhhkkk! Aaakkk! Aarrkkaaaaaaaaaaahhakkhhaaakkkhhhaaaakkk!"
Spermaku mengalir keluar dari celah antara penisku dengan dinding vagina Ruby. Setelah menerima spermaku, tubuh Ruby masih menggelepar-gelepar di lantai. Orgasmenya masih berlangsung untuk beberapa menit setelah kucabut penisku.
Setelah selesai menggelepar, Ruby hanya tergeletak lemah. Masih mengangkang, dengan maniku yang masih mengalir keluar dari vaginanya secara perlahan.
Mata Ruby hanya terlihat bagian putihnya saja. Air matanya mengalir dan menggenang di telinganya. Liurnya mengalir keluar dari mulutnya yang terbuka. Ruby pingsan akibat orgasme yang terlalu intens dan berlangsung lama.
"Hahh... Hahh... Sekarang... Giliranmu, Ikan Lacur!" Bentakku sambil mendorong tubuhnya hingga jatuh telentang di sampingku.
"Aahh! Tuan Arka! Jangan siksa aku seperti Ruby!"
"Diam!"
"Iyaaahhh! Apa ini!? Penis Tuan Arka! Cyane tidak pernah merasakan penis yang seperti ini! Aaaahhh!" Cyane menjerit ketika penisku yang masih bergerigi dan belum lemas ini langsung kuhujamkan ke dalam vaginanya tanpa aba-aba.
"Dasar lonte! Mampus kau kali ini!"
Kedua tungkainya yang mengangkang itu kuangkat dan kusatukan di depanku hingga lurus. Lalu kudorong sampai menyentuh wajahnya, sehingga posisi vaginanya terangkat.
"Tu-Tuan Arka! Ahh! Aahh! Sempit! Aakkh! Gesekan penis Tuan Arka! Ahhh! Bergerigi! Sakit! Ahh! Tapi ini... Nikmaat! Aakkh! Aaakkhh!"
Dengan posisi Cyane seperti itu, aku mengangkang menindih kemaluannya yang masih tersumpal oleh penisku, dari atas. Syla dan Ren membantuku memegangi kedua kaki Cyane sambil merangsang payudara dan puting susunya.
"Aakk! Tuan! Arkahh! Aahhh! Ini! Ahhh! Luar biasa! Perih! Nikmat! Enak! Kasar tapi nikmat! Aahhhk! Penis Tuan Arka! Aaakkkhh! Paling nikmat yang oernah hamba rasakan! Ghaahh! Aaaggh!"
"Nikmatin waktumu... Karena sebentar lagi, kau bakal kusiksa! Perempuan jalang!"
"Aahh... Tatapan... Ahhh... Penuh kebencian... Akkh... Suka... Cyane suka... Kekasaran Tuan ditambah penis yang membuat ngilu ini... Aakkkhh! Enaakk... Tuan... Terus... Haahhh..." Cyane menikmati rasa nyeri pada vaginanya akibat gesekan penis bergerigi milikku.
Cyane benar-benar masochist. Semakin kusakiti, semakin dia merasakan kenikmatan dan kepuasan.
"Huppp... Arrgh..."
Aku gulingkan tubuh Cyane ke samping tanpa mengeluarkan penisku dari vaginanya. Lalu kulingkarkan kedua lenganku di pinggangnya yang memiliki bercak sisik berwarna kebiruan itu. Kuangkat dia, sehingga posisi kami sekarang menjadi doggy style sambil berdiri.
Kami berada cukup jauh dari tembok. Tak ada yang bisa dipegang Cyane untuk menopang tubuhnya. Karena itu, kujambak rambut biru muda bergelombang miliknya untuk menahan berat badannya sambil terus memompa penisku keluar masuk vaginanya.
"Aahhakkk! Tuan Arka! Ahh, ahh, luar biasa, ahk, enak sekali, uhh, uhh, uuh, uuhh..."
Setelah beberapa lama, Cyane malah menikmati rasa nyeri akibat jambakanku. Ahegao-nya Cyane semakin tak beraturan saking tidak wajarnya perasaan nikmat dan nyeri yang dirasakannya.
Kalau begini terus, akan menjadi datar. Kucabut penisku dari vagina Cyane.
"Ahh... Eh? Tuan Arka? Kenapa dicabu--HAAAKKK!!! Jangan! Aaakk! Jangan di situ! Ghaakk! Tu--aaakk! Ja-jangaan! Ghaaakk! Jangan dimasukkan ke situ, Tuan Arka! Pantatku! Jangan di lubang pantatku! Haaakkk!"
Setelah penis bergerigi ini kucabut dari liang bercinta Cyane, langsung kutancapkan ke anusnya. Tanpa ada persiapan, tanpa ada pemanasan, anusnya melebar dengan tiba-tiba setelah didobrak secara paksa oleh penis ereksi yang bergerigi ini. Tanpa ampun, langsung kugoyangkan pinggulku maju mundur.
Cyane memberontak, berusaha mengeluarkan penisku dari lubang pantatnya. Tapi, apalah daya seekor Dagon lemah di hadapanku yang telah menggunakan Darkness Enhancement? Str dia paling kuat hanya sekitar 300-an. Sedangkan Str-ku, di atas 1.000 poin. Mampus pelacur ini!
"Hahh! Hahh! Hah! Hahh!"
Semakin kasar hentakan pinggulku terhadap pantatnya. Gerigi di seluruh bagian penisku menggasak anus dan rektum Cyana dengan semakin kasar pula. Sepertinya, dia belum pernah melakukan hubungan seks melalui lubang pantatnya. Rasakan ini, lonte!
"Ghaakk! Haaakk! Aaakkk! Tuan Arkaa! Lubang pantatku! Aaahh! Sa-sakit! Pantatku panas! Haaahhh! Aaakk! Pantatku rasanya seperti terbakar! Aakkk! Perih sekali Tuan Arka! Rasanya seperti ingin BAB! Tuan Arka! Hamba tidak kuat! Aaakkkkhh!"
Cyane kesakitan. Ahegao yang dari tadi diperlihatkannya, kini telah rusak. Air matanya bercucuran, liurnya mengalir ke dagunya. Wajahnya memerah. Matanya melotot menahan sakit di anusnya.
Tapi... Sambil kesakitan seperti itu, masih terlihat sedikit senyum di bibirnya. Semakin kupercepat gerakan penisku. Akan kurobek anus Dagon ini!
"Ahhkk! Sakit! Tuan Arka! Hakkk! Haakk! Sakitt! Ghaakk! Perih! Sakit! Pantatku perih! Penis Tuan Arka yang bergerigi itu bisa merobek pantatku! Haakk! Sakiiit! Sakiiit Tuan! Hamba... Hamba mau keluar! Tuan Arka! Aakk! Aakk!"
Hah! Pelacur sialan! Lewat anus pun kamu masih bisa orgasme ternyata? Rasa nyeri yang hebat itu meningkatkan rangsangan pada saraf pusatnya sehingga dia langsung mendekati orgasme walaupun aku belum lama memperkosanya seperti ini.
Aku semakin, dan semakin mempercepat gerakanku. Aku melihat bercak darah pada batang penisku. Aku tidak peduli lagi apakah anusnya sudah robek atau lecet, aku tak peduli. Dan karena dia sudah hampir keluar, aku menahan nafasku agar aku juga cepat mendekati orgasme.
"Haakkk! Tuan! Pantat hamba terbakar oleh gesekan penis yang luar biasa milik Tuan! Sakiiit! Terus Tuan! Lebih cepat! Lebih sakit lagi! Lebih cepat Tuan! Aahhhkk! Hamba keluar! Keluar! Keluar, Tuaaan! Haaaakkk! Aaahhhaaaaaakkkk!!!"
"Aku! Juga! Ahh! Ahh! Haakkkkk!"
Beberapa saat setelah Cyane orgasme dari rangsangan melalui anusnya, aku pun mencapai orgasmeku yang ketiga. Penisku seperti dicekik kuat oleh otot anus Cyane. Membuat saluran urethra di penisku menyempit. Aku bisa merasakan maniku mencoba mendobrak jepitan anus Cyane dan menyembur di dalam lubang pantatnya.
"Aaaahhhhhaaaakkkkk!!! Tuan Ar--"
*Brukk*
Cyane terjatuh di lantai setelah kulepaskan jambakan pada rambutnya. Tubuhnya menggelepar di lantai dalam posisi menungging. Kulihat di anusnya, spermaku mulai keluar dari sana, setees demi setetes, dan sudah mulai encer dan mulai bening.
Anime hentai brengsek. Memberikan informasi yang salah. Mana bisa orang ejakulasi berkali-kali dalam waktu dekat dan mani yang keluar tetap banyak, apalagi kental.
"Hahh... Hahhh... Tuan Arka... Terima kasih... Untuk cinta yang Tuan berikan... Kepada hamba... Sampai rasanya seisi lubang pantat hamba Tuan buat jadi hancur di dalamnya... Hahhh... Hahh..."
Masih posisi menungging dan lemas, Cyane mengucapkan terima kasih kepadaku. Karena cinta yang kuberikan? Ngawur. Itu tadi penyiksaan yang kuberikan kepadanya, bukan cinta. Pelacur masochist.
Hubungan seks yang kulakukan dengan Cyane, sama sekali tidak melibatkan perasaanku. Aku jadi merasa hambar dan sedikit sedih. Sedih karena sperma ini kubuang tanpa memberikanku kepuasan batin.
Tapi ini belum waktunya beristirahat. Ren dan Syla yang hanya mampu tercengang melihat adegan terakhir tanpa ikut berpartisipasi, sekarang malah menunjukkan sedikit ekspresi takut kepadaku.
"Ren, Syla, aku nggak bakal perlakuin kalian kayak Ruby, apalagi Cyane. Karena aku tau kalian nggak punya tubuh sekuat mereka."
"Hah... Syukurlah..." Ucap Ren lega.
"Arka... Barusan nyeremin..." Kata Syla.
"Heheheh... Kalian berdua tenang aja... Sini, dua wanita kesayanganku..." Kataku sambil membentangkan kedua lenganku untuk memeluk mereka.
Syla dan Ren berjalan mendekatiku dengan tenang. Sepertinya mereka percaya kepadaku. Oh, ya. Aku nonaktifkan gerigi pada penisku.
Seperti biasanya, Syla kupeluk dengan lengan kanan, dan Ren dengan lengan kiri. Kucipok mereka berdua bergantian. Sambil kedua tanganku menyusuri bokong mereka hingga jemariku sampai pada bagian depan lubang vagina mereka masing-masing.
"Aahh... A-Arka..." Ren melenguh ketika jemariku mulai melakukan gerakan merangsang vaginanya.
"Mmmhhh..." Syla juga melenguh sambil cipokan denganku ketika hal yang serupa kulakukan padanya.
Setelah beberapa lama berada dalam posisi itu sambil terus merangsang vagina mereka yang lendirnya sudah mengalir ke paha mereka, dengan bahasa tubuh kuajak mereka berbaring di lantai.
"Kita mulai sekarang, ya... Kalian berdua sekaligus." Kataku sambil tersenyum kepada Syla dan Ren.
"Um."
"Iya."
Mereka berdua mengangguk dengan pipi memerah. Mereka malu? Malu karena melakukan ini bertiga sekaligus? Tapi, mereka pasti menginginkannya. Lendir yang tumpah-tumpah dari vagina mereka adalah buktinya.
Tanpa berbicara, aku memposisikan Ren telentang di lantai. Lalu Ren kusuruh menungging di atas Syla. Aku akan bersenggama dengan dua gadis cantik ini sekaligus.
Tapi, aku harus mempersiapkan vagina Syla dulu. Vaginanya masih baru pertama kali melakukan hubungan seks sebelum ini. Dia belum terbiasa dengan ini.
Sementara untuk Ren, aku hanya akan menggunakan jariku untuk menggesek dinding vaginanya. Ini akan kulakukan sampai vagina Syla benar-benar siap untuk yang lebih gila.
"Syl, aku masukin, ya... Kamu rileks aja."
"Um." Jawab Syla.
"Arka baik banget..." Ren mengomentari yang aku lakukan, karena dia pasti mengerti maksud dan tujuanku.
"A-aahhh... Penis Arka yang besar itu... Haahhhh... Menggesek seluruh dinding vaginaku lagi... Ahhh... Hangat... Penis Arka membuat vagina Syla terasa hangat..." Syla mengungkapkan yang dirasakannya ketika kumasukkan penisku perlahan.
Perlahan kumasukkan penisku ke dalam vagina Syla sampai mentok. Lalu, baru aku mulai menusuk vagina Ren dengan dua jari.
"Arkahhh... Klitorisku, Arkahh... Sentuh klito--aaahhhh..." Ren memanggil namaku sambil memintaku untuk merangsang klitoris pink mungil miliknya.
Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan. Seritme dengan gerakan tanganku kepada Ren cantik yang menungging di hadapanku.
"Aahhh... Aahhhh... Penis Arkahhh... Bergerak terus, menggesek isi perutku... Haahhhh... Ujung penis Arka berkali-kali mencium cervix Syla..."
"Arkahhh... Aahhh... Jari Arka nikmat... Aahhh... Jari Arka berputar-putar menggoda klitoris Ren... Ahhh... Aaahh..."
Syla dan Ren terdengar begitu menikmati seks ini. Walaupun awalnya mereka terlihat malu, tapi sekarang sudah tidak ada lagi perasaan malu yang tercermin dari suara dan bahasa tubuh mereka. Hanya ada enak dan nikmat.
"Uhh... Syla... Vaginamu... Enaakk... Aahhh... Seluruh permukaan bagian dalam vaginamu... seperti memeras penisku sampai kering... Ahhh... Enak banget..."
Vagina Syla masih sama rasanya dengan saat pertama kali kami berhubungan seks. Vagina Syla sempit, dan terasa seperti meremas penisku pada setiap gesekannya. Nikmat sekali kamu, Syla...
Syla semakin rileks. Terasa dari remasan vaginanya yang sudah mulai mengendor dan banyaknya lendir yang dikeluarkan oleh vaginanya. Ketika penisku kutarik, batang penisku berlumur banyak lendir berwarna putih dan agak kental dari Syla. Gadis ini sudah bisa benar-benar menikmatinya. Aku semakin mempercepat gerakanku secara perlahan.
"Ahh ahh ahh Arkahh mmhh geli banget mhh mmhh vagina Syla gelii uhhh uhh ahhh..." Syla mulai meracau.
"Udah nggak sakit lagi, Syla sayang?"
"Mmhh mmhhh enakhh sayangghh ahh ahhh ternyata seperti ini kenikmatan dari berhubungan seks aahh aahh..."
Setelah beberapa menit, gerakan piston penisku sudah menjadi cepat. Tak ada tanda-tanda bahwa Syla merasakan nyeri. Lendir putih milik Syla semakin banyak. Semakin banyak lendir yang melumuri penisku, sebagian mengalir ke skrotumku.
"Ahhh Arka... Ren mau... Ren mau Hercules Junior... Masukin... Ren juga mau... Vagina Ren rindu dengan gesekan kasar penis Arka... Arka sayang... Masukiiin..."
Sepertinya Ren sudah tidak tahan. Maaf Syla, aku juga harus memperhatikan Ren.
Lalu kucabut penisku dari vagina Syla, dan kumasukkan ke dalam vagina Ren yang dari tadi sudah menahan rasa gatal ingin bersetubuh denganku.
*Blesss*
"Hhhaahhhhh... Masuk! Hercules junior sudah berada di dalam tubuh Ren! Ahh ahh ahhh aahhh..."
Penisku masuk ke dalam vagina Ren tanpa ada hambatan. Jauh berbeda dengan vagina Syla, vagina gadis rubah ini begitu lentur dan licin, dan dindingnya seperti memiliki gerigi yang lembut. Jika vagina Syla rasanya ngilu nikmat, vagina Ren rasanya geli nikmat.
"Oohhh... Ren... Vagina Ren sangat lentur dan licin... terkadang serasa seperti meremas penisku... Terkadang seperti melepaskan remasannya... Enakkk... Penisku... Rasanya nikmaat... Ren jago banget... Ahhh..."
"Ahh... hahh... aahh... hahh... hahh Arka... ahh... Ren... ahhh... juga merasa... nikmat... ahhh... Penis Arka memenuhi vagina Ren... Vagina Ren jadi seperti dipaksa melebar... Nikmatnya... Ahh..."
Syla mengelu-elus klitorisnya dengan jarinya sendiri yang dia selipkan melalui bagian bawah perut Ren yang sedang menungging di atasnya. Tapi, itu tidak bertahan lama. Tidak cukup bagi Syla hanya dengan menyentuh dirinya sendiri.
"Arka... Syla mau lagi... Syla mau penis Arka juga..." Ucap Syla memelas.
Ah! Aku tidak bisa begini terus. Mereka berdua, harus kuselesaikan bersama-sama! Baiklah, akan kumanfaatkan status poinku yang sangat tinggi ini. Agility dan Dexterity yang melebihi 1.000 poin ini akan kumanfaatkan dengan maksimal!
"Ok, kalian berdua siap, ya... Aku nggak akan terlalu lembut seperti barusan lagi."
"Arka... Penis Arka... Syla mau penis Arka... Isi rahim Syla dengan benihmu, Arka..."
"Ren juga mau... Jangan abaikan Ren... Ren juga sangat menginginkan penis Arka. Hamili Ren... Ren ingin mengandung anak dari Arka..."
"Ok! Hah! Hah! Hah! Hah! Hah! Hah!"
"Ahh! Ahh! Arkaa! Rasanya aneh! Tapi enak! Akh! Penis Arka masuk dan keluar dengan cepat! Ahh! Akkh!" Kata Syla, terus-menerus mengungkapkan yang dirasakannya pada vaginanya.
"Hak! Hah! Ahh! Ahh! Akh! Arka ada! Lalu pergi! Ada lagi! Pergi lagi! Ahh! Enak, Arka! Ahh! Aahh!" Ren juga tidak berbeda dengan Syla, mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Aku secara bergantian menusuk vagina dua orang wanita yang sedang bertumpuk di depanku. Vagina mereka haus akan spermaku.
*Jlebb clokk jlebb clokk jlebb clokk*
Kutusuk vagina Syla sampai mentok, lalu kucabut dan kutusukkan ke vagina Ren sampai mentok juga. Lalu kucabut lagi dan kutusukkan ke vagina Syla lagi. Terus-menerus. Bergantian.
Dengan Agi sebesar ini, aku melakukannya dengan cepat sehingga mereka hampir tidak merasakan jedanya. Dan dengan Dex tinggi ini, aku dapat menusuk lubang kenikmatan mereka berdua dengan sangat akurat.
"Ah! Arka! Penis Arka! Akh! Ren suka ini! Ren suka! Gesekan penis Arka! Ren sukaa! Hah! Enak! Arka! Nikmat!" Ren berteriak setiapkali kutusukkan penisku ke vaginanya.
"Uhh! Ukh! Uhh! Hah! Penis Arka dengan mudah mendobrak pintu masuk vagina Syla! Hahh! Lalu dengan paksa mencabutnya! Rahim Syla seperti disedot keluar saat Arka mencabut paksa penisnya! Ahh! Geli! Sayang enak! Ahh!" Bergantian dengan Ren, Syla juga berteriak setiap penisku menancap dalam ke vaginanya.
Lendir cinta Syla, lendir birahi Ren, dan sedikit lendir nafsuku yang bening, semua telah bercampur menjadi satu. Vagina mereka berdua semakin terasa licin akibat lendir yang keluar sudah banyak.
Aku semakin mempercepat gerakan maju mundur untuk menusuk dan mencabut penisku terhadap dua buah vagina yang terpampang di hadapanku. Sekitar 30 menit telah berlalu. Dan aku mulai merasakan kegelisahan pada tubuh dua gadisku ini.
"Arka! Badan Syla! Rasanya aneh! Ohh! Ahh! Rasanya! Semakin kuat! Arkahh! Ahh! Aku kenapa! Ahh! Perut Syla semakin ngilu! Tapi enak banget! Aahh!"
Syla tampaknya sudah mendekati orgasme. Tapi dia tidak tahu, karena dia belum pernah orgasme sebelumnya.
"Ren mau keluar! Ahhk! Ahh! Aahh! Arka! Cepat! Lagi! Ahh! Udah mau keluar!"
Ternyata, Ren juga sudah hampir mencapai klimaksnya.
Mendengar desahan dua orang gadis yang sudah hampir orgasme ini, otakku langsung tegang! Rasa geli yang nikmat mulai menjalar dari akar hingga ujung penisku! Aku juga sudah mendekati puncak kenikmatan!
"Aku! Aku juga! Ugh ugh ugh ugh hah hah hah hah hah hah hah hah hah KELUAAARRRR!!! GHAAAAAAAHHHH!!!"
"REN JUGAAA! AAAAAHHHHKKK!!!"
"Syla! Syla rasanya mau meledak! Mau pecah! Rahim Syla seperti berkontraksi! Kenapa ini! Akkkkk KYAAAAAHHHHHH!!!"
*Crooottt clokk jlebb croooott clokk jlebb croooottt clokkk jlebbb crooottt clokk jlebb crooottt clokk jlebb croootttt*
Semburan pertama benih-benih cinta dariku masuk ke vagina Syla. Lalu sebelum semburan kedua, kucabut dan kumasukkan dengan cepat ke vagina Ren. Membuat semburan kedua keluar di vagina Ren. Lalu kucabut dan kutancapkan lagi ke vagina Syla dengan cepat sehingga semburan ketiga tumpah di dalam vagina Syla.
Terus-menerus seperti itu. Hitungan ganjil masuk ke vagina Syla semua, sedangkan hitungan genap semuanya masuk ke vagina Ren. Sampai penisku berhenti berejakulasi.
"Hahh... Makasih, sayangkuhh... Hahh... Haahh..." Ucap Syla sambil memburu nafasnya.
"Ahh... Hahh... Hahh... Arka hebat... Arka yang paling hebat di dunia... Hahh... Terima kasih, sayanghh... Hahh... Hahhh..." Kata Ren sambil terengah-engah.
"Kalian berdua... Benar-benar luar biasa... Aku sayang kalian..."
"Ren juga sayang Arka!"
"Syla juga sayang sama Arka!"
Semua energiku habis. Aku tumbang ke arah punggung Ren, lalu memeluk mereka berdua. Kami diam di sana untuk beberapa saat sampai nafas kami mendekati stabil lagi.
Syla, Ren, Ruby, bahkan lacur mesum Cyane, aku habisi sekaligus. Maniku yang kusemburkan ke dapam vagina Ren dan Syla mulai mengalir keluar. Sudah lebih bening warnanya, dan lebih encer daripada sebelumnya.
Eh? Aesa kok tidak ada di ruangan ini? Sejak kapan dia menghilang? Jangan-jangan pemandangan barusan terlalu intens untuk dia sehingga dia keluar duluan? Hehe... Nanti dia akan merasakannya juga jika sudah waktunya. Dia juga calon istriku, bukan?
Oh, ya. Berbicara soal calon istri... Sepertinya aku harus membuat keputusan yang tegas atas hubunganku dengan Syla dan Ren.
_______________________________________
PLEASE VOTE !!!
Akhirnya selesai jugaaa! Sebenarnya saya kurang bersemangat menulis semua chapter hentai. Tapi saya harus menulisnya karena saya tidak menyukai romance yang tanggung-tanggung.
Terima kasih sudah membaca! Panjang juga jadinya. Maklumlah, gangbang soalnya.